Bagi orang awam, publikasi yang di lakukan LSI tentang anggapan bahwa Partai Demokrat adalah partai yang bersih bisa saja langsung dipercaya, tetapi bagi yang melek politik dan mengikuti sepak terjang 'partai SBY' ini, anggapan bahwa PD adalah partai yang bersih patut di pertanyakan, apalagi dengan tingkat penurunan kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga survei saat ini.
Mari kita ambil sampel dari puluhan kasus korupsi yang dilakukan kader-kader PD dalam kurun waktu hanya 4 tahun.
Pertama, kasus yang baru saja terungkap adalah kasus korupsi yang di lakukan Ismuniarso, ketua DPC PD Situbondo yang menjabat Bupati Situbondo, korupsi ini diperkirakan negara dirugikan Rp 45,7 miliar (inilah.com, 6 november 2008).
Kedua, korupsi yang dilakukan Vonnie Aneke Panambunan, Bupati Minahasa Utara. Kader Partai Demokrat ini diduga menyelewengkan jabatannya hingga merugikan negera Rp 4 miliar (Tempo 28 februari 2008).
Ketiga, kasus korupsi yang melibatkan Sekjen PD, Marzuki Alie , mantan direktur komersil Semen Baturaja ini, menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 600 miliar, dan di duga kasus ini juga melibatkan anggota DPR/MPR RI, Azam Azman yang juga berasal dari PD (detikinet, 18 agustus 2005 )
Keempat, Sarjan Tahir anggota DPR asal PD juga dengan kasus yang menggemparkan yang terlibat kasus pengalihan hutan bakau, Tanjung Siapi-api.
Kelima, ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi, As`ad Syam yang juga mantan Bupati Muarojambi, ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Muarojambi terkait kasus dugaan korupsi jaringan listrik PLTD Sungai Bahar senilai Rp4 miliar tahun 2004.(kapanlagi.com, 2 November 2007 )
Dengan melihat fakta-fakta tersebut jelaslah pencitraan yang dilakukan oleh LSI telah membohongi publik, bagaimana mungkin sebuah partai yang baru berdiri dan ikut di pemerintahan selama empat tahun kemudian telah korupsi ratusan miliar disebut bersih?
Anda bisa bayangkan jika saja uang yang dikorupsi lima orang tersebut ditotalkan dan dipakai uangnya untuk kesejahteraan masyarakat, berapa juta jiwa yang bisa diselamatkan dari kemiskinan? Selamat menilai!
Kukuh Simorangkir , helbertus_k@yahoo.com
No comments:
Post a Comment