Hasil Pemilu Legislatif 9 April 2009 secara garis besar akan memperlihatkan kekuatan capres dari partai-partai terkait, yang dapat maju satu paket, capres-cawapres, dalam bentuk koalisi, berkompetisi pada Pilpres 8 Juli 2009. Parpol yang berhasil meraih 20% kursi DPR atau suara rakyat 25%, sesuai UU Pilpres dapat menetapkan sendiri capres dan cawapresnya.
Hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2004, Partai Golkar menempati urutan pertama 21,84 % = 128 kursi DPR, PDI-P 19,47 % = 98 kursi, sedangkan Partai Demokrat 7,5 % = 58 kursi.
Kalau Partai Demokrat telah menetapkan SBY sebagai capres, PDI-P dengan Megawati, Prabowo dari Gerindra. dan Wiranto dari Hanura, pertanyaannya, bagaimana dengan Partai Golkar, yang belum juga menetapkan JK sebagai capres? Itu dapat diterjemahkan bahwa Partai Golkar maju ke pileg tanpa capres.
Ini tentu mempersulit posisi Partai Golkar untuk meraih target 30% kursi DPR yang sudah ditetapkan JK tanpa melalui hasil rapat pleno DPP. Walaupun JK, sebagai ketua umum dan Surya Paloh (SP) sebagai ketua dewan penasihat, selama tiga minggu keliling Nusantara melakukan kampanye terbuka, guna meraih target 30%, itu sulit dicapai kalau hanya diserahkan pada kerja keras para caleg.
Partai terkait sudah menetapkan SBY, Mega, Prabowo, dan Wiranto sebagai "ikon" partai masing-masing. Guna meraih kursi DPR sebanyak-banyaknya gabungan kerja keras antara ikon dan caleg akan menghasilkan sinergi yang dahsyat. Sedangkan ikon Partai Golkar adalah Sultan bukan JK atau SP, apalagi kalau dihubungkan dengan tingkat elektabilitas, Sultan selalu tertinggi.
Jusuf Kalla jangan mau terjebak permainan Burhanudin Napitupulu (Burnap), Firman Subagyo, dan Rully Chairul Anwar, yang selalu berpegang pada keputusan Rapimnas 3 tahun 2007, bahwa capres dan cawapres Partai Golkar ditetapkan setelah melihat hasil pileg. Karena memang forum hasil pileg satu-satunya lembaga, yang terukur raihan kekuatan/nilai, capres sebagai ikon partai politik terkait. Kalau JK tidak ditampilkan sebagai capres pada Pileg, dari mana ukurannya JK sebagai capres atau cawapres, maju ke Pilpres 8 Juli 2009. Artinya, untuk menjadi capres atau cawapres JK tidak memungkinkan. Keputusan Rapimnas 3, kemudian dipertegas pada Rapimnas 4 tahun 2008, adalah forum yang tepat, karena memang sesuai konstitusi partai. Tetapi, dihubungkan dengan keputusan 33 Ketua DPD tingkat I, yang telah menetapkan JK sebagai capres tunggal, di sinilah letak permasalahannya. Itu bertentangan dengan UU Pilpres, yang tidak mengenal capres tunggal. Demikian pula keputusan Rapimnas 3 dan 4. Keputusan Rapimnas 3 dan 4 sudah jelas, JK dapat maju pada Pilpres hanya setelah mengetahui hasil Pileg, baik sebagai capres maupun cawapres, bukan keputusan 33 Ketua DPD. Pengertian inilah yang disesatkan oleh Burnap dan kawan-kawan.
"King Maker"
Dalam rangka penyelamatan JK dan Partai Golkar agar keluar dari keterpurukan, jalan terbaik tetapkan JK sebagai king maker dan umumkan segera Sultan sebagai Capres Golkar menghadapi Pileg yang tinggal beberapa hari lagi. Berdasarkan hasil penjaringan dan survei, figur Sultan minimal dapat meraih 20 %, malah peluang lebih besar sangat terbuka.
