Refleksi: Apakah hanya sumbangkan bangunan atau juga termasuk pembiayaan selanjutnya?
Selasa, 10/03/2009 08:31 WIB
'Rumah Sakit Indonesia' Senilai Rp 13 Miliar di Jalur Gaza
Hery Winarno - detikNews
Hery Winarno - detikNews
Jakarta - Indonesia sangat serius dalam membantu korban perang di Jalur Gaza. Dari dana sumbangan masyarakat dan bantuan Dekpes, Medical Rescue Commitee (Mer-C) akan membangun 'Rumah Sakit Indonesia' di jalur Gaza.
"Mer-C berencana mendirikan RS di jalur Gaza. Rumah sakit ini akan diberi nama Rumah Sakit Indonesia," kata anggota presidium Mer-C, dr Joserizal Jurnalis, kepada detikcom, Senin (9/3/2009).
Jose menambahkan, RS Indonesia sengaja didirikan di daerah yang memang jarang terdapat rumah sakit. Dengan demikian, pertolongan terhadap korban perang semakin cepat.
"Rencananya Rumah Sakit tersebut akan didirikan di daerah antara Baitlehan dan Jabaliyah, dimana di tempat tersebut baru ada satu Rumah Sakit," kata Jose.
Meskipun demikian, pihak Imer-C mengalami banyak gangguan dalam hal ini karena Israel menutup jalur akses ke Palestina, termasuk boikot material bangunan yang akan dipergunakan untuk membangun RS Indonesia.
"Pembangunan RS Indonesia mengalami hambatan karena kita kesulitan mendatangkan material. Material seperti besi dan semen sudah di stop oleh Israel sejak tahun 2007 karena takut digunakan untuk membangun basis pertahanan oleh Palestina," kata Jose.
"Rumah Sakit Indonesia adalah RS Traumatologi. Nantinya akan menangani pasien trauma perang dan amputasi korban perang," tuturnya.
"Dana pembangunan berasal dari sumbangan masyarakat sebesar Rp 13 miliar dan bantuan Departemen Kesehatan sebesar Rp 10 miliar," pungkasnya. (van
"Mer-C berencana mendirikan RS di jalur Gaza. Rumah sakit ini akan diberi nama Rumah Sakit Indonesia," kata anggota presidium Mer-C, dr Joserizal Jurnalis, kepada detikcom, Senin (9/3/2009).
Jose menambahkan, RS Indonesia sengaja didirikan di daerah yang memang jarang terdapat rumah sakit. Dengan demikian, pertolongan terhadap korban perang semakin cepat.
"Rencananya Rumah Sakit tersebut akan didirikan di daerah antara Baitlehan dan Jabaliyah, dimana di tempat tersebut baru ada satu Rumah Sakit," kata Jose.
Meskipun demikian, pihak Imer-C mengalami banyak gangguan dalam hal ini karena Israel menutup jalur akses ke Palestina, termasuk boikot material bangunan yang akan dipergunakan untuk membangun RS Indonesia.
"Pembangunan RS Indonesia mengalami hambatan karena kita kesulitan mendatangkan material. Material seperti besi dan semen sudah di stop oleh Israel sejak tahun 2007 karena takut digunakan untuk membangun basis pertahanan oleh Palestina," kata Jose.
"Rumah Sakit Indonesia adalah RS Traumatologi. Nantinya akan menangani pasien trauma perang dan amputasi korban perang," tuturnya.
"Dana pembangunan berasal dari sumbangan masyarakat sebesar Rp 13 miliar dan bantuan Departemen Kesehatan sebesar Rp 10 miliar," pungkasnya. (van
No comments:
Post a Comment