Siti Hajar: Sejak Hari Pertama Saya Sudah Disiksa

Rabu, 10 Juni 2009 | 22:54 WIB

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Senyum bahagia mengembang dari bibir Siti Hajar, setelah terlepas dari siksaan majikannya Michel, yang menyiksanya selama tiga tahun bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia .

Kontributor Tempo di Malaysia yang menemui Siti Hajar di kamar 6U lantai 6 Universiti Malaya Medical Centre (UMMC) melihat banyak perkembangan positif pada proses pengobatan Siti Hajar. Selain luka di muka yang berangsur sembuh, kini tinggal dua perban lagi yang masih menempel dianggota janda dengan dua anak itu. Luka itu ada di bagian leher dan pahanya. Berikut perbincangan  Tempo dengan Siti Hajar:


Luka Anda sudah membaik?
Alhamdulillah, mulai kering.

Berapa lama Anda bekerja di rumah Michel?
Hampir tiga tahun

Sejak kapan Anda diperlakukan kasar?
Sejak hari pertama bekerja saya sudah disiksa

Mengapa Anda disiksa?
Mungkin karena masakan kurang cocok. Mencuci kamar mandi dianggap kurang bersih, disuruh urut katanya tidak enak, sampai anaknya menangis saja saya langsung disiksa.

Disiksa dengan dipukul atau bagaimana?
Ditinju, dipukul dengan kayu atau terkadang dengan rotan, ditendang, jari tangan saya ditarik kebelakang mau dipatahkan (Siti Hajar menunjukkan jari-jari tangannya yang tidak bias diluruskan), disiram dengan air panas, punggung saya diiris dengan pisau, sampai paha saya diiris dengan gunting (Siti juga menunjukkan luka di kedua pahanya bekas gunting yang sebagian masih diperban).

Setiap hari Anda disiksa?
Ya, Setiap hari, kadang sampai tak terhitung berapa kali disiksa dalam sehari

Kenapa waktu itu tidak segera lari?
Saya masih mengharapkan gaji untuk membiayai kedua anak saya (Siti Hajar termenung), juga saya tidak bisa keluar rumah majikan karena selalu dikunci dari pintu kayu dan pintu besinya.

Apa jawaban Michel ketika Anda minta gaji?

Setelah setahun bekerja saya minta gaji, tapi Michel bilang "Saya, tak akan gaji kamu, kerja kamu tidak baik"

Bagaimana Anda kemudian bisa lari?

Saya sudah tak kuat lagi disiksa, kebetulan malam itu semua keluarga Michel keluar rumah, tinggal saya di aja dirumah. Tengah malam saya pukul-pukul kunci pintu kayu itu, akhirnya terbuka. Lalu gembok pintu besi juga saya pukul dengan kayu, terbuka, akhirnya saya bisa lari ke kedutaan (KBRI).

Apa yang Anda harapkan dari Kedutaan RI?
Saya minta Michel dihukum seberat-beratnya, karena menyiksa saya selama tiga tahun
Pak Dubes (Duta Besar RI Da'i Bachtiar) janji mau minta Michel dihukum lama.

Kalau sembuh, apa Anda masih mau bekerja di Malaysia ?
Ya, kalau tidak bekerja, dari mana saya bisa membiayai Toni dan Jaki (dua anak Siti Hajar). Saya berharap mendapat majikan yang baik.

Anda juga ingin pulang ke Indonesia ?
Saya rindu sekali dengan anak, tapi itu semua tergantung Kedutaan, kapan saya akan dipulangkan.


SAFWAN AHMAD

No comments:

Archives