JK Capres Golkar 2009?

Source : Milis Tengah Padang

Membaca surat kabar tentang pertemuan Dewan Pimpinan Partai Golkar di Yogyakarta benar-benar membuat saya terkejut, heran dan sekaligus prihatin. Di situ ada berita bahwa dalam pertemuan antara Yusuf Kalla dengan DPD I Partai Golkar se-Indonesia pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2009 yang lalu, disepakati bahwa Partai Golkar akan mengusung YK sebagai Calon Presiden! Mungkin berita ini bukan sesuatu yang baru, sudah sejak lama orang mengira bahwa Golkar akan mengusung Ketua Umumnya sebagai calon presiden.

Namun bagi saya ini berita ini tetap luar biasa dan patut mendapatkan perhatian, serta perlu pula untuk direnungkan. Kesepakatan yang dibuat tersebut bagi saya merupakan satu langkah mundur bagi Partai Beringin yang selama ini mencanangkan telah melakukan reformasi di tubuh mereka. Bagaimana tidak, kesepakatan tersebut mengingatkan orang pada cara-cara Orde Baru tempo dulu, yang "memaksa" Almarhum Soeharto untuk terus menerus menjadi Presiden. Semua masih belum lupa dan tetap segar dalam ingatan bahwa salah satu mesin utama Orde Baru adalah Golkar, yang sekarang menjelma menjadi Partai Golkar!
Cara menentukan Capres dari Partai Golkar melalui Konvensi, pada masa Akbar Tanjung sebagai Ketua Umum Partai Golkar, merupakan bentuk reformasi yang realistik di tubuh partai kuning itu.

Dengan cara itu diharapkan Capres yang bakal diusung benar-benar menampung aspirasi seluruh kader Golkar di mana-pun mereka berada. Oleh sebab itu, konvensi memilih Capres dilakukan secara bertingkat, mulai dari level paling bawah hingga ke tingkat nasional. Bahkan sebelum konvensi berlangsung segenap komponen partai melakukan penjaringan, penyaringan dan mengajukan calon-calon mereka untuk ikut dalam konvensi.
Semua masih ingat, pada konvensi 2004 Akbar Tanjung tidak terpilih sebagai Calon Presiden dari Golkar. Setelah melalui proses pelaksanaan konvensi yang panjang dan melelahkan, konvensi Capres Golkar berhasil menetapkan Jenderal Purnawirawan Wiranto sebagai Capres. Semua komponen partai menerima dengan lapang dada hasil akhir konvensi itu meski Ketua Umumnya kalah! sungguh luar biasa reformasi demokrasi dalam tubuh partai besar ini.

Sekarang, dengan hasil pertemuan di Yogyakarta tersebut, Partai Golkar tampaknya mengalami setback dalam mindset dan political style! Mereka tampaknya kembali ke budaya politik yang berkembang subur pada masa Orde Baru. Apakah ini akan membuahkan hasil yang manis, atau malah sekali lagi membuahkan kegagalan yang lebih pahit dengan cara yang berbeda? kita tunggu saja, apa hasilnya nanti!

Bengkulu, 15 Maret 2009.
(H. Musiardanis)

No comments:

Archives