Meringkuk di Sel Tahanan, Syekh Puji Linglung dan Tak Bisa Tidur

Refleksi : Aduh kasian amat Syekh Puji ini,  sudah linglung ditambah lagi tidak bisa tidur. Alangkah berat penderitaannya!  Mungkin obat mujarab bantal guling harus diberikan agar Syekh Puji bisa kembali memperoleh ketenangan jasmaniah dan rochaniah .  
 
Jawa Pos
[ Jum'at, 20 Maret 2009 ]
 
Meringkuk di Sel Tahanan, Syekh Puji Linglung dan Tak Bisa Tidur
 
SEMARANG - Empat hari menjalani pemeriksaan maraton dan meringkuk di sel tahanan Mapolwiltabes sejak Rabu (18/3) malam mengakibatkan kondisi Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji drop. Selain menjadi lebih pendiam, dia mulai tampak linglung.

Ketika keluar dari ruang pemeriksaan kemarin, wajah miliarder asal Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, itu terlihat kusut, letih, dan pucat. Dia berjalan gontai didampingi seorang pengacaranya, Khaerul Anwar, untuk menemui wartawan.

Dia pun tak menggubris ketika empat pria berjubah putih dan berjenggot panjang memanggilnya. "Syekh... Syekh... Syekh Puji...," teriak empat pria itu.

Meski suara panggilan mereka cukup keras, kolektor BMW itu terus melangkah gontai. Dia seakan tak mengenali lagi empat tamunya. Setelah ditarik wartawan dan diberi tahu ada temannya yang datang, pemilik Ponpes Mifftahul Jannah itu baru tersadar.

Saat itulah empat kawan Syekh Puji langsung menyalami dan memeluk suami Lutviana Ulfa, bocah 12 tahun dan Ummi Hani tersebut. Empat pria itu adalah Habib Abdul Aziz, Muhammad Zulham, dan Faizal dari sebuah ponpes di Jawa Timur. Seorang lagi, Sobri Hadiwijaya dari Sumowono, Kabupaten Semarang.

Mereka datang menjenguk dan memberi dukungan moral kepada Syekh Puji. Pertemuan itu berlangsung beberapa menit saja, sesuai permintaan para tamu.

Teman-teman Syekh Puji memberi wejangan dan nasihat agar dirinya sabar dan tabah menghadapi cobaan hidup. "Tetap tegar dan tabah karena ini merupakan ujian dan cobaan. Pasrahkan kepada Allah SWT dan jangan berhenti salat malam," pesan Muhammad Zulham, diamini yang lain.

Sebelum Syekh Puji kembali masuk ruang pemeriksaan, Habib Abdul Aziz memimpin doa. Kurang lebih 10 menit, mereka berdoa. Setelah itu mereka kembali berpelukan.

Syekh Puji tampak haru dengan kehadiran teman-temannya yang datang jauh-jauh untuk memberi dukungan. Dengan wajah haru dan nyaris meneteskan air mata, pengusaha kuningan dan kaligrafi itu mengucapkan terima kasih.

Saat ditanya maksud kedatangannya ke Mapolwiltabes, Abdul Aziz mengaku atas inisiatifnya sendiri."Kita sebagai rekan muslim harus saling mendukung dan mendoakan. Dan, Syekh Puji adalah rekan sesama muslim, jadi kita ke sini inisiatif sendiri untuk memberi dukungan kepadanya," ujarnya.

Sementara itu, berdalih melanjutkan pemeriksaan, penyidik Polwiltabes Rabu malam (18/3) mengeluarkan Syekh Puji dari sel kamar tahanan nomor 4 menuju ruang pemeriksaan. Puluhan wartawan yang ingin mengambil gambar di ruang tahanan kemarin pagi dibuat kecele. Sebab, sel tahanan nomor 4 sudah kosong. Yang ada hanya jubah putih milik Syekh Puji dan selembar sajadah.

Menurut petugas penjaga tahanan, Romadhon, Syekh Puji masuk ruang tahanan R.4 sekitar pukul 19.40 dan dijemput lagi oleh petugas dari PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) sekitar pukul 23.00. Hal senada dibenarkan sejumlah tahanan lain. Menurut mereka, tengah malam, saat tak ada lagi wartawan, Syekh Puji dikeluarkan dari selnya menuju ruang pemeriksaan.

Saat ditanya apakah bisa tidur di sel tahanan, Syekh Puji mengaku tak bisa memejamkan mata. "Sudah beberapa hari ini saya tidak tidur. Saya dari kecil memang sudah terbiasa (tidak tidur, Red)," ucapnya.

Kapolwiltabes Semarang Kombespol Edward Syah Pernong didampingi Kasatreskrim AKBP Roy Hardi Siahaan mengatakan, Syekh Puji kembali menjalani pemeriksaan untuk melengkapi keterangan dalam BAP (berita acara pemeriksaan). Status Syekh Puji sebagai tersangka membuat Polwiltabes butuh keterangan tambahan. Karena itu, Syekh Puji masih diperiksa.

Penjara Nikah Siri Distop

Syekh Puji tampaknya tak akan melanjutkan pembangunan penjara nikah siri di kompleks rumahnya, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Saat ditanya nasib penjara itu, dia tak lagi bersemangat. "I think is enough (saya pikir sudah cukup, Red)," ucapnya singkat sembari tersenyum kecil.

Kepada wartawan, didampingi kuasa hukum Kairul Anwar SH, Syekh Puji kembali menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat muslim pada khususnya, dan masyarakat nonmuslim pada umumnya. Dia sekaligus meminta maaf kepada Kapolda Jateng Irjen Alex Bambang Riatmodjo dan Kapolwiltabes Semarang Kombespol Edward Syah Pernong. Selain itu, dia minta maaf kepada istri, anak, keluarga ,dan sahabat-sahabatnya.

Kepada Kapolda dan Kapolwiltabes Semarang, Syekh Puji minta maaf atas tindakan dia sebelumnya yang mungkin membuat kapolda tidak berkenan. "Sekali lagi, saya mohon maaf. Saya sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, tidak luput dari kesalahan. Dan, kepada masyarakat luas, juga saya mohon maaf. Barangkali pernikahan saya tidak berkenan dan dianggap tidak lazim. Tapi, bagi saya sebagai orang Islam, pernikahan saya sudah sesuai dengan ajaran saya," tambahnya.

Khairul Anwar menambahkan, kliennya kembali menjalani pemeriksaan tambahan sejak Kamis (19/3) pukul 00.30 dini hari. "Beliau saat di sel terus merenung dan mengambil hikmah semua ini. Pertemuan dengan wartawan bukan saya yang mengajaknya. Syekh Puji sendiri yang memintanya," kata Khairul. (zal/isk/jpnn/nw

No comments:

Archives