Dari beberapa capres yang diunggulkan oleh partainya sebagai ikon, sementara ini yang jelas maju adalah SBY, Megawati, Prabowo, Sultan, dan Wiranto. SBY, Mega, dan Wiranto adalah wajah lama yang masih diharapkan oleh pendukung mereka tampil sebagai presiden. Pasangan Prabowo-Sultan atau sebaliknya Sultan-Prabowo, apabila mereka diduetkan untuk memimpin negeri ini, akan sangat kuat. Mengapa? Karena Sultan-Prabowo atau Prabowo-Sultan adalah satu-satunya capres alternatif, sementara SBY, Mega, dan Wiranto, meminjam istilah Rizal Ramli, adalah" capres L4 ( Loe lagi, loe lagi)".
Beberapa alasan mengapa Sultan-Prabowo atau Prabowo-Sultan akan didukung oleh rakyat. Pertama, perlu calon alternatif. Selain mendambakan figur alternatif, bangsa ini memang membutuhkan perubahan kepemimpinan. Realitas politik menunjukkan diperkirakan golput akan sangat besar pada Pileg dan Pilpres 2009. Salah satu faktor penyebab adalah mereka sudah kehilangan kepercayaan terhadap "pemain lama". Ditambah lagi kultur "politik balas dendam" antara SBY dan Megawati, sesungguhnya bukanlah tontonan yang sedap dipandang rakyat. Sedang, Sultan dan Prabowo adalah sosok yang relatif menjanjikan, karena rakyat sangat mendambakan figur capres dan cawapres alternatif.
Kedua, bukan sekadar pergantian pemimpin. Pemilihan presiden dan wakil presiden bukan sekadar mekanisme pergantian pemimpin lima tahunan, melainkan benar-benar mempertaruhkan masa depan bangsa. Dibutuhkan pemimpin yang benar-benar mampu mengemban amanat penderitaan rakyat, khususnya mendatangkan kesejahteraan, adil, makmur dan merata, yang hanya dimungkinkan apabila tercapai pemerintahan yang kuat, bersih, dan aman.
Oleh karena itu, dibutuhkan perubahan kebijakan dan mentalitas pemimpin. Banyak rakyat memilih golput, karena mereka tidak bisa melihat keteladanan yang baik dari seorang pemimpin dan realitas politik di mana para pemimpin kita kebanyakan lebih mengutamakan partai, kelompok, dan individu.
Saya telah terjun ke tengah-tengah masyarakat. Sebagian orang-orang golput begitu membaca presentasi Prabowo Membangun kembali Indonesia Raya, mulai antusias mendukungnya.
Ia menyampaikan komitmen kepada Pancasila dan UUD 1945 yang asli. Sebuah negeri yang sangat plural, seperti Indonesia, tidak mungkin dikelola dengan ideologi agama, itulah pesan penting dari para founding fathers khususnya Bung Karno. Konsep pemisahan negara dari agama tidak sama dengan sekuralisme, yang mendepak agama sama sekali dari penyelenggaraan negara. Hal ini tidak mungkin, sebab masyarakat percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Komitmen Sultan-Prabowo kepada Pancasila tidak diragukan, bahkan keduanya sepakat kita harus kembali ke UUD 1945 yang asli (dengan perubahan yang dianggap perlu saja; misalnya pembatasan masa jabatan presiden dua periode saja). Perlu dicatat, amendemen UUD 1945, sampai empat kali, dilakukan dengan cara tergesa-gesa, hanya demi memenuhi tuntutan demokrasi dan kepentingan para elite eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
Solusi
Visi politik Prabowo, yang mengembalikan UUD 1945, adalah solusi dari kehidupan demokrasi kita yang tanpa arah. Visi Prabowo ini sesuai dengan pemikiran Sultan HB X, yang berakar dari nilai-nilai luhur budaya nasional. Karena itu, duet Sultan-Prabowo atau sebaliknya Prabowo-Sultan benar-benar akan mengguncang jagat perpolitikan Indonesia.
Dalam konsep pertahanan keamanan, menurut konsep Sultan dan Prabowo, sistem kontinental harus disempurnakan dengan sistem maritim, NKRI adalah negara dengan 13.700 pulau besar dan kecil dengan wilayah sebagian besar laut. Warisan lingkungan yang demikian sangat rawan dari segi pertahanan dan keamanan. Karena itu, mestinya bukan saja Angkatan Darat yang kuat melainkan juga Angkatan laut (AL) dan Angkatan Udara (AU). Tanpa stabilitas yang kuat kita tidak mungkin membangun negeri ini.
