ANTARA :: Dede Yusuf Mengkritik Feodalisme

12/01/09 09:09
Dede Yusuf Mengkritik Feodalisme


Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf mengaku kaget dan heran karena pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Gedung Sate sering membungkuk kalau berpapasan dengan gubernur atau wakil gubernur. Tradisi tersebut dinilainya tidak produktif dan berbau feodalisme.

"Saya tidak mau berubah jadi feodal. Oleh karena itu penghormatan yang berlebihan dengan cara membungkuk harus dihilangkan," ujar Dede Yusuf akhir pekan lalu.

Sebagai profesional yang datang dari dunia artis, Dede mengaku terbiasa egaliter dan tidak ada penghormatan berlebihan. Apalagi dia termasuk tokoh muda yang diharapkan membawa kultur baru di dunia birokrasi dan pemerintahan.

"Saya ini orang muda. Selama ini saya terbiasa bermitra dan komunikasi dengan siapa pun secara sejajar. Tapi kalau setiap hari saya terus-terusan dihormati dengan cara membungkuk, lama-lama saya jadi feodal. Saya tak mau berubah jadi sosok feodal," tegasnya.

Tradisi membungkuk di lingkungan Pemprov Jabar itu, menurut mantan anggota DPR RI itu, merupakan warisan Orde Baru yang tidak sesuai lagi dengan era sekarang. Karenanya ia memandang perlu membangun kepemimpinan baru saat ini lewat kemitraan yang produktif antara atasan dan bawahan.

"Kalau bertemu gubernur atau wakil gubernur cukup bilang selamat pagi atau `wilujeng enjing` saja. Tak usah sampai membungkuk seperti orang Jepang," kata wakil Sekjen DPP PAN ini.

Dede mengaku rikuh karena pejabat di lingkungan Gedung Sate umumnya di atas 55 tahun. Sementara dirinya baru 42 tahun. Saat bertemu gubernur dan Wagub, para pejabat itu biasanya membungkuk. (*)
Link

No comments:

Archives