Bendera, Semut yang Melawan Ring-1 Istana

INILAH.COM


INILAH.COM, Jakarta - Data yang dilansir lembaga ini mengejutkan. Sederet nama-nama penting di sekitar Istana, disebut telah menerima aliran dana Bank Century. Lengkap dengan jumlah nominalnya. Bendera, sekelompok aktivis yang cari sensasi atau punya misi?

Ruangan tengah di bekas kantor PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat agak gerah. Rabu, (2/12), puluhan wartawan berdatangan karena undangan pers yang disampaikan komunitas Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera).

Kelompok ini tiba-tiba ngetop. Tiga hari lalu, mereka melansir data yang mengejutkan. Yaitu, Daftar Penerima Aliran Dana Bank Century.

Hebatnya, versi Bendera, data penerima itu disertai lengkap dengan angka nominal yang diterima. Mulai dari Partai Demokrat, Djoko Suyanto, Edi Bhaskoro Yudhoyono, Trio Mallarangeng sampai pengusaha Hartati Murdaya.

Efeknya ampuh. Komunitas Bendera langsung melejit dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Mustar Bonaventura, lelaki berusia sekitar 30 tahun, yang mengaku sebagai aktivis Jakarta, adalah koordinator Bendera. Saat menggelar jumpa pers sekitar pukul 12.30 WIB, Bona yang berkacamata terlihat tegang.

Di sampingnya, Ferdi Semaun, pria muda tinggi kurus dan berjenggot. Semua wartawan menanyakan hal yang sama: Siapa sumber Bendera hingga bisa tahu angka dan nama penerima aliran dana Bank Century?

''Begini. Sebenarnya, data yang kami lansir itu bukan data Bendera. Tapi dari jaringan aktivis '98 yang tersebar di Jakarta-Bandung-Bogor-Cianjur-Cirebon. Mereka yang memiliki data itu,'' kata Bona.

Jadi, data itu hanya sensasi?

''Data itu kami dapat dari jaringan itu. Mereka melakukan investigasi,'' kata Mustar Bonaventura, berusaha meyakinkan wartawan.

Siapa informan mereka?

''Ya, banyak. Itu strategi kami. Kami tidak bisa buka. Itu strategi perjuangan. Banyak senior kami yang sekarang sudah menjadi profesional. Malah ada juga yang pengurus parpol,'' kata Mustar.

Parpol apa?

''Lintas parpol. Ada di Golkar. Ada di PPP. Ada di PDI-P. Di Partai Demokrat juga ada,'' tegas Mustar lagi.

Wartawan mulai gelisah. Komunitas yang telah dilaporkan oleh Edi Bhaskoro, Hatta Rajasa, Trio Mallarangeng dan Djoko Suyanto ke Polda Metro itu, terlihat tidak bisa menunjukkan data yang konkrit. Mereka lebih banyak bicara pada tataran ideologis.

Ketika ditanya: apa yang Anda lakukan kalau dipanggil polisi karena telah melansir data yang tidak valid?

Dengan tegas, Mustar berkata:''Kami tidak akan memenuhi panggilan polisi, sebelum Sri Mulyani dan Boediono ditangkap.''

''Kami tahu, kami ini hanya sekelompok aktivis yang peduli terhadap nasib bangsa. Kami tidak seperti Bibit-Chandra yang punya kenalan menteri. Kami ini cuma aktivis yang kenal buruh, petani dan kaum miskin. Tapi, kami siap melawan ketidakadilan,'' kata Adian Napitupulu, moderator acara, mantan aktivis Forkot 98.

Jumpa pers berlangsung tanpa diskusi panjang. Di dinding ruang bekas kantor PDI, terpajang kain putih yang dicat merah. Tulisannya: Lawan Kriminalisasi Informasi Semut Vs Gajah![ims]

No comments:

Archives