PREMAN SAJA TAK MAU MILIH PREMAN

PREMAN SAJA TAK MAU MILIH PREMAN
Oleh HM. Syamlan

 Ada cerita menarik menjelang Pemilu. Seorang lelaki datang kepada seorang ustadz. Dia bertanya, "Ustadz, saya ini preman, suka mabuk, kadang suka main perempuan dan judi. Dan saya lihat banyak sekali kawan saya, para preman, yang ikut menjadi caleg. Tolong Ustadz tunjukkan kepada saya siapa yang harus saya pilih pada Pemilu ini? Dan partai apa yang bisa dipercaya?" Sepontan sang Ustadz menjawab, "Lah, katanya banyak kawan sendiri yang ikut jadi caleg. Ya, pilih saja teman-teman kamu itu."

 Dia bangkit dari tempat duduk seraya berkata dengan nada tinggi, "Ustadz jangan menghina saya, meski saya ini preman tapi saya tak ingin dipimpin oleh preman. Apa jadinya daerah dan negara kita ini bila yang jadi pejabat itu adalah para preman. Bagaimana, bila penjahat menjadi pejabat? Ustadz, saya tahu mereka para preman itu pasti nggak bisa dipercaya. Nggak mungkin mereka akan memikirkan rakyat. Mereka pasti hanya memikirkan diri sendiri. Dan satu hal Ustadz, karena mereka penjahat maka meraka nggak akan takut dipenjara. Apa itu penjara?! Apa Ustadz sendiri mau dipimpin oleh para preman?!"

 Kali ini Ustadz yang biasa berceramah diceramahi oleh seorang preman. Sang Ustadz terdiam dan termangu, mendengar ceramah tanpa teks dan tanpa pesanan yang sangat bagus itu.

 Memang sebenarnya demikianlah fitrah manusia, pasti tak suka dengan kejahatan dan keburukan. Fitrah manusia pasti berbicara seperti itu. Fitrah itu suka yang baik-baik. Meski fitrah yang ada dalam jiwa seorang preman sekalipun. Dia melakakukan kejahatan, tapi sesungguhnya dia tak suka dengan kejahatan itu. Dia juga tak akan suka dengan orang-orang yang sama berbuat jahat.

 Sejalan dengan cerita di atas, pernah juga datang kepada Nabi seorang pemuda. Dia mengatakan, ya Nabi aku mau masuk Islam tapi izinkan aku berzina. Mendengar ucapan ini para sahabat marah. Tapi dengan cepat Nabi memanggil pemuda ini dengan penuh kasih sayang. Anakku, kata Nabi dengan penuh kelembutan, bagaimana pendapatmu bila ada seorang laki-laki yang menzinai saudara perempuanmu? Dia menjawab,"Tak akan aku biarkan." Nabi bertanya, "Bagaimana kalau bibimu yang dizinai?" Dia menjawab, "Tak akan aku biarkan". Nabi bertanya lagi, "Bagaimana bila ibumu yang dizinai?" Dia menjawab, "Lelaki itu akan aku bunuh!" Anakku, kata Nabi, bila seperti itu pendapatmu, lalu dengan siapa kamu berzina. Bukankah bapaknya, saudara lelakinya dan keponakannya tak akan membiarkanmu menzinainya?" Mendengar pertanyaan Nabi ini, pemuda itu akhirnya pun bertaubat.

 Jadi sesungguhnya sangat nyata. Meski penjahat, tak suka bila kejahatan itu menimpa dirinya. Penjahat tak akan ingin anaknya menjadi pejahat. Penjahat tak akan ingin punya menantu penjahat. Penjahat tak akan suka dengan para panjahat. Dan, oleh karena itu maka penjahat juga tak akan memilih penjahat menjadi pejabat. Fitrah manusia atau suara hati pastilah berbicara seperti itu.

Jelas, preman saja sadar tak akan memilih preman. Bagaimana dengan Anda?

 Semoga Pemilu ini melahirkan anggota Dewan yang benar-benar terhormat.

Aamiin, ya Allah.

-------------------------

Notes :

Bagi para preman baik berdasi maupun bertopi, cermatlah anda memilih.

Namun lebih baik lagi hentikan pula perbuatan preman anda selama ini.


No comments:

Archives