Pengetahuan Soal Pemilu Sangat Minim, 80% Masyarakat Tak Yakin Menjadi Pemilih

 
2009-03-11
 
Pengetahuan Soal Pemilu Sangat Minim, 80% Masyarakat Tak Yakin Menjadi Pemilih
 

[JAKARTA] Pemilu legislatif tinggal 29 hari lagi. Namun, sungguh ironis, pengetahuan masyarakat mengenai pesta demokrasi yang akan berlangsung 9 April nanti masih sangat minim, baik menyangkut keikutsertaan dalam pemilu, pelaksanaan pemilu, maupun teknik pemberian suara saat pemilu.

Berdasarkan survei, 80 persen responden tidak yakin apakah mereka menjadi pemilih dalam pemilu mendatang. Sebab, mereka tidak pernah mengecek, apakah namanya terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).

Hal tersebut terungkap dalam hasil survei bersama yang dilakukan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan So- sial (LP3ES), Center for Strategic and International Studies (CSIS), Pusat Kajian Politik Fisip Universitas Indonesia (Puskapol Fisip UI), dan Pusat Penelitian Politik pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang dilansir di Jakarta, Rabu (11/3).

Menurut Direktur LP3ES Suhardi, gambaran tersebut mencerminkan masyarakat bersifat pasif merespons Pemilu 2009. "Indikasinya, tercermin dari perilaku masyarakat yang tidak pernah memeriksa apakah mereka terdaftar atau tidak sebagai pemilih. Hanya 18 persen responden yang mengecek namanya terdaftar dalam DPT," ujarnya.

Dia menambahkan, dari survei yang dilakukan bersama, 61 persen responden mengaku tidak pernah didatangi petugas untuk didata.

Suhardi juga menjelaskan, pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu sangat minim. "Ternyata masih 39 persen responden yang belum tahu jika pemilu legislatif akan diselenggarakan 9 April 2009. Ini ironis," tegasnya.

Kendati demikian, sambungnya, meskipun banyak responden belum yakin namanya telah terdaftar, namun 95 persen masyarakat memastikan akan berpartisipasi menggunakan hak pilihnya.

"Hal ini berarti akan menurunkan kekhawatiran banyaknya jumlah golput (golongan putih). Yang menarik, hanya 1 persen yang menegaskan tidak akan memilih, dan 4 persen belum memutuskan," ucap Suhardi.

Terkait hal tersebut, peneliti dari Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS, Sunny Tanuwidjaja melihat, secara umum minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu mendatang relatif tinggi. "Tetapi, dibutuhkan dorongan dari KPU terkait sosialisasi teknis-teknis pemilu," ujarnya.


KPU Sudah Maksimal

Menanggapi survei tersebut, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Andi Nurpati, menjelaskan KPU sudah maksimal melakukan sosialisasi, meski pun saat ini terus menggalakkan sosialisasi di daerah-daerah.

Andi menjelaskan, di departemen-departemen juga sudah ada anggaran untuk sosialisasi pelaksanaan pemilu. Karena pemilu merupakan hajatan nasional. "Saya kira perlu ditingkatkan juga sosialisasi dari pemerintah," kata dia. [NCW/CNV/L-10]

No comments:

Archives