Ada Sejak 1945 « Kepak-kepak Sayap-sayap Garuda

Ada Sejak 1945 « Kepak-kepak Sayap-sayap Garuda


Koleksi Wallpaper Kepak Garuda

Koleksi Wallpaper Kepak Garuda « Kepak-kepak Sayap-sayap Garuda


Garuda Akan Mampu Terbang Tinggi Wallpaper Kata-kata Ali Sadikin Slank Tino Sidin Jay Subiakto Susi Susanti Gus Dur Baharuddin Lopa Garuda 01 Dono Kasino Indro Hoegeng Iman Santoso Riri Riza Mira Lesmana Iwan Fals Mohammad Hatta Kepak Garuda 01 Garuda 01 Tim Nasional Indonesia

Wall Paper Soekarno

soekarno-1440x1080.jpg (1440×1080)

Abraham Janji Bongkar Kasus Freeport - nasional.inilah.com

Abraham Janji Bongkar Kasus Freeport - nasional.inilah.com

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku siap mundur jika dalam setahun tidak bisa menorehkan prestasi sebagai pimpinan KPK.

"Satu tahun kalau tidak bisa berbuat apa-apa saya akan mundur dengan sendirinya," kata Abraham dalam fit and proper test di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Abraham menyetujui ide pemisahan kasus korupsi berdasarkan skala. Skala besar diambil oleh KPK, sementara yang kecil diambil oleh Polisi dan Kejaksaan Agung.

Bahkan Abraham siap membongkar dugaan korupsi PT Freeport jika terpilih sebagai capim KPK. Ia melihat ada hal yang tidak beres dengan Freeport. "Per tahun yang masuk itu Rp80 triliun. Tetapi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya Rp13 triliun," katanya. [bar]

Abraham: Pimpinan KPK Sekarang Pemain Sinetron - nasional.inilah.com

Abraham: Pimpinan KPK Sekarang Pemain Sinetron - nasional.inilah.com

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengkritik cara kerja pimpinan KPK sekarang.

"Pimpinan KPK tidak boleh tampil di televisi, harus diam. Itu bukan pimpinan tapi pemain sinetron," kata Abraham dalam fit and proper test capim KPK di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Ia mengambil contoh pernyataan Ketua KPK Busyro Muqoddas. Dalam berbagai kesempatan, Busyro sering mengumbar perkembangan kasus seperti penetapan tersangka baru.

"Bicara di televisi, nanti akan ada tersangka baru. Ini tidak benar. Fungsi-fungsi intelijen itu silent operation. Tidak perlu populer tapi tindakannya yang populer," ucapnya.

Sebagaimana diberitakan, Komisi III DPR sedang menggelar proses pemilihan capim KPK. Fit and proper test dilaksanakan pada 28 November 2011 dan direncanakan kelar pada 2 Desember 2011.

Delapan capim KPK berdasarkan peringkat adalah Bambang Widjojanto, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudrajat, Abraham Samad, Zulkarnaen, Adnan Pandu Praja dan Aryanto Sutadi. [bar]

Abraham Dicecar Soal Penyidik Independen - nasional.inilah.com

Abraham Dicecar Soal Penyidik Independen - nasional.inilah.com

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Calon pimpinan (Capim) KPK Abraham Samad ngotot agar KPK memiliki penyidik independen. Abraham yakin penyidik independen tidak akan melemahkan posisi penyidik dari Kepolisian dan Kejaksaan.

"Bukan mengeliminir penyidik-penyidik Kepolisian dan Kejaksaan. Tapi agar KPK lebih kuat dengan hadirnya penyidik-penyidik di luar Kepolisian dan Kejkasaan," jelas Abraham dalam fit and proper test capim KPK di ruang Komisi III DPR, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Hal ini dikatakannya menjawab pertanyaan anggota Komisi III Saan Mustofa. Anggota FPD ini menanyakan bukankah dengan adanya penyidik independen justru menambah konflik baru dengan dua lembaga hukum lainnya.

