JAKARTA - Semua isu, pencitraan diri, hingga debat terakhir yang dilakukan, ternyata tidak berpengaruh kepada keputusan akhir para pemilih saat akan memberikan suaranya pada pagi kemarin.
Hasil polling beberapa lembaga survei beberapa minggu sebelumnya, tidak jauh berbeda dengan hasil quick count sesaat sebelum pemungutan suara.
"Kita lihat Jusuf Kalla begitu kuat dalam pencitraan yang berbeda saat debat terakhir, termasuk dengan gaya yang apa adanya. Namun nyatanya, itu tidak berpengaruh siginfikan terhadap pemilih," jelas Suherlan dari Cirus saat dihubungi okezone, di Jakarta, Kamis (9/7/2009).
Suherlan juga mengatakan serangan kubu Partai Demokrat melalui pernyataan Andi Mallarangeng, yang menyatakan orang Sulawesi Selatan belum saatnya menjadi presiden, juga tidak membuat reaksi berlebih dari masyarakat Sulsel.
Itu juga memperkuat alasan pemilih SBY, mempunyai komitmen yang kuat dalam memilih pasangan capres nomor urut dua tersebut. Sebab, begitu banyak cara yang dilakukan, mereka tetap pada pendiriannya.
Lagipula, sambung dia, hasil survei yang dilakukan dua pekan lalu menunjukkan JK dan Megawati selalu kalah pamornya dari SBY, yang mempunyai tingkat presentase 62 persen, dengan tingkat margin error tiga persen.
------------------Notes :
Saya pilih SBY selain statistik menunjukkan posisinya memang bagus.
Juga karena sebal dengan cara kampanye dua kandidat yang lain yang rasanya menganggap pak Beye ndak ada apa-apanya.
Presiden kok dianggap anak buah.
:(
kalau sudha begini mau ngomong apa mereka, paling nguber kesalahan DPT dan Kecurangan ke Bawaslu.
No comments:
Post a Comment