[JAKARTA] Sebagai pribadi yang punya integritas, manusia mesti memiliki dua keunggulan, yakni merdeka dan bebas. Kedua keunggulan ini mesti diadaptasikan pada moralitas yang dilandasi sikap bertanggung jawab.
Demikian dikatakan mantan Presiden BJ Habibie saat diskusi dan peluncuran buku Demokrasi Lokal: Nilai-Nilai Budaya Politik dan Peran Aktor dalam Demokratisasi, Rabu (1/4) di Jakarta.
Dia berpendapat, manusia perlu bergerak lebih dalam menuju profesionalisme dan produktivitas yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dia mengapresiasi sejumlah keberhasilan komunikasi politik beberapa bupati, misalnya Bupati Gianyar, Bali dan Bojonegoro, Jawa Timur yang mampu mengabdikan diri dalam kekuasaan, tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.
Keduanya hanya dengan mengandalkan kearifan lokal dan penghargaan akan budaya politik yang sudah menjadi tradisi dalam masyarakat. Bupati Bojonegoro misalnya hanya mengandalkan zona netral untuk menyosialisasikan program dan kegelisahannya akan situasi masyarakatnya. Bahkan tokoh Muhamadiyah yang menang di basis Nahdlatul Ulama (NU) ini memperjuangkan politik tanpa ongkos yang besar dan tanpa mengedepankan primordialisme.
"Kita tidak membutuhkan profesor politik, namun bagaimana bergerak secara profesional dengan produktivitas yang tinggi. Semua manusia diberi anugerah 24 jam sehari. Mereka yang bisa memaksimalkan anugerah ini dengan usaha dan hasil yang berguna bagi banyak orang tanpa manipulasi dan berbagai pelanggaran adalah orang-orang yang harus dihargai kerja kerasnya," katanya.
Tentang kemerdekaan dan kebebasan, menurut dia, ciri khas manusiawi ini merupakan dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan. Manusia perlu mengarahkan kemerdekaan dan kebebasan yang dilandasi tanggung jawab untuk meraih nilai tambah dari usahanya. Nilai tambah ini juga tak layak dimanipulasi atau digunakan hanya untuk kepentingan sendiri.
Sangat Keliru
Dikatakan, dalam perekonomian misalnya yang harus lebih ditekankan adalah perkembangan industri-industri strategis dengan teknologi tinggi bukan sekadar industri yang memelihara para pialang. Industri strategis adalah industri yang mampu memberi nilai tambah dan menyerap persaingan yang sehat tanpa spekulasi yang mematikan.
Moralitas yang dilabuhkan pada kemerdekaan dan kebebasan menentukan juga corak kepemimpinan macam apa yang diinginkan.
Butuh pemimpin yang bisa mengusahakan perkembangan ekonomi yang benar, butuh pemimpin yang bisa membawa rakyat pada kemerdekaan dan kebebasan yang memiliki moralitas tinggi.
"Kalau pemimpin sudah tidak peduli dengan rakyatnya, buat apa dia dipilih?" ujarnya.
Dia berharap dalam pemilihan kepala daerah maupun pemimpin nasional dalam pilpres nanti, rakyat memilih pemimpin yang benar-benar jelas dengan program dan pengalaman serta bukti yang ada. Dikatakan, sangat keliru jika masyarakat pemilih akhirnya memilih hanya karena menonton tayangan iklan politik.
Pemimpin yang pantas adalah pemimpin yang memperjuangkan pendidikan dan lapangan kerja yang wajar bagi rakyat.
"Jangan memilih pemimpin yang nantinya membuat eksperimen! Sudah cukup sepuluh tahun kita bereksperimen. Saatnya rakyat diyakinkan dengan kepastian," tegas Habibie. [EMS/W
Notes :
Kira-kira dari 3 presiden yang ada dimasa reformasi siapa nih yang kena
tendangan kungfu pak Habibie?
No comments:
Post a Comment