Perang Konsultan Politik 2010

 LSI Denny JA vs Fox Indonesia, 5:0

 

 Pemilukada yang digelar marak di sejumlah daerah ternyata bukan hanya ajang pertarungan para kandidat bupati, walikota dan gubernur, tapi juga  ajang pertarungan reputasi dan kredibilitas para konsultan politik yang berada dibelakangnya. Mereka bertarung berhadapan dalam adu kuat strategi dan adu kuat akurasi, khususnya dalam membaca  peta dukungan melalui  survei.

 

Demikian kesimpulan yang mengemuka dalam Political Review tentang Peran Konsultan Politik di Pemilukada 2010 yang diadakan di Jakarta, Jum'at (27/8). Salah seorang pelaku konsultan politik dari Konsultan Citra Indonesia (KCI), Barkah Pattimahu, mengakui bahwa di era reformasi sekarang ini Pemilukada di sejumlah daerah tak saja diramaikan oleh pertarungan kandidat tapi juga pertarungan antar konsultan politiknya.

 

Menurut Barkah, fenomena ini tak terhindarkan sebagai konsekuensi dari demokrasi yang meniscayakan keterlibatan banyak pihak dalam ikut serta menentukan bulat lonjongnya negeri ini, tak terkecuali peran konsultan politik yang ada dibelakang para kandidat. Karena itu, setiap konsultan dituntut dan ditantang untuk memberikan kontribusi terbaiknya dengan segala taruhan reputasi dan kredibilitasnya jika salah prediksi dan salah rancang strategi.

 

"Ini memang harga yang harus dibayar oleh sebuah kerjaan profesional. Taruhannya sudah jelas reputasi dan kredibilitas institusi. Makanya, setiap konsultan jangan coba-coba bermain-main dengan angka dan data. Sebab, itu yang akan menjadi panduan bekerja, khususnya dalam menentukan strategi. Sekali kita buat data salah, maka strateginya pun bisa sesat," kata Barkah.

 

Dalam pengamatannya selama ini, memang baru dua lembaga konsultan politik yang besar dan diperhitungkan, yakni Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA dan Fox Indonesia pimpinan Choel Malarangeng. Sementara, lembaga konsultan lainnya seperti Polmark pimpinan Eep Saefullah Fatah dan termasuk KCI yang dipimpinnya, menurut Barkah, masih tergolong baru.

 

Karena itu, lanjut Barkah, sangat wajar dalam pemilukada di sejumlah daerah selalu diwarnai oleh pertarungan seru dua lembaga konsultan tersebut, yakni LSI Denny versus Fox Indonesia. Namun, sejauh yang diketahuinya, tepatnya selama tahun 2010 ini, Barkah mengakui LSI Denny lebih unggul dibanding Fox baik dalam rekor pemenangan maupun dalam rekor akurasi hasil survei.

 

Barkah mencontohkan, dalam beberapa ajang pertarungan di pilkada, LSI Denny berhasil mengalahkan kandidat yang dibantu Fox Indonesia. Dari catatan dia, LSI Denny unggul dengan skor 5:0 atas Fox Indonesia.

 

Rekor LSI Denny dalam tahun 2010 itu dimulai sejak ia berhadapan dengan Fox Indonesia di arena kongres partai Demokrat yang memilih calon ketua umum. LSI Denny membantu calon ketua umum partai Demokrat, Anas Urbaningrum  mengalahkan Andi Malarangeng yang dibantu Fox Indonesia.

Saat itu, LSI Denny membantu Anas yang sempat tak terlalu diperhitungkan pada awal-awalnya. Dan Fox Indonesia dengan segala manuver dan "serangan udaranya" lewat berbagai iklan televisi yang sangat gencar membantu Andi Malarangeng yang nota bene kakak kandung Choel Malarangeng.

Namun, Fox Indonesia rupanya harus puas menerima kekalahan Andi Malarangeng walaupun saat ini ia didukung terang-terangan oleh Edi Baskoro yang juga putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan bahkan sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu. Dan Anas pun terpilih dengan strategi jitu yang berhasil membangun image simpatik sebagai representasi sosok SBY yang jujur, santun dan tenang.

 

Kedua, strategi gencar serangan udara ala Fox juga berhasil ditumbangkan LSI Denny pada pertarungan Pemilukada di Kalimantan Selatan. LSI Denny yang membantu cagub Rudi Arifin dari Golkar berhasil mengalahkan Zairullah Azhar yang didukung partai Demokrat dan dibantu Fox.    

 

Ketiga, kabar terbaru kemenangan LSI Denny atas Fox Indonesia terjadi di pemilukada kabupaten Sumbawa, NTB pada 19 Agustus lalu. Berdasarkan hasil pleno KPUD Sumbawa, pasangan Jamaluddin Malik-Arasy Muhkan yang dibantu LSI Denny unggul dengan suara 50,56% dan mengalahkan pasangan Muhammad Amin-Nurdin Manggabarani (Annur) yang dibantu Fox Indonesia.

Kasus yang cukup fatal dalam pemilukada Sumbawa ini, hasil quick count LSI Syaiful yang disewa Fox Indonesia ternyata sebaliknya dari hasil KPUD. Yaitu, pasangan Annur yang menang dengan 50,04%. Sementara, LSI Denny dengan simpangan mutlak 0,86%, tepatnya 51,42%. Artinya tak jauh beda dengan hasil KPUD.

 

Keempat, pertarungan akurasi juga terjadi di pemilukada Bengkulu, dimana prediksi Fox Indonesia yang diiklankan di beberapa koran ternyata  meleset jauh dari hasil pleno KPUD. Waktu itu, Fox memprediksi Agusrin unggul diatas 40% dan LSI Denny memprediksi unggul diatas 30%. Dan hasilnya ternyata LSI Denny lebih akurat karena sesuai dengan hasil KPUD.

 

Kelima, kasus serupa terjadi di pemilukada Sulawesi Utara, dimana Fox Indonesia memprediksi Sinyo Harry Sarundajang (SHS)  unggul diatas 40%. Sementara, LSI Denny memprediksi SHS unggul diatas 30%. Dan yang ternyata akurat kembali adalah prediksi LSI Denny karena sesuai dengan pengumuman hasil pleno KPUD Sulut, yakni 32,02%, tak jauh beda dengan  hasil quick count LSI Denny, yaitu 32,89%.***

No comments:

Archives