'Golden Triangle' ke 'Golden Bridge'!

 
Kamis, 2 April 2009
BURAS
'Golden Triangle' ke 'Golden Bridge'!

H. Bambang Eka Wijaya

 

"PERTEMUAN Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir dengan JK dan Mega, berkembang ke prakondisi terbaru kancah politik nasional, meningkatkan wacana golden triangle--Partai Golkar, PDI-P, PPP--menjadi golden bridge, jembatan emas!" ujar Umar. "PAN yang orientasi nasionalisnya menonjol sejak awal, memang serbafleksibel untuk lebih dekat dengan paguyuban politik yang ideologis oriented--untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dengan dukungan parpol--tanpa koalisi kekuasaan yang rigid demi bagi-bagi kursi!"

"Setidaknya silaturahmi Soetrisno Bachir ke dua elite parpol papan atas hasil Pemilu 2004 itu penting bagi terciptanya situasi lebih kondusif di kalangan elite partai, menyusul silaturahmi silang sejumlah elite parpol selama ini!" timpal Amir. "Istilah golden bridge juga amat tepat untuk menciptakan pemilu yang damai! Artinya, istilah jembatan emas itu mengacu pada kegiatan silaturahmi itu sendiri! Dengan begitu, memasuki pemilu yang tinggal sepekan lagi perasaan waswas terhadap hal-hal negatif bisa dikurangi!"

"Kalau semua itu juga dimaksudkan agar suasana hati warga lebih tenang menghadapi pemilu, ada baiknya partai-partai established mengajak dialog partai-partai baru, terutama yang terancam gugur oleh parliamentary threshold!" timpal Umar. "Dengan salah satu fungsi politik sebagai medium aspiratif, rangkulan partai established membuat rasa dihormati, penting bagi langkah ke depan!"

"Pendekatan partai besar ke partai-partai baru tak kalah penting dengan silaturahmi sesama partai established, mengingat yang membuat aturan parliamentary threshold itu pemerintah dan partai-partai established di DPR!" tegas Amir. "Memang, seperti kata Ketua MK Machfud M.D. bahwa sesuai konstitusi pemerintah dan DPR berhak membuat aturan itu (Elshinta, 31-3), ketegaan pembuat aturan menghanguskan perolehan kursi kurang dari 16 di DPR merupakan pencundangan yang tragis terhadap suara rakyat pemilih! Tepatnya, ketegaan itu harus diberi kompensasi, paling tidak sikap ramah elite partai-partai established pada partai-partai yang dikecundangi aturan itu!"

"Maksudmu seperti di India, the golden bridge bukan cuma perlu dibangun antarsesama partai established, tapi juga sejak dini dibangun dengan partai-partai kecil hingga ketika partai afiliasinya menang, partai kecil ikut parade kemenangan?" tukas Umar. "Apalagi di sini bakal jadi korban parliamentary threshold!"

"Karena pemilu merupakan aktualisasi kedaulatan rakyat sebagai bangsa merdeka, menjadi hak setiap warga negara untuk berekspresi melalui pilihannya!" tegas Amir. "Maka itu, ketika pilihan warga negara dalam aktualisasi kedaulatan itu dikencundangi, harus disiapkan kompensasi agar kedaulatan warga tetap dihormati! Pokoknya dibuat pendekatan menang tanpo ngasorake--menang tanpa mengalahkan! Konon pula yang dikalahkan rakyat sendiri, dengan penghangusan hasil pilihannya!"

No comments:

Archives