Suara Rakyat - Spirit Lebaran..!

Facebook | Spirit Lebaran..!
Saat ini kita tengah lakoni hari ke 2 Lebaran. Setelah seharian kita mengisi hari pertama lebaran, kini saat yang tepat untuk merenung ulang sekaligus mengambil hikmah atas apa-apa yang sudah kita kiprahkan. Hari pertama Lebaran adalah saat yang berbahagia. Bukan saja karena kita mampu bersilaturahmi dengan rekan-rekan sejawat di waktu kecil, namun kita pun dapat kumpul dan bersilaturahmi dengan sesama keluarga besar. Kita juga dapat menikmati kembali betapa nikmat nya menyantap ketupat dengan opor ayam dan sambel goreng ati di pagi hari, sepulang solat Ied. Bahkan mereka yang sudah terbiasa ngopi di pagi hari, maka hal itu pun dapat dilakukan nya lagi. Itulah indah nya hari kemenangan sekaligus hari untuk menuju kesucian.
  Lebaran memang selalu mengundang pesona, khusus nya bagi mereka yang menjalankan shaum sebulan penuh. Lebaran juga selalu menjadi penantian bagi mereka yang secara rutin menganggendakan mudik. Bahkan lebaran, seringkali dijadikan ajang untuk mempersiapkan diri dalam menyambut masa depan yang lebih baik. Akan tetapi, penting juga dicatat, hari Lebaran sebaik nya kita jadikan pula sebagai titik kuat dan titik tekan dalam memperteguh keyakinan dan memperkokoh ikhtiar guna mewujudkan idealisme ke arah realita. Dalam kaitan nya dengan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermsyarakat, hari dan momentum Lebaran sangat pas untuk meniupkan semangat baru dalam mengarungi gerak langkah pembangunan.
Bila selama ini di panggung politik sering kita lihat ada "dagelan politik", kita berharap agar di masa depan, hal semacam itu tidak terulang kembali. Jika selama ini sering terdengar ada nya kebijakan Pemerintah yang seolah-olah "memarjinalkan" nasib dan kehidupan rakyat, kita berkeinginan agar perilaku-perilaku yang semacam ini tidak terjadi kembali. Bahkan kita juga berharap agar para pemegang kekuasaan, baik di Pusat mau pun Daerah, setelah merayakan hari kemenangan ini mampu semakin memahami dan menghayati apa dan bagaimana sebetul nya kondisi nyata di dalam kehidupan masyarakat yang sesungguh nya. Inilah salah satu "spirit lebaran" yang sebaik nya menjadi modal dasar sekaligus juga kekuatan utama bangsa dalam menjawab tantangan dan tuntutan masa depan.
Macam-macam saja tingkah warga yang hendak mengikuti open house Lebaran bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga, Jumat (10/9/2010). Mereka rela berdesak-desakan di depan gerbang Istana Negara tempat acara akan berlangsung.
Tidak sedikit para ibu yang membawa anak-anak bayi dan balitanya juga turut berdesakan. Peluh membanjiri tubuh mereka. Tangisan anak-anak dan teriakan warga berbaur menjadi satu.-Kompas.com/Caroline Damanik
 Spirit lebaran, tentu saja bukan mengemuka hanya menjadi wacana. Tidak juga hanya sebuah hasrat yang tertanam dalam lubuk hati. Spirit lebaran adalah "ruh" yang harus dapat diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, akan terasa mengenaskan jika bangsa ini sudah bersepakat untuk mengusung spirit lebaran demi kejayaan, kemakmuran dan kesejahteraan bangsa, ternyata dalam praktek nyata di lapangan, masih dijumpai hal-hal yang bertolak-belakang dengan semangat yang kita komitmenkan selama ini. Spirit Lebaran mestilah mampu membawa semangat perubahan. Dari yang sifat nya hipokrit ke sebuah kesalehan. Yang asal nya penuh dengan kejumudan, kini sudah seharus nya digantikan dengan yang lebih terbuka. Kita wajib untuk menumbuhkan suasana yang egaliter. Kita dituntut untuk menghilangkan gaya hidup yang karikatif. Kita buang jauh-jauh politik adu domba. Kita persempit jurang pemisah yang semakin menganga di berbagai kehidupan.
Hal semacam ini penting ditumbuhkan dan dijadikan titik tolak dalam berkiprah. Sebab, bangsa ini pasti akan kecewa berat, bila ditengah-tengah era transparansi, ternyata masih ada pemimpin yang tidak tahan terhadap kritik dan pemikiran-pemikiran yang berbeda. Warga bangsa, tentu akan "tersenyum simpul" jika di tengah-tengah era keterbukaan, ternyata masih banyak pejabat yang menutup diri atas segala usulan dan pandangan yang dinilai ingin melahirkan terobosan-terobosan cerdas. Bangsa ini juga akan marah besar jika disekitar nya masih terekam adanya perilaku-perilaku yang tidak berbasis pada kondisi kehidupan nyata di masyarakat. Pamer kemewahan jelas ditantang keras. Narcis terhadap diri sendiri pasti akan dicemoohkan. Bahkan warga bangsa boleh-boleh saja mencibirkan bibir nya jika tampak masih ada pejabat yang sering "berselingkuh" dengan anggaran pembangunan, baik yang APBN atau pun APBD.


Pantauan Kompas.com, Jumat (10/9/2010), para menteri dan pejabat tinggi tampak mengantre di tenda yang disediakan pihak Istana. Tenda tersebut berada tepat di sebelah kanan Istana Negara.
Beberapa menteri yang telah hadir, antara lain, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan keluarga, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh dan keluarga, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan keluarga, Menteri Riset dan Teknologi Suharno Surapranata, serta Kepala Lemhanas Muladi dan keluarga.-Caroline Damanik
Spirit lebaran, sudah sepatut nya mampu meresap dalam setiap sanubari bangsa kita. Kita percaya kalau spirit lebaran mampu mengejawantah dalam peri kehidupan sehari-hari, maka tidak perlu lagi ada pikiran buruk sangka diantara sesama anak bangsa. Selaku bangsa kita tentu bakal bahu membahu dalam menjawab tantangan jaman. Kita juga akan selalu "sadar diri" : siapa sebetul nya jati diri dan sosok kita ? Kita pasti tidak akan menghamba pada kekuasaan. Justru yang kita lakukan adalah bagaimana kekuasaan itu akan diarahkan bagi terwujud nya kemulyaan dan keberkahan hidup selaku bangsa keseluruhan. Semoga menjadi percik permenungan kita bersama.

Salam
Pemimpin-Keberanian dan Perubahan

By:Kolonel PNB Adjie Suradji

No comments:

Archives