VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat. Nama cawapres dari PKS untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sudah diputuskan kemarin. Belajar dari 'insiden' Golkar, PKS akhirnya merahasiakan sang nama cawapres.
"Nama (cawapres) itu sudah diputuskan. Kesepakatan untuk tidak mengungkap ke publik untuk menjaga etika dan politik. Terutama belajar dari kasus Golkar kemarin," kata Presiden PKS, Tifatul Sembiring, dalam perbincangan dengan VIVAnews melalui telepon, Minggu (26/4) malam.
Kasus Golkar yang dimaksud Tifatul adalah soal pengumuman Partai Golkar yang menyatakan putus hubungan koalisi dengan Partai Demokrat. Saat itu, Partai Demokrat tidak menduga bahwa Golkar akan menyatakan keputusan yang dinilai sepihak. "Kami tidak ingin itu terulang kembali," ujar Tifatul.
Hasil Musyawarah Majelis Syura PKS kemarin memutuskan dua hal. Pertama, PKS secara resmi berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono. Koalisi ini dilakukan apabila kontrak politik disepakati bersama.
Kedua, kontrak politik yang dimaksud itu berdasarkan platform bersama dan disetujui kedua belah pihak. Dua belah pihak itu diwakili Tim Lima dari PKS dan Tim Sembilan dari Partai Demokrat.
Dalam waktu dekat, nama calon wakil presiden dari PKS akan disampaikan kepada SBY. Pengajuan nama itu akan disampaikan dalam amplop tertutup. "Nama itu akan disampaikan Insya Allah minggu ini," kata Tifatul.
http://www.inilah.com/kartun/rubrik_editorial.php?id=102157#view
No comments:
Post a Comment