Inilah Profil Lengkap GJA, Pengarang Buku "Membongkar Gurita Cikeas"

George Junus Aditjondro (GJA), Ph.D lahir pada 27 Mei 1946 di pekalongan, Jawa Tengah adalah seorang sosiolog asal Indonesia. GJA demikian panggilan singkatnya dalam dua minggu terakhir menjadi topik pembicaraan publik. Pasalnya, GJA telah menulis satu buku “panas” dengan tema “ Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Century”. Buku inilah yang kemudian paling dicari karena semenjak peluncuran tertanggal 23 Desember 2009 hilang dari peredaran. Para wartawan media cetak dan elektronik berlomba mencari kesempatan wawancara dengan GJA. Lingkaran Cikeas terlihat bersatu padu melawan GJA. Kini GJA menjadi tokoh kontroversial. Publik masih bertanya, siapakah sebenarnya GJA.


Berikut profil GJA yang diperoleh dari berbagai sumber;

Pada tahun 1971 hingga 1979 GJA sempat menjadi wartawan majalah TEMPO dan dalam rentan waktu 1994-2002 ia menghabiskan waktunya mengabdi sebagai tenaga pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Murdoch University, Perth dan Newcastle University, Australia. Pada tahun 2005, GJA juga menjadi staff pengajar di Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
GJA memperoleh gelar sarjana elektro dan teknik dari Universitas Hasanuddin Makassar. Lebih lanjut, GJA merampungkan studinya di Universitas Satya Wacana Salatiga dan Akademi Teknik Semarang. Kehausan akan ilmu membuat GJA melanjutan studinya dan meraih gelar Master of Science dari Cornell University, Itacha, New York. GJA menulis tesis dengan judul “ Organization Learning of Executives and Staffs Persons of The Irian Jaya/Papua Community Development Foundation”. Pada tahun1993, GJA merampungkan Ph.D nya  (juga I Cornell) dengan disertasi berjudul “ Public Policy Education Concerning The Social and Environtment Impact of The Kedungombo Multiporpose Dam in Central Java.”
Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor-Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998.

Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998.
Pada tahun 2007, GJA pernah menjadi konsultan penelitian untuk KOTIB (Koalisi untuk Transparansi Bantuan Bencana) di Medan. KOTIB merupakan organisai non pemerintah yang memusatkan perhatian terhadap pemantauan upaya-upaya rekonstruksi di wilayah bencana alam Aceh dan Nias (Sumatera Utara). Selain itu, GJA juga terlibat sebagai konsultan penelitian dan publikasi pada Yayasan Tanah Merdeka di Palu, Sulawesi Tengah.

Sebagai seorang mantan wartawan dan juga akademisi, GJA setidaknya telah mengeluarkan tiga buku kritis yakni; (a) Dari Soeharto ke Habibi, Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari; Kedua Puncak Korupsi, Kolusi dan Nepostisme REzim Orde Baru, (b) Korupsi Kepresidenan: Reproeduksi Oligarki Berkaki Tiga; Istana, Tangsi dan Partai Penguasa dan (c) Membongkar Gurita Cikeas; Di Balik Skandal Bank Century

Dalam pengakuannya, GJA cenderung memfokuskan dirinya pada masalah korupsi kepresidenan. Tidak mengherankan kalau kemudian karya GJA terus merempet Istana. Dapat dipastikan, siapa pun presidennya, GJA akan mengawasinya secara kritis.

 Sumber :
http://www.roabaca.com/serba-serbi/inilah-profil-lengkap-gja-pengarang-buku-membongkar-gurita-cikeas.html

No comments:

Archives