Ruhut Tuding TV One Kampungan

INILAH.COM


INILAH.COM, Jakarta - Meski diundang untuk acara Kabar Malam, Jumat 18 Desember 2009, Ruhut Sitompul mengaku tidak diberi hak bicara. Anggota komisi III fraksi Partai Demokrat ini menuding redaksi TV One tidak profesional.

Saat dihubungi INILAH.COM, Sabtu (19/12), Ruhut bercerita tentang kejadian di studio TV One di Wisma Nusantara, Hotel Nikko, Jakarta. “Mereka kampungan, terbutki mereka gagal menyeting acara itu. Mereka gagal menon-aktifkan Menkeu Sri Mulyani,” seloroh Ruhut diiringi gelak tawa kepuasan.

Ruhut mengaku puas dengan hasil pidato presiden SBY yang menolak penonaktifan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Presiden Boediono. Semua pihak yang awalnya mendukung pencopotan sementara itu, berubah sikap menjadi menolak setelah konferensi pers presiden yang digelar di Kopenhagen, Jumat 18 Desember.

“Mereka plin-plan cepat berubah sikap mendukung pidato presiden SBY. Padahal sebelumnya mereka ingin menonaktifkan Bu Ani dan Pak Boediono. Gue senang karena lihat mereka merengut,” tegas pengacara yang juga artis sinetron itu.

Diberitakan sebelumnya, acara Kabar Malam di TV One, yang disiarkan live dari Hotel Nikko, Jakarta, Jumat (19/12), diwarnai dengan adegan Ruhut Sitompul mengancam tidak mau diwawancarai lagi di televisi itu.

Insiden ini terjadi di menit-menit terakhir penayangan, sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu, pembawa acara Rahma Sarita akan menutup acara dan mengucapkan selamat malam pada penonton.

Tiba-tiba, Ruhut Sitompul, anggota DPR dari Fraksi Demokrat mengatakan:''Lho, kasih saya kesempatan bicara dong. Dari tadi kok mereka terus yang dikasih bicara. TV One jangan begitu. Kapan-kapan, saya nggak mau lagi diwawancara sama TV One.''

Ruhut memang terlihat kesal. Dalam acara yang dimulai pukul 22.00, tema yang dimunculkan adalah tentang imbauan Pansus Hak Angket kasus Bank Century pada Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani untuk non-aktif. Di sela acara itu, sempat ditayangkan live konferensi pers Presiden SBY langsung dari Denmark.

Usai live dari Denmark, Rahma Sarita mewawancari narasumber yang juga dihadirkan di acara itu, Maruarar Sirait. Ara menanggapi bahwa itu adalah hak presiden.

Ruhut hanya diberi sedikit kesempatan, untuk kemudian Rahma mengomentari bahwa pernyataan Presiden SBY itu sudah bisa diduga sebelumnya.

Saat itulah Ruhut terlihat agak kesal. Dia langsung mengatakan:''Kasih dong kesempatan pada saya. Kita kan mesti ngasih tahu sama rakyat. Kok yang dikasih kesempatan yang di sana. Saya kok nggak. Kapan-kapan, saya nggak mau lagi diwawancarai TV One. Apa TV One merasa gagal tidak bisa menon-aktifkan Menkeu,'' kata Ruhut. [bar]

No comments:

Archives