(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Bagi para korban pelanggaran HAM, nama Prabowo Subianto dianggap bertanggung jawab atas kasus penculikan dan penghilangan paksa para aktivis di tahun 1998. Dengan peluang yang semakin menguat menjadi cawapres Megawati, para korban pun mengingatkan PDIP.
"Kami berharap, PDIP tetap konsisten ketika berkoalisi tetap menjaga etika politik sesuai konstitusi, salah satunya penegakan hukum." kata istri almarhum Munir, Suciwati di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (30/4).
Suciwati datang bersama para korban korban tragedi Trisakti, Semanggi I dan II, kerusuhan Mei '98, korban penculikan dan penghilangan paksa, Tanjung Priok, Talangsari, dan tragedi '65 yang menamakan diri Jaringan Solidaritas Keluarga Korban Pelanggaran HAM.
Bersama 7 perwakilan lainnya, Suciwati menemui Sekjen PDIP Pramono Anung untuk menyampaikan pesan kepada PDIP. "Saya pikir mereka (PDIP) cukup tahu, siapa pelanggar HAM yang muncul di pentas politik," cetus dia.
Suci mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Pramono, nama Prabowo dan Wiranto disebutkan. "Ya teman-teman menyebutkan nama Prabowo dan Wiranto," ujarnya.
Menirukan ucapan Pramono, Suci mengatakan, jika sampai hari ini PDIP belum memutuskan nama cawapres yang akan mendampingi Megawati. "Belum clear, mengenai itu karena masih dalam tahap pendekatan-pendekatan," tukasnya.
Suciwati menyatakan, kedatangan para korban pelanggaran HAM karena mereka mencintai PDIP dan mengingatkan agar jangan salah jalan. "Minggu depan kita akan bertemu Demokrat, PPP, PAN, dan partai yang masuk 10 besar minus Gerindra, Hanura dan partai yang tidak lolos parliamentary treshold," jelasnya.
Usai pertemuan Suci dan kawan-kawan juga menghadiahkan dua rangkaian bunga bertuliskan 'Korban pelanggar HAM menolak capres dan cawapres pelanggar HAM besar dan kecil'. yang langsung dibawa oleh seorang staf Pramono ke dalam kantor DPP PDIP. [dil]
No comments:
Post a Comment