SBY Batal Nyanyi, Mega Kritik BLT

 
Sabtu, 21 Maret 2009 , 08:25:00

SBY Batal Nyanyi, Mega Kritik BLT

 
 
TARIK SIMPATI: Dalam kampanyenya di Jember, Megawati banyak mengkritik kebijakan pemerintah. Sementara SBY meminta warga memilih parpol prorakyat. Sedangkan Hidayat Nurwahid yang juga tampil di Jakarta, mengajak istri yang hamil tua.(agung rahmadiansyah/radar surabaya)
JAKARTA – Dua parpol ''penguasa'' Jakarta kemarin turun berkampanye. Partai Demokrat fokus berkampanye di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar kampanye di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta. Kedua partai itu menjadi pemenang di Jakarta pada Pemilu 2004.

Dalam kampanye kemarin, kedua partai menurunkan kader andalannya. Demokrat dengan juru kampanye Presiden SBY yang menjabat ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Ini kali pertama SBY melakukan kampanye terbuka. Dia pun cuti dari tugas sebagai kepala negara.

PKS juga menurunkan jurkam kelas I, yakni Hidayat Nurwahid, yang menjabat anggota Dewan Syura PKS. Hidayat yang juga ketua MPR itu disambut antusias massa yang berjumlah ribuan orang.

Akibat kampanye kedua ''penguasa'' Jakarta itu, jalan-jalan di ibu kota macet. Selain itu, warga Jakarta kesulitan mendapat bus karena banyak angkutan umum yang dicarter massa kampanye.

Saat mulai bicara di Gelora Bung Karno, SBY langsung meminta maaf kepada warga Jakarta yang terganggu karena kampanye. Maklum, macet di sana-sini. Terutama di sekitar Senayan. ''Atas nama keluarga besar Partai Demokrat, izinkan saya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jakarta. Hari ini (kemarin, Red) barangkali terganggu kenyamanannya oleh kampanye Partai Demokrat,'' katanya.

SBY tampil di atas panggung di hadapan massanya sekitar pukul 14.45 WIB. Capres Partai Demokrat tersebut didampingi istrinya, Ani Yudhoyono, serta putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono. Keluarga Cikeas itu tampil seragam dengan busana biru, warna khas partai pendukung utama pemerintah tersebut.

Hanya sekitar 10 menit SBY menyampaikan pidato kampanyenya. Kepada massa yang hadir di Gelora Bung Karno, SBY meminta agar pada 9 April mendatang memilih parpol yang akan membawa kebaikan bagi bangsa dan negara untuk lima tahun mendatang. Juga memilih partai politik yang mendukung program-program prorakyat.

Ada lima hal yang menjadi materi kampanye SBY. Pertama, soal keamanan. Menurut SBY, secara objektif, keamanan di Indonesia terus meningkat. SBY pun mencontohkan situasi keamanan di Aceh, Poso, Maluku, Papua, yang sudah kondusif. ''Maukah keamanan kita mundur dan makin memburuk? Jawabannya tidak,'' kata SBY.

Kedua, lanjut SBY, dalam penegakan hukum dan keadilan, di pemerintahannya juga terus membaik. Terutama dalam pemberantasan korupsi. ''Maukah kejahatan dan korupsi merajalela lagi? Jawabannya tidak,'' tegasnya.

Ketiga, lanjut SBY, perekonomian Indonesia juga terus membaik. Salah satu indikatornya, katanya, adalah telah lunasnya utang luar negeri Indonesia kepada IMF. ''Maukah ekonomi kita mundur kembali? Utang lagi kepada IMF dan lain-lain? Jawabannya tidak,'' ujarnya.

Isu keempat adalah soal kesejahteraan rakyat. Terjadi peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan masyarakat, penghasilan pegawai, petani, dan buruh; serta ketahanan pangan. Pemerintah juga memberikan kemudahan kredit bagi permodalan usaha kecil dan menengah. ''Maukah kesejahteraan kita mundur dan jalan di tempat? Maukah program-program prorakyat dihentikan? Jawabannya tidak,'' tandas SBY.

Yang kelima, katanya, di mata internasional, posisi Indonesia makin dihormati dan disegani. ''Maukah Indonesia dilecehkan kembali oleh dunia? Jawabannya tidak,'' ujarnya.

''Kalau jawabannya semua tidak, Partai Demokrat bersama SBY akan melanjutkan tugas-tugas meningkatkan kebaikan bangsa kita. Mempertahankan yang sudah baik, meningkatkannya lagi, memperbaiki yang belum baik, dan mengatasi masalah-masalah yang masih tersisa,'' papar SBY disambut yel-yel ''lanjutkan'' oleh massa.

