Kamis, 12 Maret 2009 |
BURAS |
H. Bambang Eka Wijaya
"DI forum Hipmi, Presiden Yudhoyono mengakui, Government is broke!--pemerintah merugi!" ujar Umar. "Penyebabnya menurut Presiden, penerimaan pemerintah menurun karena pajak yang masuk berkurang, insentif banyak yang diberikan! Situasi demikian tak terhindarkan dalam suasana krisis ekonomi. Tugas utama pemerintah adalah terus menjaga agar roda perekonomian nasional tetap bergerak!"
"Keterbukaan Presiden mengenai kondisi kurang ideal keuangan negara itu amat dihargai! Lewat itu rakyat yang dalam kesulitan juga tahu ujung pangkal masalah yang mengimpitnya, karena ekonomi rakyat dan keuangan negara merupakan kesatuan yang simultan!" sambut Amir. "Lebih lagi dengan kejelasan keuangan negara pada kondisi broke, merugi, belum broken--berantakan, rakyat bisa memelihara harapan badai pasti berlalu!"
"Memang jauh berbeda persepsi rakyat seandai pemerintah menutupi situasi kurang ideal itu dengan menyebutkan semua dalam kondisi ideal, padahal rakyat secara nyata merasakan tekanan sosial-ekonomi yang semakin berat!" timpal Umar. "Justru dengan keterbukaan itu rakyat bisa mengukur kemampuan keluarga dengan realitas kurang ideal tersebut, sehingga tekanan bisa diperlonggar oleh penyiasatan dan adaptasi warga terhadap kesulitan yang dihadapi!" "Apalagi secara awam mudah dipahami situasi krisis dengan fluktuasi nilai tukar mata uang asing--melemahnya kurs rupiah terutama pada yen dan dolar AS--yang membuat pemerintah broke!" tegas Amir.
"Nilai yen yang pada awal krisis--macetnya kredit sektor perumahan AS Juli 2008 mencapai kisaran Rp125 per yen--kurs naik hingga 60 persen! Artinya, tanpa menambah utang baru pun nilai utang luar negeri maupun kewajiban membayar pokok utang dan bunga dalam yen--utang luar negeri kita yang terbesar--naik 60-an persen! Juga utang dalam dolar AS, yang diawal krisis kursnya masih Rp8.500 per dolar AS, kini sudah di kisaran Rp12 ribu!"
"Akibat gejolak kurs mata uang dunia itu, terjadi tambahan beban utang luar negeri kita pada 2008 sebesar Rp5,871 miliar dolar AS!" timpal Umar. "Dari total utang luar negeri pemerintah 2008 jika didolarkan sebesar 59,576 miliar dolar AS, akibat fluktuasi mata uang bertambah menjadi 65,447 miliar dolar AS! (Kompas, 11-3) Berapa besar itu dalam rupiah, hitung sendiri dengan kurs Rp12 ribu per dolar AS!"
"Tambahan utang akibat fluktuasi kurs itu saja sekitar Rp70 triliun, setara stimulus yang akan diluncurkan pemerintah mulai April nanti guna meredam bantingan krisis global terhadap perekonomian nasional!" tukas Amir. "Broke sebesar itu jelas tak bisa ditutup-tutupi! Maka itu, lebih tepat pemerintah sendiri yang mengungkapkan, ketimbang pihak lain yang tak urung diiringi tudingan bermuatan kebenaran cukup telak--pemerintah menutupi borok pada keuangan negara! Lalu dipelintir pula, agar rakyat tak bisa memahami dan menimpakan kesalahan pada pemerintah atas kebijakannya yang broke! Ini bukti keterbukaan lebih aman dari tertutup!"
No comments:
Post a Comment