MEMBANGUN KENISCAYAAN BARU
MELALUI PEMILU, 9 APRIL 2009
OLEH : h. Abdullah Suad Lubis
Sudah ada yang berubah, antara PEMILU 2009 dengan PEMILU sebelumnya. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah munculnya gambar para Caleg, untuk kenal rupa walau tak kenal wajah aslinya. Apakah sudah seluruh calon itu, kedepan akan berbuat baik untuk kepentingan rakyat, atau semata-mata mengejar kepentingan pribadai, pasti belum ditemukan jawaban. Soal janji, sejak PEMILU tahun 1977 sampai sekarang sama saja. Perbedaannya adalah, para peserta PEMILU yang menjajikan. Sekarang, partai peserta PEMILU menjanjikan, serta para Caleg turut menjanjikan. Bahkan bisa ditemukan, janji partai kok beda dengan janji para Calegnya.
PEMILU artinya Pemilihan Umum yang menterkaitkan hak setiap warga untuk menggunakan hak pilih dan hak dipilih. Kalau ada ketentuan yang bertentangan dengan ini, pastilah kejadian seperti itu merupakan sebuah proses pembusukan. Misalnya ada orang yang mengatakan: “ menggunakan hak pilih dan tidak memilih” itu dijamin oleh demokrasi. Celakanya, jangan salah, bahwa sebagai akibat dari penyikapan seperti itu, silakan tanggung: “dosa 5 tahun” atau “pahala 5 tahun”. Pada pelaksanaan PEMILU tidak ada kata menyesal. Misalnya ada suara sumbang dimasyarakat: “ kok gantengnya tidak sama dengan perlkuannya”. Banyak ibu-ibu rumah tangga yang menyesal.
Waktu menjelang 9 April 2009 semakin dekat, berhitung hari. Waktu yang singkat itu sebaiknya digunakan untuk menetapkan bahwa setiap orang wajib menggunakan hak suaranya sebagai pelaksanaan amanat:UUD 1945, hak dan kewajiban bela negara” Gunakan hak suara dengan benar. Pilihlah orang yang seiman. Jangan mau dibodohi bahwa PEMILU tidak ada kaitannya dengan keimanan. Hak bagi setiap orang yang beriman untuk memilih, Jangan jadikan pemimpinmu bukan saudara yang seiman. Ingat. “almuslim akhulmuslim”. Dipersaudarakan sesama saudara seiman merupakan kata kunci. Maka PEMILU tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan, keimanan.
Bung Karno menjanjikan: PEMILU merupakan alat untuk menentukan apakah umat islam dapat memenangkan PEMILU (tahun 1955). Pesan Bung Karno itu tentu saja berlaku pada setiap PEMILU, sampai sekarang. Karena itu ada dua cara untuk menetapkan pilihan. Pertama adalah Pilihlah Partai Yang Berbasis Islam. Yang Kedua, pastikan bahwa orang yang akan dipilih benar-benar adalah muslim yang taat. Sukakah dia berada dilingkungan jamaah masjid, ta’lim atau kegiatan lain yang benar-benar kesolehannya dapat dibuktikan. Semakin banyak mereka yang masuk jadi pemenang akan semakin baik akibatnya kedepan. Jangan bersikap asalan. Berserah dirilah kepada Allah dalam menentukan pilihan. Insya Allah, semua tindakan akan Allah mudahkan.
Saatnya kita untuk saling menyapa: ALLOHU AKBAR.
Para Caleg, sapalah keum muslimin dengan takbir, setulus hati.
Mari kaum muslimin. Menangkan PEMILU 2009.
No comments:
Post a Comment