Menurut dia, Partai Demokrat adalah partai nasionalis sekaligus religius. Partai tengah yang melindungi dan mengayomi semua golongan di Indonesia. SBY juga menjamin, Partai Demokrat selalu menghormati dan memajukan kaum perempuan di Indonesia. Juga memajukan kawula muda Indonesia.

''Pemimpin-pemimpin Partai Demokrat bekerja sekuat tenaga, bukan hanya berjanji dan berwacana. Politik yang dijalankan Partai Demokrat adalah politik yang bersih. Demokrat tidak senang yang kotor, yang menyimpang, dan yang melanggar aturan,'' tutur SBY.

Selain itu, katanya, politik Partai Demokrat adalah politik yang cerdas, memberikan solusi, mencari jalan keluar. ''Bukan hanya mencaci maki. Politik kita adalah politik yang santun sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,'' ujarnya.

Setelah berpidato, SBY sempat mendengarkan lagu mars Partai Demokrat. Tak lama setelah itu, SBY dan keluarga meninggalkan Gelora Bung Karno. Dalam jadwal yang dibuat tim kampanye, seharusnya SBY melakukan tiga kali orasi. Selain itu, seharusnya SBY juga bernyanyi bersama Andra and the Backbone yang akan membawakan lagu berjudul Sempurna sebagai penutup kampanye.

Kenyataannya, SBY hanya berorasi sekali. Agenda menyanyi juga dihapuskan. Mengapa? Para pengurus Partai Demokrat tak mau membocorkan penyebabnya. Hanya, ada informasi bahwa SBY merasa kecewa karena Stadion Gelora Bung Karno tidak terisi penuh oleh massa Partai Demokrat.

Dalam pengamatan Jawa Pos, stadion berkapasitas 110 ribu orang       itu tidak bisa dibirukan oleh Partai Demokrat. Tribun bagian atas terlihat kosong melompong. Tribun di bawah juga hanya penuh sebagian. Lapangan rumput yang biasa digunakan untuk pertandingan sepak bola juga tidak penuh, hanya terisi separonya.

KRITIK BLT

Sementara ituKetua UmumPDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kemarin berkampanye di Lapangan Mangli, Kaliwates, Jember, Jatim. Meski hanya memberikan pidato politik selama 20 menit, massa dan simpatisan PDIP yang berjumlah ribuan orang terhipnotis oleh pidatonya yang menyala-nyala.

Pidato Mega yang banyak mengkritik kebijakan pemerintah itu benar-benar membuat massa banteng moncong putih tersebut tak beranjak. Saking semangatnya saat pidato, gelas minum yang ada di podium tersenggol sehingga airnya tumpah.

Berkali-kali mantan presiden RI itu mengecam sejumlah kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan SBY. Salah satu sasaran kritiknya adalah program bantuan langsung tunai (BLT) dan kenaikan harga sembako. Kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif angkutan umum juga menjadi sasaran kritiknya.

Menurut dia, program BLT hanya untuk kepentingan sesaat, bukan jangka panjang. ''Saya ingin tanya, apa sekarang lebih baik? Apakah sembako lebih murah?" tanya Mega.

Dia mengaku sering dihantam soal harga BBM atau sembako yang murah. ''Mari diadu data di lapangan. Saya sedih melihat rakyat seperti ini. Rakyat mudah dibodohi," tegasnya.

Mega juga mencontohkan naiknya harga sembako. ''Berapa harga cabai? Sepuluh ribu? Apakah murah?" pancing Mega. Dengan lantang, para kader banteng langsung menjawab, ''Mahal." Bahkan, Mega meminta agar para wartawan yang meliput mencatat jawaban rakyat itu.

Secara vulgar, Mega juga mengkritik pedas program BLT. "Kasihan ibu-ibu, penyet-penyet hanya untuk Rp 200 ribu. Mana harga dirimu? Apa arti Rp 200 ribu jika harus penyet-penyet," sindirnya.

Menurut dia, PDIP protes keras atas kebijakan yang menghambur-hamburkan dana tersebut. ''Lebih baik untuk jembatan, jalan," tegasnya. Karena itu, dia minta agar masyarakat tidak mudah dibodohi dengan program BLT.

"Rakyat harus membagun dirinya sendiri," harapnya. Caranya, menolak ramai-ramai program BLT. "Kalau sendiri, ya nggletek. Kalau bersama-sama, banyak orang, mau apa dia?" katanya.

Dari podium, Mega dengan sangat percaya diri menyatakan masih didukung rakyat untuk menjadi calon persiden (capres). Untuk itu, dia minta dukungan rakyat pada Pemilu 9 April 2009 agar langkah menjadi presiden Indonesia untuk kali kedua menjadi lebih ringan.(tom/tof/aro/jpnn)
 

No comments:

Archives