Sebagian besar rakyat Indonesia adalah petani, nelayan, dan pekerja pasar atau buruh kasar yang selama ini terpinggirkan dalam proses pembangunan ekonomi. Selain memaksimalkan peranan petani dan nelayan, sistem ekonomi nasional kita yang sekarang menuju pada neoliberalisme dan neokapitalisme sangat bertentangan dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia. Subsidi hanya diberikan pada petani, nelayan, dan pekerja pasar, sehingga terciptalah jutaan lapangan kerja di desa dan ini secara langsung memperkecil urbanisasi dari desa ke kota.
Oleh karena itu, dengan kembali kepada Pasal 33 UUD 1945 asli, perekonomian yang berpihak kepada rakyat, yang kita sebut ekonomi kerakyatan, bisa diwujudkan. Saya melihat Prabowo-Sultan mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun ekonomi kerakyatan yang jelas-jelas bersumber pada sila kelima Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945 sebelum diamendemen. Dengan alasan-alasan seperti di atas, saya yakin Sultan-Prabowo atau Prabowo-Sultan adalah pemimpin alternatif.
Setelah mengikuti dengan cermat proses Konvensi DIB (Dewan Integrasi Bangsa), telah tampil seorang capres yang cemerlang, yaitu Marwah Daud Ibrahim. Dalam rangka head to head dengan SBY pada Pilpres, baik Prabowo maupun Sultan bila dapat meraih 20 % suara pada pileg maka pasangan Prabowo dengan Marwah Daud Ibrahim atau Sultan dengan Marwah Daud Ibrahim, juga merupakan "petarung" andal memenangi Pilpres 2009.
Penulis adalah Pengamat Ekonomi, Politik, Pertahanan, dan Keamanan
Prabowo - Sultan Bisa Kalahkan SBY
2009-04-08 Prabowo - Sultan Bisa Kalahkan SBY Anton Lesiangi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
abu jibril
akkbb
al amin
ali gufron
amien rais
Amrozi
andaryoko
anggodo
antasari
antasari azhar
arrahmah
aulia pohan
ayu azhari
Bakrie
bbc
bedebah
bom bali
bpk
brainscannr
buaya
Bung Karno
capres
century
cia
Cicak
cikeas
clara sumarwati
demokrat
dpr
evan brimob
gerindra
golkar
gurita
Gus Dur
gusdur
hanura
imam samudra
indonesia
islam
Israel
jusuf kalla
korupsi
koruptor
kpk
kriminal
malaysia
manohara
marissa haque
megawati
menkes
mer-c
mumbai
munarman
Noordin M Top
obama
palestina
pan
parodi
partai
pemilu 2009
Pemilu2009
pilkada
pilkadal
Pilpres2009
pks
polisi
politik
politikus nyeleneh
polri
ppp
prabowo
presiden
prita
republik
ruhut
sby
Situ Gintung
Soeharto
Soekarno
soraya abdullah
sultan
Sultan HBX
supersemar
supriyadi
susno
sutiyoso
teroris
terorisme
Terrorist
tim 8
wiliardi
williardi
wiranto
yusril
Archives
-
▼
2009
(1212)
-
▼
April
(210)
- Demam Facebook di DPR. :(
- Masjid di Jerman Cakep Tenan!
- Kekerasan Terhadap Bocah! :(
- Tips Hindari Flu Babi!
- Waduh ini Media pro JK, ngapain lagi!
- Waduh ini Media pro JK, ngapain lagi!
- Perubahan Suhu Udara
- Lestarikan Hutan Mangrove
- Merawat Cagar Budaya
- Sampah Cemari Ibukota
- Inilah 9 Tim Sukses SBY
- Cara Sederhana Lepaskan Ketegangan
- Konflik Internal Partai Jelang Pilpres 2009
- Situ Gintung Dibagi Tiga Zona
- DPR Sertifikat Tanah Bermasalah di Situ Gintung
- Situ Gintung Mengamuk Lagi, Satu Mobil Terseret
- Pencucian Uang dalam Pemilihan Presiden
- Homemade Robots Art
- Maling Manfaatkan Google Earth untuk Mencuri
- PKS Resmi Koalisi ke Demokrat
- Berakhirnya Penantian Luna Maya
- Pasca Tragedi Gintung
- Dampak Krisis Global
- Bermain dengan Penyakit
- Sultan: Soal Capres Tunggu Perkembangan Politik
- Pulang Umroh - Manohara Odelia Pinot
- Mangsa Penculikan Suami? - Manohara Odelia Pinot
- Romantik, Manohara Odelia Pinot
- Lidah Mertua (sansevieria) di Hari Bumi
- Chasan Sochib Dinasti - Banten Connections
- Atlantis Hotel - Dubai
- Manohara Odelia Pinot Case!
