Ajak Jihad Lawan Korupsi, SBY Tak Akan Lindungi Koruptor

Refleksi : Bagaimana dengan hasil korupsi  mantan jenderal TNI, mantan presiden NKRI yang bernama Muhammad Soeharto? Bukankah sesuai daftar Stolen Assets Recovery (StAR) dari PBB dinyatakan bahwa harta hasil korupsi yang disembunikannya diberbagai penjuru dunia berjumlah antara US$ 15 - US$ 30,-- milyar? Daftar ini menenmpatkan Soeharto sebagai koruptor  nomor wahid dalam skala international.  Apakah sedang dilakukan jihad untuk dikembalikan harta curian yang disembunyikannya itu? Ataukah jihad ini hanya suatu sepuhan kampanye Pemilu?
 
 
Minggu, 08/03/2009 16:45 WIB
 

Ajak Jihad Lawan Korupsi, SBY Tak Akan Lindungi Koruptor
Muchus Budi R. - detikNews
 

 
Jakarta - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjanji tidak akan melindungi siapapun termasuk kader Partai Demokrat (PD) yang melakukan tindak pidana korupsi. Ketua Dewan Pembina PD ini akan meminta KPK menindak siapapun yang terlibat dalam aksi jahat merugikan uang negara.

"Saya mengajak jihad melawan korupsi. Semua pejabat baik yang ada di eksekutif, legislatif dan yudikatif, jangan menyalahgunakan jabatan. Saya akan meminta kepada KPK untuk bertindak tegas dan adil kepada siapapun," kata SBY dalam sambutannya di depan jamaah Majlis Tafsir Alquran (MTA) di depan Alon-alon Mangkunegaran, Solo, Jateng, Minggu (8/3/2009).

Menurut SBY, seluruh uang negara pada dasarnya adalah uang rakyat yang harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, para pejabat harus memahami posisi ini dan menjauhkan diri dari mental dan watak koruptif dengan selalu menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi.

"Mari kita mencari rezeki di jalan yang halal. Jangan menggunakan jabatan untuk korupsi. Itu yang membikin negara kita gelap. Uang negara itu seluruhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat," terangnya.

Presiden yang akan maju lagi sebagai capres PD ini membanggakan hasil kinerjanya selama mempin Indonesia 5 tahun ini. Menurutnya, dalam kepemimpinannya sekarang, Indonesia mampu mengintensifkan pendapatan pajak sehingga tidak perlu lagi berutang ke luar negeri.

"Kita bisa mengintensifkan pendapatan termasuk dengan memaksimalkan penerimaan dalam negeri melalui pajak. Kita tidak perlu lagi utang," paparnya.

SBY menambahkan, utang luar negeri Indonesia saat ini sudah menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Karena itulah, SBY menyindir mantan Presiden Megawati yang untuk membayar utang harus menjual BUMN.

"Utang kita sekarang sudah menurun. Kita bisa membiayai kehidupan kita sendiri tanpa perlu lagi menjual aset negara seperi yang dulu-dulu," pungkas SBY. (yid/iy)

No comments:

Archives