(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Seringnya Sultan Hamengku Buwono X bertemu dengan capres PDIP Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai strategi cadangan PDIP apabila Mega tidak berhasil menggaet Jusuf Kalla. Sultan dianggap bisa menarik sebagian pemilih Golkar.
"PDIP berharap gerbongnya bisa mendapat sebagian suara Golkar," kata Wakil Direktur LP3ES Sudar D Atmanto kepada INILAH.COM, Jakarta, Kamis (16/4).
Dijelaskan Sudar, sebelum pemilu legislatif 9 April lalu, JK-Mega telah bertemu dalam rangka menjalin komunikasi politik. Hasil quick count lembaga survei yang cukup mengejutkan dengan Partai Demokrat keluar sebagai pemenang pemilu. Sedangkan PDIP maupun Partai Golkar hanya meraih 14-15% suara. Hal ini jelas mengubah dan memperjelas peta politik saat ini.
Kecenderungan koalisi Golkar, ujar Sudar, mengarah ke PD dengan mendukung duet SBY-JK kembali. Hal ini ditandai dengan bertemunya JK dengan SBY di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor 13 April. "PDIP mungkin melihat JK sudah ke sana. Dan diantara kader Golkar yang lain dari segi elektabilitasnya yang cukup baik kan Sultan," imbuhnya.
Sekalipun Mega tidak maju sebagai capres, Ketua Umum PDIP tersebut bisa menjadi king maker bagi terwujudnya pasangan Sultan-Prabowo. Duet ini, dinilai Sudar, bisa menyaingi kekuatan SBY. Namun, yang menjadi kendala siapa yang akan menduduki RI-1 dan RI-2.
"Nanti tinggal diatur mana yang RI-1 dan mana yang RI-2. Sultan di antara kader Golkar lain, dia yang paling bagus elektabilitasnya sebgai capres dan kalau Prabowo juga menunjukkan grafik yang meningkat," pungkasnya.
Pasca pemilu legislatif, Sultan tercatat sudah dua kali datang ke kediaman Mega. Saat pertemuan antara Mega dengan pimpinan parpol lainnya pada Selasa 14 April. Sultan menyatakan kedatangannya atas nama pribadi, bukan atas nama partai. Pada 15 April, Sultan juga menyambangi Mega. [bar]
No comments:
Post a Comment