- JK Tak ke Rapat Kabinet Karena Sudi
- Mayoritas DPD Golkar Ingin Ceraikan PD
- SBY - JK, Kemesraan itu akankah berlalu?
- Peta Politik Teuku Umar Berubah
- PDIP Sambut Golkar: Cinta Tak Pernah Mati
- Ironi Hubungan Alam dan Manusia
- Tidak Percaya Kinerja KPU
- Berharap Pilpres Aman
- Golkar Langsung 'Kencani' PDIP
- Menunggu Angsa Hitam Pilpres 2009
- Golkar Usung JK Nyapres - Akhirnya!
- Negosiasi Maraton PD-Golkar Mentok - Seru dan Rame!
- Golkar Belum Keok, Kursinya 20%
- Politik atau Dakwah itu semua demi PARTAI bung!
- Apa iya SBY milih cawapres dari Golkar?
- Pilih Mana, Amien apa Sutris?
- Unggah-ungguh Politik dalam Pemilu
- Sulasikin Jadi Menteri Tapi Tak Punya Rumah
- Suara Jeblok, Bantuan Untuk Masjid pun Diambil Lagi
- Tabulasi Nasional KPU Mengecewakan
- Gubernur DKI: Jalan Umum Tak Boleh Diportal
- Suami Gubernur Banten Melaju ke Senayan
- Golkar Se-Jabar Tolak JK Jadi Capres
- Kartini Connections - re hari Kartini 21 April
- SBY Harus Kembali Injak Bumi
- Lomba Mewarnai Celengan
- Penangkapan Diponegoro
- Anjungan Banten di TMII Diresmikan
- Awesome Confounded Flyovers around the World
- Nemo 33 - Deepest Swimming Pool in the world
- Photos of Historical Motorcycles
- Lost Island (an amazing nature)
- Ayo ... Bacalah Hasil Survei
- Buruh Selamatkan Toshiba
- Menyikapi Pileg 2009
- Kader PPP Menggugat
- Adakah Kans Mega 'Kalahkan' SBY?
- Gagal Jadi Caleg Malah Gelar Syukuran - LANGKA!
- Lembaga Survei 'Main Api' Lagi
- Mega Gaet Sultan untuk Pecah Golkar
- Rivalitas Militer SBY Vs Prabowo
- Mega Restui Sultan-Puan?
- Apa Iya, Megawati akan Mandeg Mandito?
- Apa Iya, Megawati akan Mandeg Mandito?
- Jaringan Internet KPU Diserang Oleh 'Cybercrime'
- Disengat Lebah ?!
- BELUM TAHU SURGA DUNIA
- Inikah harapan Partai Golkar, bersandingnya kembal...
- Katanya Dulu Lawan kok Sekarang berKawan - Itukah ...
- Katanya Dulu Lawan kok Sekarang berKawan - Itukah ...
- Siapa Melawan Siapa - Persaingan Capres
- Siapa Melawan Siapa - Persaingan Capres
- Contoh Surat Suara Pilpres
- Contoh Surat Suara Pilpres
- Pesan untuk Capres
- Seputar Jogja 2 - Cosmic Fav. Photo
- Seputar Jogja 1 - Cosmic Fav. Photo
- Yogyakarta City Map
- Belajar Membuat Kamera Lubang Jarum
- Halo-halo, Perlu Kaos Budi Anduk for President?
- Halo-halo, Perlu Kaos Budi Anduk for President?
- PDI Perjuangan "Terpuruk" di Kampung Taufik Kiemas
- Forsun Dukung Sri Sultan HB X Jadi Capres
- Ditemukan Surat Suara Bergambar Palu Arit
- Ketua KPPS Tinggalkan Tugas Demi Pacaran - Ada-ada...
- FIGUR KEPEMIMPINAN = HASIL PEMILU LEGISLATIF 2009
- MANUVER KOALISI PARTAI PEMILU 2009
- SURAT UNTUK PARA NYAMUK - re FOGGING GRATIS para C...
-
▼
April
(210)
No comments:
Post a Comment