Jelas Abraham, saat ini penyidik polisi dan kejaksaan belum terlalu kuat untuk mengusut berbagai kasus korupsi. "Ya suka atau tidak suka, masih tidak terlalu kuat," akuinya. [mah]

Pemerintah Beri Izin Tentara AS Jaga Freeport? - nasional.inilah.com

Pemerintah Beri Izin Tentara AS Jaga Freeport? - nasional.inilah.com

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia diminta bersikap tegas menyikapi keberadaan 70 tentara Amerika Serikat di PT Freeport Indonesia.

"Indonesia harus bersikap dengan adanya tentara Amerika di Freeport, dengan menanyakan tentang keberadaan tersebut," ujar Pengamat Militer, MT Arifin kepada INILAH.COM, Sabtu (26/11/2011).

Arifin mengatakan, Indonesia berhak menanyakan keberadaan tentara-tentara asing tersebut masuk ke wilayah Indonesia, apalagi keberadaannya tersebut digunakan untuk mengamankan situasi di sana. "Keberadaan tentara asing ini harus ada izinnya," tegasnya.

Sebelumnya, dalam rapat konsultasi antara tim pemantau situasi Papua DPR dengan beberpa menteri terkait, kembali terkuak bahwa pengamanan wilayah PT Freeport dikuasai oleh tentara Amerika.

"Saat Kunker (Kunjungan Kerja), ada 70 militer Amerika yang masih aktif bekerja di Freeport," ujar anggota Fraksi Partai Hanura Ali Kastela dalam Rapat konsultasi tersebut di Gedung DPR, Senayan, Jumat (25/11/2011). [mah]

Polri Akui Anggotanya Terima Dana dari Freeport - nasional.inilah.com

Polri Akui Anggotanya Terima Dana dari Freeport - nasional.inilah.com

INILAH.COM, Jakarta - Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Saud Usman Nasution, menegaskan bahwa dana bantuan dari PT Freeport Indonesia kepada anggotanya di Polda Papua bisa dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Polri melalui Polda Papua, dana bantuan yang diberikan PT Freeport Indonesia adalah Rp1,25 juta per anggota. Uang itu diterima setiap bulan selama mengamankan perusahaan asing tersebut.

"Polri dalam hal ini Polda Papua, tidak pernah menerima dari PT Freeport sebesar US$14 juta. PT Freeport hanya memberikan Rp1,25 juta perorang per bulan di lapangan," ujar Saud di Mabes Polri, Senin (28/11/2011).

Dana ini, imbuhnya, sudah dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan. Karenanya Polri mengklaim tidak ada penyimpangan di dalamnya.

Adapun bantuan berupa fasilitas, Polri merujuk nota persetujuan Polda Papua dengan PT Freeport. Dalam MoU tersebut disebutkan bahwa PT Freeport siap memberikan sarana fasilitas, baik sarana prasarana transportasi, akomodasi, hingga konsumsi selama pelaksanaan di lapangan.

Sebelumnya, Polri memberangkatkan tim audit internal ke Papua sejak Oktober akhir untuk menelusuri penerimaan dana pengamanan pertambangan emas tersebut. Tim terdiri dari Divisi Inspektorat Pengawasan Umum, Badan Pemeliharaan Keamanan, dan Divisi Profesi dan Pengamanan. [mvi]

Headline

Dua Raksasa Berebut Indonesia - ekonomi.inilah.com

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Amerika Serikat dan China kini tengah berebut pengaruh di Indonesia. Maklum saja, potensi ekonomi di negeri ini teramat sayang untuk dilewatkan begitu saja.

AS kini tengah berusaha agar pundi-pundi mereka di Indonesia tidak hilang begitu saja direbut China. Sedangkan, China berupaya keras merebut pengaruhnya di Indonesia. Lihat saja, saat Presiden SBY berada di Honolulu, Hawaii, sejumlah pengusaha AS sarapan pagi bersama SBY dan menteri-menteri ekonomi.

