Tangsel Tak Punya Uang
Ditulis oleh kinclonk di/pada Maret 30, 2009
TANGERANG, KOMPAS.com - Kota Tangerang Selatan yang baru terbentuk tahun lalu benar-benar tidak berdaya ketika harus menghadapi bencana Situ Gintung yang menewaskan 99 orang (catatan hingga Minggu kemarin). Tidak berdaya karena tak punya dana untuk menangani bencana ini.
Asisten Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Ahadi yang ditemui di Posko Utama Bencana Situ Gintung di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (28/3), menyatakan, Pemkot Tangerang Selatan memang belum memiliki dana untuk keperluan tersebut sebab pemerintah kotanya baru terbentuk beberapa bulan lalu.
"Kami masih bergantung dana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, termasuk juga untuk keperluan penanganan bencana ini," kata Ahadi.
Ahadi menambahkan, penanganan bencana Situ Gintung menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Untungnya bantuan pangan untuk keluarga korban bencana Situ Gintung dari berbagai kalangan mengalir sejak peristiwa jebolnya tanggul situ tersebut, Jumat dini hari lalu.
Pembangunan merana
Keadaan keuangan pemerintah baru Tangerang Selatan seperti itu membuat pembangunan berbagai bidang di kota baru ini terbengkalai.
Menurut pengamatan Kompas, jaringan jalan di kawasan Ciputat, Pamulang, dan Pondok Aren hancur. Apalagi ketika musim hujan seperti sekarang ini, kerusakan jalan semakin parah. Banyak lubang jalan yang tergenang mirip kubangan.
Kerusakan jalan paling parah adalah jalan-jalan alternatif yang menghubungkan antarkecamatan, seperti di dekat Perumahan Pamulang II, di kawasan Serua, Jurangmangu.
Jaringan drainase juga tidak mendapat perhatian sehingga air selalu meluap ke jalan saat hujan dan beberapa jam sesudahnya. Jalan utama, seperti Jalan Ir Juanda, dan sekitar Pasar Ciputat yang merupakan jalan utama merupakan contoh kerusakan drainase yang parah.
Di sisi lain, kerusakan badan jalan di jalan utama juga banyak yang dibiarkan, seperti di dekat Pasar Cimanggis menuju ke Pamulang dan dari Muncul sampai ke BSD.
Selain itu, jaringan pipa air bersih yang dikelola pemerintah tidak ada sama sekali di Kota Tangerang Selatan. Jaringan pipa air bersih hanya terdapat di Perumahan BSD dan Bintaro yang dikelola pengembangnya.
Ahadi mengaku Pemkot Tangerang Selatan setiap tahun mendapat bantuan dana dari Pemprov Banten sebesar Rp 5 miliar. Bantuan diberikan selama dua tahun. "Kami harus menyelesaikan struktur organisasi pemkot dulu baru dana dicairkan. Sebab, kalau belum ada struktur organisasi dikhawatirkan pemakaian dana tak bisa dipertanggungjawabkan," kata Ahadi.
Pemerintah lalai?
Hari Minggu (29/3), Kepolisian Resor Jakarta Selatan mulai mengumpulkan informasi mengenai penyebab jebolnya tanggul Situ Gintung. "Kami sudah mulai mengumpulkan informasi mengenai jebolnya tanggul itu. Setelah kami perkirakan cukup, kami akan melangkah ke penyelidikan," kata Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Firman Santyabudhi, Minggu malam.
Bila dalam perkembangan penyelidikan ada unsur pelanggaran hukum, lanjut Firman, pihaknya akan menentukan tersangkanya. Kasus jebolnya tanggul adalah kasus serius.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan yang dihubungi terpisah menambahkan, Polda Metro siap membantu tindakan penyelidikan kasus ini. "Sekarang masih ditangani Polres Metro Jaksel. Mereka sedang mengumpulkan informasi dulu," tuturnya.
Apa yang disampaikan kedua perwira polisi itu sesuai dengan harapan Kriminolog UI, Adrianus Meliala. Lewat pelayanan pesan singkat, ia menulis, polisi harus berani mengungkap kasus ini terkait kemungkinan adanya unsur pidana.
Unsur pidana yang dimaksud antara lain adanya indikasi bahwa Pemprov Banten atau Pemkab Tangerang lalai memelihara tanggul tersebut, bahkan melakukan pembiaran. "Polisi bisa memulai penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan warga sekitar dan petugas instansi terkait mengenai hal ini," tulis Meliala. (TRI/ECA/WIN)
Kompas.com, 30 Maret 2009
No comments:
Post a Comment