INILAH.COM, Jakarta - Figur Hatta Rajasa turut meramaikan daftar calon wakil presiden SBY dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang. Di antara nama kandidat cawapres yang muncul, nama Hatta dinilai memenuhi lima syarat cawapres SBY. Bagaimana peluangnya?
Nama Hatta Rajasa menyodok dalam bursa cawapres SBY, kali pertama dimunculkan oleh Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN M Amien Rais. Melalui balutan acara silaturahmi dewan pimpinan wilayah (DPW) se-Indonesia di Yogyakrata, nama Hatta Rajasa muncul.
Hatta tidak sendiri, muncul pula nama Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir meski dikabarkan hanyalah pemanis saja. Hal itu pula terbukti dalam keputusan Rakernas PAN di Yogyakarta, Sabtu (2/5) yang memutuskan Hatta Rajasa sebagai cawapres untuk disodorkan ke SBY.
Lima kriteria cawapres SBY tampaknya memang tak jauh mengarah pada figur Hatta Rajasa. Sebagaimana diketahui, SBY dan Partai Demokrat telah membuat lima kriteria cawapres yang bakal mendampinginya dalam Pemilu Presiden mendatang.
Lima kriteria tersebut memiliki integritas, kapabilitas, loyalitas, akseptabilitas, dan mampu meningkatkan kekokohan serta efektivitas pemerintahan. Lima kriteria yang diminta SBY tidaklah berjauhan dengan figur Hatta. Apalagi dalam penghitungan berbagai lembaga survei, perolehan suara PAN masuk di lima besar.
Menurut pengamat politik LIPI Lili Romli, SBY dan Hatta Rajasa memiliki chemistry yang kuat. "Hatta Rajasa dan SBY memiliki Chemistry yang kuat," tandasnya.
Lima tahun kebersamaan Hatta dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) menjadi satu bukti, hubungan kedua tokoh tersebut tidak ada masalah berarti bahkan cenderung semakin intim.
Jaringan sosial yang dimiliki Hatta juga cukup luas. Sebagai kader Muhammadiyah, figur Hatta menjadi representasi kekuatan muslim di Indonesia. Selain itu, kini Hatta juga tercatat sebagai salah satu Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Di dunia kampus, Hatta juga tercatat sebagai Ketua Alumni ITB. Lebih dari itu, sosok Hatta yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan seperti menjadi pelengkap bagi figur SBY yang berasal dari Jawa.
Jika disandingkan dengan figur cawapres calon pendamping SBY lainnya, figur Hatta relatif tak memiliki resistensi yang kuat. Seperti Hidayat Nur Wahid yang beberapa waktu terakhir ini mendapat tudingan sebagai penganut wahabi.
Kondisi ini memancing reaksi dari kalangan Islam moderat Indonesia yang menolak paham wahabi. Apalagi, mayoritas pemeluk muslim merupakan dari kalangan moderat Ahlussunnah wal jamaah.
Kendati demikian, keputusan Rakernas PAN di Yogyakarta yang merekomendasikan Hatta Rajasa sebagai cawapres SBY tampaknya bisa mendapat batu sandungan. Pasalnya, pendukung Soetrisno Bachir berencana menggelar Rakernas di Jakarta, 9 Mei mendatang. Pendukung Soetrisno Bachir menganggap, rakernas di Yogyakarta inkonstitusional.
Lili Romli sudah mencermati kondisi ini. Menurut dia, soliditas PAN dalam mengusung Hatta Rajasa cukup penting bagi SBY. Karena dampaknya, dukungan pada pasangan SBY-Hatta bisa tak bulat.
Namun, Lili menilai, sokongan penuh Amien Rais pada figur Hatta masih ampuh untuk memanfaatkan jalur Muhamadiyah untuk mendukung Hatta. "Pak Amien masih bepengaruh di Muhammadiyah, bisa saja menggunakan jalur ini untuk mendukung Hatta," imbuhnya. [E1]
No comments:
Post a Comment