Ical: Meluapnya Lumpur karena Bencana Alam

Jum'at, 27 Agustus 2010

KEDIRI - Aburizal Bakrie, ketua umum Partai Golkar, menggelar safari politik ke sejumlah pondok pesantren di Jatim. Selain mengail dukungan politik, sosok yang pernah disebut sebagai orang terkaya di Indonesia itu "membersihkan" namanya dan keluarga Bakrie dari kasus lumpur Sidoarjo. Lumpur Sidoarjo itu kini populer dengan nama lumpur Lapindo

Saat mampir di Ponpes Lirboyo, Kediri, kemarin, di hadapan santri dia mengatakan bahwa meluapnya lumpur tersebut bukan karena kesalahan perusahaan. Itu karena bencana alam.

Dia dan keluarga juga bukan pemilik PT Lapindo. Bahkan, mereka tak masuk dalam jajaran direksi atau komisaris. "Saham keluarga saya hanya 20 persen," katanya kepada santri seusai salat Duhur di masjid lama. Salat itu diimami pengasuh utama Ponpes Lirboyo KH Idris Marzuki. Hadir pula sejumlah pengasuh yang lain.

Dengan alasan itulah, Ical mengaku sempat mengusulkan agar perusahaan tersebut ditutup begitu kasus lumpur terjadi. Hanya, rencana itu diurungkan. Sebab, jika perusahaan ditutup, justru itu tidak akan menyelesaikan masalah. "Apalagi, saya melihat banyak korbannya adalah rakyat kecil," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Ical sekaligus meluruskan masalah ganti rugi terhadap korban lumpur. Dia mengungkapkan, tak benar bahwa Lapindo memberikan kompensasi yang tak layak kepada para korban. Lapindo sudah membeli tanah warga dengan harga 20 kali lipat dari nilai jual objek pajak (NJOP). Syaratnya, tanah itu benar-benar bersertifikat.

Syarat inilah yang kemudian membuat sejumlah warga yang tak memiliki sertifikat mundur. "90 persen orang yang mengaku-aku menjadi korban sudah mundur," terangnya. Ical menyebut, secara pribadi dirinya sudah mengeluarkan Rp 8 triliun untuk ganti rugi dan penanganan lumpur.

Ical datang ke Lirboyo sekitar pukul 13.00 bersama Titiek Soeharto. Selesai salat Duhur berjamaah, mereka berziarah ke makam para pendiri Ponpes Lirboyo. Mereka juga menyerahkan beasiswa dan bahan makanan pokok untuk santri.

Ditanya tentang Pilpres 2014, Ical menyatakan bahwa Partai Golkar siap berkompetisi dengan partai lain. Bahkan, konsolidasi internal untuk menyambut pergantian kepemimpinan RI itu sudah matang. "Di daerah (konsolidasi) kita sudah sampai ke tingkat desa," ujarnya.

Saat ini tinggal beberapa daerah yang belum selesai. Karena itu, dia optimistis akhir tahun konsolidasi rampung. Apakah termasuk menentukan calon yang diusung pada 2014? Ical tak menyebut pasti. "2014 kan masih empat tahun lagi. Yang jelas, partai sudah siap. Kita tunggu saja," tandasnya.

Soal namanya yang mulai santer disebut sebagai kandidat, Ical hanya tersenyum. Secara diplomatis dia menjawab, "2014 saya akan menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa."

Setelah dari Lirboyo, Ical berkunjung ke Ponpes Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Burengan, Pesantren. Kendati demikian, dia membantah kegiatan tersebut merupakan bentuk penggalangan dukungan menghadapi pemilihan presiden (pilpres) 2014. "Masih lama. Untuk apa saya kampanye sekarang," ungkapnya.

Kata dia, pesantren sengaja dipilih dalam rangkaian safari Ramadan semata-mata untuk mendengarkan suara rakyat. Terlebih, Jawa Timur dikenal sebagai daerah santri. Tentang keikutsertaan Titiek Soeharto, Ical mengatakan bahwa putri mantan Presiden Soeharto tersebut merupakan keluarga besar Partai Golkar. (fa/ndr/hid/c2)

No comments:

Archives