Presiden Ungkap Keberpihakan Oknum TNI pada Pemilu 2004

 clipped from www.antara.co.id

29/01/09 12:31

Presiden Ungkap Keberpihakan Oknum TNI pada Pemilu 2004



Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan adanya keberpihakan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri pada Pemilu 2004, dan ia minta kejadian serupa tidak terulang pada Pemilu tahun ini..

"Saya sendiri pernah merasakan, betapa sakitnya ketika ada oknum pejabat TNI dan Polri, ada semacam kebijakan dan instruksi yang mengganggu netralitas TNI dan Polri. Itu terjadi pada Pemilu 2004," tutur Presiden Yudhoyono ketika memberikan pengarahan kepada peserta rapat pimpinan TNI dan rapat koordinasi Polri di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Menurut Presiden, ketika itu ada forum komandan satuan di lingkungan TNI yang mengimbau agar jangan memilih partai politik tertentu.

Demikian juga di lingkungan Polri, lanjut Presiden, terdapat forum yang mengimbau agar jangan memilih calon presiden dari partai politik tertentu.

"Itu terjadi lima tahun lalu dan sudah lama saya maafkan. Sudah saya maafkan," ujarnya.

Presiden menyatakan keyakinannya bahwa forum yang menggangu netralitas TNI dan
Polri dalam penyelenggaran Pemilu 2004 itu bukan instruksi lembaga, melainkan hanya perbuatan oknum tertentu dalam tubuh TNI dan Polri.

"Saya tahu bukan kebijakan Panglima TNI waktu itu, di dalam forum dikatakan jangan memilih partai X dan ditunjukan AD/ART partai X itu," tuturnya.

Selama hampir lima tahun menjabat kepala negara dan pemerintahan, Presiden mengatakan baru pertama kali ini ia mengungkapkan adanya keberpihakan TNI
dan Polri pada Pemilu 2004, dengan tujuan agar kejadian serupa tidak terulang lagi pada Pemilu 2009.

Presiden mengaku ia telah menerima laporan bahwa beberapa petinggi TNI dan perwira Polri diisukan menjadi tim sukses calon presiden tertentu.

"Saya yakin informasi itu tidak benar," ujarnya.

Sehubungan dengan itu, Presiden minta para petinggi TNI dan pejabat Polri untuk tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan serta hati-hati dalam bertindak.

"Ini lebih baik saya sampaikan sekarang, daripada bergulir isu-isu di luar yang tidak baik. Hati-hati dalam mengeluarkan `statement`, berbicara pada pihak-pihak tertentu, apalagi dalam bertindak," ucapnya.

Kepada para pejabat TNI dan Polri yang menghadiri acara pengarahan, Presiden kembali mengingatkan mereka untuk netral dalam Pemilu 2009.

Menurut Presiden, netralitas TNI dan Polri amat diharapkan oleh seluruh partai politik dan rakyat Indonesia.

"Paling tidak ada 38 ketua umum partai politik yang ingin menyampaikan seperti saya ini, ingin saudara netral dan tentu rakyat Indonesia ingin TNI dan polisinya netral," tutur Presiden.

Presiden menyampaikan keyakinannya bahwa TNI dan Polri dapat menghindari politik praktis dan tetap netral pada Pemilu 2009.

Untuk itu, ia meminta agar TNI dan Polri menjelaskan kepada masyarakat tentang keputusan tidak menggunakan hak pilih pada Pemilu 2009 serta alasan yang mendasari sikap netral tersebut.(*)
Sent with Clipmarks

No comments:

Archives