Dua Raksasa Berebut Indonesia - ekonomi.inilah.com

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Amerika Serikat dan China kini tengah berebut pengaruh di Indonesia. Maklum saja, potensi ekonomi di negeri ini teramat sayang untuk dilewatkan begitu saja.

AS kini tengah berusaha agar pundi-pundi mereka di Indonesia tidak hilang begitu saja direbut China. Sedangkan, China berupaya keras merebut pengaruhnya di Indonesia. Lihat saja, saat Presiden SBY berada di Honolulu, Hawaii, sejumlah pengusaha AS sarapan pagi bersama SBY dan menteri-menteri ekonomi.

Pada sarapan pagi Minggu 13 November 2011 itu, hadir antara lain President & CEO Freeport McMoran Richard Adkerson, Group President Caterpillar Richard Lavin, Emery Konig dari Cargill, Deb Henretta dari Procter & Gamble, Peter Eggleston dari Chevron, President of National Center for APEC Monica Whaley, President & CEO Underwriters Laboratories Inc Keith Williams, dan Sehat Soehardjo serta Weili Dai dari Marvell Technology Group Ltd.

Sarapan pagi Presiden SBY dengan delapan pimpinan perusahaan terkemuka AS terlihat begitu spesial. Maklum AS sedang dirundung krisis keuangan begitu hebat. Situasi ini membuat daya beli rakyat AS mengendur. Kalau pada krisis 2008 Pemerintah AS menyuntikkan modal kepada perbankan dan perusahaan yang kolaps, kini siapa yang menalangi jika Pemerintah AS gagal membayar utang?

Satu-satunya jalan adalah ekspor dan ekspansi perusahaan swasta ke berbagai negara. Sebab, dengan cara ini banyak devisa bisa diraup. Itulah mengapa Presiden Barack Obama sampai harus menyaksikan pembelian 230 unit pesawat Boeing oleh Lion Air di Bali 18 November lalu. Pembelian senilai US$ 2,17 miliar atau Rp 19,52 triliun itu dianggap Obama sebagai transaksi terbesar dalam sejarah Boeing.

Namun banyak spekulasi bermunculan di balik ekspansi perusahaan-perusahaan AS di Indonesia. Salah satunya kekhawatiran AS terhadap pengaruh China di Indonesia. “Indonesia menjadi rebutan pengaruh antara AS dan China karena posisinya yang strategis serta punya penduduk banyak. Apalagi Indonesia dianggap berhasil mengawal proses demokrasi,” tutur sumber Inilah Review.

Memang sejak Perjanjian Perdagangan Bebas Cina-Asean (Asean-Cina Free Trade Agreement/ACFTA) diberlakukan 1 Januari 2010, barang-barang China mulai dari peniti hingga mesin modal membanjiri pasar Indonesia.

ACFTA memang membuat China makin bergairah menyerbu pasar Indonesia. Bahkan beberapa perusahaan raksasa China terus hadir dalam berbagai pameran teknologi dan produk China. Hingga saat ini lebih 1.000 perusahaan China beroperasi di Indonesia, baik bidang infrastruktur, kelistrikan, energi, komunikasi, agrikultural, manufaktur dan sektor lainnya.

Menurut Deputy Director of Shanghai Municipal Commission of Commerce, Wang Xinpei, pada kuartal pertama 2011 perdagangan antara China dan Indonesia sudah mencapai US$ 12,5 miliar atau naik 40% dibanding periode yang sama tahun 2010. “Kami berharap volume perdagangan China-Indonesia bisa sampai US$ 50 miliar di akhir tahun 2011,” ujar Wang.

China memang tidak main-main melakukan ekspansi ke Indonesia. Beberapa waktu lalu, Anhui Conch Cement Co, perusahaan semen China mengeluarkan US$ 2,35 miliar untuk membangun empat pabrik semen di Indonesia. Menurut Business News, produk semen yang dibuat oleh Anhui Conch Cement Co itu akan dijual di Indonesia dan diekspor ke negara-negara tetangga.

Di sektor pertambangan,Ning Xia Hengshun Smelter Group segera masuk ke Indonesia untuk mengolah nikel dengan investasi US$ 7 miliar. “Ini luar biasa,” ujar Deputi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bidang Promosi Investasi, Himawan Ariyoga.

China juga dikabarkan sedang mengincar pertambangan di pegunungan Grasberg dan Ertsberg di Timika, Mimika, Papua, yang belum semuanya dieksploitasi oleh PT Freeport Indonesia. Di pegunungan ini masih terkandung biji tembaga, uranium, dan emas.

Namun, boleh dibilang ini baru babak awal pertarungan China dan AS di Indonesia. Laporan mengenai pertarungan China dan AS dalam merebut Indonesia ini bisa disimak di Majalah InilahREVIEW Edisi ke 14 yang terbit Senin (28/11/2011). [tjs]


Dua Raksasa Berebut Indonesia - ekonomi.inilah.com

No comments:

Archives