Pada sarapan pagi Minggu 13 November 2011 itu, hadir antara lain President & CEO Freeport McMoran Richard Adkerson, Group President Caterpillar Richard Lavin, Emery Konig dari Cargill, Deb Henretta dari Procter & Gamble, Peter Eggleston dari Chevron, President of National Center for APEC Monica Whaley, President & CEO Underwriters Laboratories Inc Keith Williams, dan Sehat Soehardjo serta Weili Dai dari Marvell Technology Group Ltd.

Sarapan pagi Presiden SBY dengan delapan pimpinan perusahaan terkemuka AS terlihat begitu spesial. Maklum AS sedang dirundung krisis keuangan begitu hebat. Situasi ini membuat daya beli rakyat AS mengendur. Kalau pada krisis 2008 Pemerintah AS menyuntikkan modal kepada perbankan dan perusahaan yang kolaps, kini siapa yang menalangi jika Pemerintah AS gagal membayar utang?

Satu-satunya jalan adalah ekspor dan ekspansi perusahaan swasta ke berbagai negara. Sebab, dengan cara ini banyak devisa bisa diraup. Itulah mengapa Presiden Barack Obama sampai harus menyaksikan pembelian 230 unit pesawat Boeing oleh Lion Air di Bali 18 November lalu. Pembelian senilai US$ 2,17 miliar atau Rp 19,52 triliun itu dianggap Obama sebagai transaksi terbesar dalam sejarah Boeing.

Namun banyak spekulasi bermunculan di balik ekspansi perusahaan-perusahaan AS di Indonesia. Salah satunya kekhawatiran AS terhadap pengaruh China di Indonesia. “Indonesia menjadi rebutan pengaruh antara AS dan China karena posisinya yang strategis serta punya penduduk banyak. Apalagi Indonesia dianggap berhasil mengawal proses demokrasi,” tutur sumber Inilah Review.

Memang sejak Perjanjian Perdagangan Bebas Cina-Asean (Asean-Cina Free Trade Agreement/ACFTA) diberlakukan 1 Januari 2010, barang-barang China mulai dari peniti hingga mesin modal membanjiri pasar Indonesia.

ACFTA memang membuat China makin bergairah menyerbu pasar Indonesia. Bahkan beberapa perusahaan raksasa China terus hadir dalam berbagai pameran teknologi dan produk China. Hingga saat ini lebih 1.000 perusahaan China beroperasi di Indonesia, baik bidang infrastruktur, kelistrikan, energi, komunikasi, agrikultural, manufaktur dan sektor lainnya.

Menurut Deputy Director of Shanghai Municipal Commission of Commerce, Wang Xinpei, pada kuartal pertama 2011 perdagangan antara China dan Indonesia sudah mencapai US$ 12,5 miliar atau naik 40% dibanding periode yang sama tahun 2010. “Kami berharap volume perdagangan China-Indonesia bisa sampai US$ 50 miliar di akhir tahun 2011,” ujar Wang.

China memang tidak main-main melakukan ekspansi ke Indonesia. Beberapa waktu lalu, Anhui Conch Cement Co, perusahaan semen China mengeluarkan US$ 2,35 miliar untuk membangun empat pabrik semen di Indonesia. Menurut Business News, produk semen yang dibuat oleh Anhui Conch Cement Co itu akan dijual di Indonesia dan diekspor ke negara-negara tetangga.

Di sektor pertambangan,Ning Xia Hengshun Smelter Group segera masuk ke Indonesia untuk mengolah nikel dengan investasi US$ 7 miliar. “Ini luar biasa,” ujar Deputi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bidang Promosi Investasi, Himawan Ariyoga.

China juga dikabarkan sedang mengincar pertambangan di pegunungan Grasberg dan Ertsberg di Timika, Mimika, Papua, yang belum semuanya dieksploitasi oleh PT Freeport Indonesia. Di pegunungan ini masih terkandung biji tembaga, uranium, dan emas.

