Elang Itu Kembali Lagi
"Elang itu terbang rendah, meniru bunyi induk ayam, menjanjikan makanan yang enak untuk disantap oleh anak-anak ayam itu. Elang itu membawa terbang tinggi seekor anak ayam, memakan dan membagikan kepada anak-anaknya. Tetapi kini, elang tua itu kembali lagi, disaat anak-anak ayam sudah mulai dewasa dan pintar…"
Walaupun tidak persis sama, tetapi itulah gambaran yang agak tepat untuk para pemimpin kita. Dulu mereka datang memohon dukungan suara. Mereka menjanjikan kesejahteraan, kemakmuran, pendidikan, kesehatan gratis dan infrastruktur lainnya kepada masyarakat kalau mereka terpilih. Tetapi setelah mereka naik, kebanyakan mereka dengan rakusnya melahap kekayaan negara ini, mencuri uang rakyat. Mereka asik jalan-jalan dengan alasan study banding dan sebagainya. Duduk di atas singgasana yang mewah. Mereka terbang tinggi meninggalkan dan melupakan nasib rakyat bawah yang dulu memberi mereka kehidupan dan jabatan.
Kini mereka kembali lagi, memberikan lagi seribu janji akan berbakti dan mengabdi kepada rakyat yang dicintai… Tetapi rakyat itu sudah dewasa dan pandai, tidak seperti dulu lagi. Kalau selama ini rakyat selalu dimanfaatkan, maka sudah saatnya rakyat memanfaatkan mereka. Mana janjimu yang dulu? Mana mimpi-mimpi indah itu? Atau kamu mau menipu kami lagi???
Mereka mengeluarkan modal yang banyak untuk kampanye, lalu mengatakan akan memperjuangkan nasib rakyat… "omong kosong"! Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kemana mereka akan dapatkan kembali modal yang banyak itu? Dengan memberikan izin pembalakan hutan kepada perusahaan yang mampu membayar mahal kepada pemimpin? Atau membebaskan pajak perusahaan tertentu? Memberikan izin usaha perusahaan yang bermasalah dalam menjaga lingkungan hidup dan hak-hak tenaga kerjanya? Menjadikan hak negara sebagai milik pribadi? Menjaga hak-hak dan kepentingan penguasa dan pengusaha dengan menjajah hak-hak dan kepentingan rakyat.?
Jangan Mau Dimanfaatkan Lagi
Sebagai masyarakat yang terdidik, tentunya kita sudah matang dengan "pendidikan politik kotor" orde baru dulu. Sifat pelupa, mudah ditipu dan terlalu mudah memaafkan menjadi bagian dari penyebab hancurnya negara ini. Dan tentu saja diharapkan kita tidak akan jatuh dilobang yang sama dan dimanfaatkan lagi. Sebab pisang hanya berbuah sekali.
Diwaktu pemilu menjelang ini, berbagai acara seperti seminar diskusi, kepedulian terhadap TKI/TKW dan sebagainya yang mengatasnamakan partai politik akan tumbuh menjamur bagaikan cendawan di pagi hari
Dimanakah mereka selama ini? Bukankah masalah TKI/TKW, masalah pendidikan adalah masalah klasik di negara ini? Kenapa disaat mereka berkuasa dulu tidak memperjuangkanya? Kenapa waktu mau pemilu saja semuanya berteriak sebagai pahlawan yang akan memperjuangkan nasib rakyat?
Hati-hati dimanfaatkan…
Kehadiran kita dalam acara partai bisa dijadikan justifikasi, pembenaran dan dukungan terhadap mereka. Tidak mustahil besoknya akan keluar berita "SERAMAI 1000 ORANG HADIR DALAM SEMINAR YANG DIADAKAN PARTAI "X". Dan kalau seandainya partai X tersebut didakwa melakukan kecurangan dalam pemilu nantinya, mereka akan mengeluarkan gambar seminar itu kembali dengan mengatakan " LIHAT BERAPA BANYAKNYA PENDUKUNG KAMI DI MALAYSIA…YA WAJAR DONG KAMI MENANG DISANA…"
Apapun bentuk acaranya, baik seminar, diskusi, goyang inul dan sebagainya, objektifnya jelas, yaitu KAMPANYE!. Karena dilakukan setelah dekat waktu pemilu dan membawa2 nama partai. Masih ingatkan, bagaimana Islam dan Ulama dijadikan bagaikan terorois yang selalu diburu dan dicurigai ketika itu.... Tesis master saya menceritakan semua kebobrokan orde baru.
MAU DIALOG??? Ah, saya sudah kapok dengan politikus bangsa sendiri...
Dulu waktu pertemuan dengan presiden Megawati, acaranya diatur dengan sedemikian rupa, sehingga acara dilambat2kan dan dialoknya ditiadakan karena alasan waktu. Waktu pertemuan dengan anggota DPR/MPR di KBRI juga demikian. seorang staf KBRI bertanya dengan bertele-tele lari dari topik (mungkin supaya peserta tidak mengkritik KBRI diwaktu Rusdiharjo dulu) sehingga semua waktu dia ambil yang menyebabkan semua orang tidak ada waktu lagi untuk betranya. dan sepertinya itu disengaja dan di organisir...
Secara pribadi saya memboikot dan tidak akan menghadiri acara seminar dan acara apapun yang dilakukan atas nama partai menjelang pemilu ini, karena ia adalah bagian dari pembodohan dan penipuan Umat. Berlindung dibalik baju memperjuangkan pendidikan, TKI dan sebagainya, tetapi isinya adalah NANDRE...
Sudahlah... rakyat sekarang sudah pintar dan tidak seperti dulu lagi
Kuala Lumpur, 26/02/09,
Afriadi Sanusi
PhD Cand. Islamic Political Science
University Of Malaya
No comments:
Post a Comment