INILAH.COM, Jakarta - Kesempatan calon presiden Prabowo Subianto memimpin negara ini diakuinya bisa didapatkan saat paska kerusuhan Mei 1998 dengan cara kudeta. Mantan Danjen Kopassus ini pun menyesal tidak mengambil kesempatan itu.
"Saya agak menyesal juga tidak melakukan kudeta waktu itu (era Presiden BJ Habibie)," kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini yang langsung disambut tawa riuh para peserta Forum PPP Mendengar di DPP PPP, Jakarta, Senin (15/12).
Menurut mantan menantu Soeharto ini, dia kerap dihantui peristiwa kerusuhan Mei 1998. Bahkan ditengah situasi tidak menentu tersebut, isu kudeta terhadap Presiden BJ Habibie juga menghampirinya.
Dituturkan Letjen purnawirawan TNI ini, ketika mantan presiden (Alm )Soeharto lengser, dirinya pun ikut lengser. Namun tuduhan kudeta terhadap dirinya tidak ia lakukan.
"Walaupun secara fisik saya bisa melakukan, karena saya menguasai 42 batalyon terbaik," ujar mantan Pangkostrad ini.
Misteri kerusuhan Mei 1998, lanjut mantan istri Titiek Soeharto ini, juga masih menghantui dirinya. Apalagi setelah dirinya menyatakan diri maju pada bursa capres dalam Pemilu 2009.
"Mei 1998 bagi saya hal-hal yang penuh misteri," ucap Prabowo.
Meski begitu, tambah Prabowo, dirinya tidak perlu merisaukan hal tersebut. Sebab, berita dan fakta-fakta sejarah, sedikit demi sedikit menjauhkan keterlibatan Prabowo dalam kerusuhan tersebut.
"Kerusuhan Mei 1998 diperkeruh dengan tokoh Barat yang membeberkan fakta kerusuhan Mei 1998. Hal itu mengakibatkan ekonomi kita hancur pada 1998," pungkas Prabowo yang juga pengusaha ini.[jib/nng]
No comments:
Post a Comment