INILAH.COM, Jakarta - Hotel prodeo tampaknya pas menggambarkan sel tahanan Artalyta Suryani terpidana suap jaksa Urip Tri Gunawan. Dalam sidak terbukti, sel Ayin tak ubahnya seperti hotel.
Meski demikian, langkah Satgas Pemberantasan Mafia Hukum bukan tanpa kritik. Ada juga tudingan bahwa Satgas tersebut telah melakukan langkah tebang pilih. Karena masih banyak nama-nama besar yang berduit di tahanan diyakini mendapatkan fasilitas serupa seperti sosialita Artalyta Suryani.
Namun, hal ini dibantah anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Achmad Santosa. Menurut dia, sama sekali pihaknya tidak melakukan tebang pilih. Karena sidak yang dilakukan satgas berpijak pada laporan dari pengaduan masyarakat.
“Jangan khawatir, kami tidak pilih kasih atau tebang pilih,” tegasnya kepada R Ferdian Andi R wartawan INILAH.COM di Jakarta, Senin (11/1). Berikut wawancara lengkapnya:
Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dituding melakukan tebang pilih. Bagaimana tanggapan Anda?
Persoalannya kemarin sidak ke sana karena laporan. Dari laporan itu kita bicara dengan Menteri Hukum dan HAM, lalu beliau mendorong itu, lalu kita langsung melakukan silent operation dan langsung masuk kesana. Ini kan hanya sampel, saya tegaskan ini seperti puncak gunung es.
Jadi saya pikir ada yang lebih hebat di penjara-penjara lainnya. Seperti banyak masuk SMS fasilitas istimewa di LP lainnya, tapi tidak tepat kalau disidak lagi sekarang, biarkan dulu. Kita tidak pilih kasih, kita tidak tebang pilih, dalam waktu dekat besok atau lusa kita akan bertemu Menkum HAM.
Kita sama-sama memperbaiki sistemnya supaya jauh lebih baik. Jadi tidak usah khawatir, tidak ada tebang pilih, ini hanya menindaklanjuti pengaduan informasi yang masuk.
Kondisi ini sebenarnya terjadi tidak hanya saat ini saja, tahun-tahun lalu juga terjadi. Kenapa kok masih terus terjadi?
Ini kan baru satu, nanti kita coba ke tempat-tempat lainnya. Tetapi yang namanya sidak tidak boleh diberi tahu. Jadi tidak usah khawatir, kalau hanya dengar-dengar saja tapi tidak ada info yang kuat, ya repot juga. Kita tidak ada maksud untuk tebang pilih atau pilih kasih.
Poin penting apa yang akan dilakukan terkait fenomena tahanan mewah di lapas-lapas?
Yang jelas perlu ada assesment yang detil dan menyeluruh apa yang menyebakan ini semua. Kenapa masalah ini kok kronis dan tidak pernah terselesaikan? Assessment menyeluruh itu kalau bisa timnya tidak hanya saja dari Depkumham tetapi juga dari perguruan tinggi dan sebagainya.
Proses ini mungkin bisa dilakukan selama tiga bulan menjadi dasar untuk perbaikan menyeluruh secara teratur. Jadi sistemnya, diperbaiki. Sidak ini awal saja. Intinya kita ingin satu perbaikan sistem komprehensif.
Apakah Anda yakin, jika Aulia Pohan juga mendapatkan fasilitas yang sama seperti Artalyta Suryani?
Anda kasih laporan kepada kami deh, tapi laporannya yang betul. Tidak usah khawatir, saya heran dengan masyarakat kita. Tidak usah khawatir deh. [mdr]
No comments:
Post a Comment