Namun, boleh dibilang ini baru babak awal pertarungan China dan AS di Indonesia. Laporan mengenai pertarungan China dan AS dalam merebut Indonesia ini bisa disimak di Majalah InilahREVIEW Edisi ke 14 yang terbit Senin (28/11/2011). [tjs]


Dua Raksasa Berebut Indonesia - ekonomi.inilah.com

Penjaga Freeport Pensiunan Tentara AS - nasional.inilah.com


Headline

INILAH.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto membantah keberadaan 70 tentara Amerika Serikat yang berjaga di wilayah PT Freeport Indonesia. Menurut Djoko, berdasarkan hasil klarifikasi yang diperoleh dari lapangan, yang sesungguhnya berada di PT Freeport Indonesia hanya konsultan keamanan dan bukan tentara atau militer Amerika Serikat.

 "Saya kemarin lupa menjelaskan tentang dugaan 70 marinir AS di Freeport yang diangkat oleh Ali Kastela. Hasil klarifikasi ada 4 orang konsultan keamanan yang diambil dari perusahaan pengamanan (banyak digunakan juga di Irak )," ujar Djoko di Jakarta, Sabtu (26/11/2011).

 Djoko menambahkan, selain empat orang konsultan pengaman tersebut, sisanya ada beberapa orang lain yang merupakan pensiunan tentara AS yang bekerja di PT Freeport.

 "Yang lain memang ada beberapa para pensiunan (tentara AS) yang bekerja di Freeport yang diperoleh melalui proses rekruitmen SDM seperti warga sipil yang lain. Hal seperti ini juga berlaku di seluruh cabang Freeport di negara lain," pungkasnya.

 Sebelumnya, dalam rapat konsultasi antara tim pemantau situasi Papua DPR dengan beberpa menteri terkait, kembali terkuak jika pengamanan wilayah PT Freeport dikuasai oleh tentara Amerika.

 "Saat Kunker (Kunjungan Kerja), ada 70 militer Amerika yang masih aktif bekerja di Freeport," ujar anggota Fraksi Partai Hanura Ali Kastela dalam Rapat konsultasi tersebut di Gedung DPR, Senayan, Jumat (25/11/2011). [mah]

Tentara AS Jaga Freeport, NKRI Tak Berdaulat - nasional.inilah.com

Headline

INILAH.COM, Jakarta - Keberadaan 70 personel tentara Amerika Serikat (AS) yang mengamankan tambang PT Freeport Indonesia dianggap melanggar kedaulat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Mestinya kalau Indonesia yang berdaulat tidak boleh semestinya ada tentara asing yang mengamankan di wilayah indonesia," ujar Pengamat Militer MT Arifin kepada INILAH.COM, Sabtu (26/11/2011).

 Menurut Arifin, keberadaan tentara AS di wilayah Indonesia khususnya di wilayah PT Freeport dianggap sudah melanggar sistem hukum internasional. Sehingga hal tersebut patut dipertanyakan.

 "Itu melanggar kedaulatan Indonesia, dan melanggar hukum internasional yang berlaku. Kalau tentara itu sewaan Freeport artinya melanggar hukum internasional," tegasnya. Sebelumnya, dalam rapat konsultasi antara tim pemantau situasi Papua DPR dengan beberpa menteri terkait, terungkap keterlibatan tentara Amerika mengamankan area tambang Freeport.

 "Saat Kunker (Kunjungan Kerja), ada 70 militer Amerika yang masih aktif bekerja di Freeport," ujar anggota Fraksi Partai Hanura Ali Kastela dalam Rapat konsultasi tersebut di Gedung DPR, Senayan, Jumat (25/11/2011). [mah]

Tentara AS Jaga Freeport, NKRI Tak Berdaulat - nasional.inilah.com

Mencari Pemimpin KPK 2011-11-28





cahPamulang

Archives