Arti Penting Lawatan Obama ke Indonesia

Selain soal kerjasama ekonomi, kunjungan itu akan memberikan Obama pandangan baru.
Senin, 8 November 2010, 23:07 WIB
Nezar Patria, Denny Armandhanu
Peringatan Tragedi 11 September (AP Photo/Charles Dharapak)
VIVAnews--Presiden Amerika Serikat Barack Obama memulai lawatan sepuluh harinya ke beberapa negara Asia pada Jumat, 5 November 2010. India menjadi negara pertama dikunjungi Obama, selanjutnya Indonesia, Jepang dan Korea Selatan.

Bagi Indonesia, ini adalah ketiga kalinya Obama merencanakan berkunjung, setelah dua rencana sebelumnya tertunda. Pembatalan pertama dilakukan pada Maret lalu karena Obama tengah memperjuangkan UU Reformasi Kesehatan yang digagasnya.

Pembatalan kedua dilakukan pada Juni, setelah terjadi kebocoran sumur minyak milik perusahaan Inggris, BP di Teluk Meksiko. Obama enggan keluar negeri di kala negaranya sedang tertimpa musibah.

Tak ingin gagal berkunjung ketiga kalinya, Obama mengumumkan rencananya ke Indonesia?termasuk India, Jepang dan Korea Selatan-- di hadapan para anggota Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, 23 September 2010. Kala itu, Obama menyatakan tekadnya mengunjungi Indonesia pada akhir tahun ini.

Pernyataan kunjungan itu diperkuat oleh Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes. Dia mengumumkan secara resmi jadwal kunjungan Obama, Kamis, 28 Oktober 2010. Besok, 9 November 2010, Obama direncanakan tiba di Indonesia, lalu melanjutkan perjalanannya ke Jepang pada Rabu sore, 10 November 2010.

"Sebagaimana anda tahu, kami ingin ke Indonesia pada tahun ini. Sayangnya, sudah dua kali jadwal kunjungan itu terhalang oleh situasi, sehingga Presiden kini sangat senang untuk berkesempatan pergi ke Indonesia," kata Rhodes dalam keterangan pers yang dimuat di laman Gedung Putih.

Menurut laporan dari Duta Besar RI untuk Amerika, Dino Patti Djalal, kedatangan Obama besok akan disambut dengan upacara kenegaraan di Istana Negara. Lalu dilanjutkan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar 20-30 menit.

Dalam pembicaraan ini akan dibahas mengenai deklarasi bersama kemitraan komprehensif. Deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama strategis. Seperti diketahui, dua kali penundaan kedatangan Obama mengakibatkan penandatangan deklarasi kemitraan komprehensif menjadi tertunda, namun aplikasi kerja sama tersebut telah dijalankan oleh kedua negara.

"Sudah ada joint comissioner meeting. Kunjungan ini adalah inagurasinya, bagaimana dalam jangka panjang, prinsip-prinsip apa yang akan ditetapkan. Ini adalah visi strategis yang dituangkan dalam visi bersama," jelasnya.

Pada hari kedua, Obama akan melakukan kunjungan ke Masjid Istiqlal, Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan pidato di Universitas Indonesia. Di UI, Obama akan menerima beberapa pertanyaan dari para mahasiswa.

Kunjungan Obama kali ini pun tak luput dari bayang-bayang penundaan. Kali ini, ancaman datang letusan gunung Merapi, yang mengakibatkan sejumlah maskapai asing membatalkan rute mereka terbang ke Jakarta.

Tapi, juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mengatakan Obama tetap akan mengunjungi Indonesia. Menurutnya situasi masih kondusif untuk penerbangan ke Jakarta.

Gibbs mengatakan bahwa pihaknya kini tengah memantau situasi terkini dari Merapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pengamanan super ketat

Untuk mengamankan kedatangan Obama ke Indonesia, Detasemen Khusus 88 Antiteror diturunkan ke lapangan. Selain itu, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 5 November 2010, mengatakan Polri akan menurunkan ribuan personelnya.

Tak kurang 19.000 personel dikerahkan yang masing-masing berasal dari beberapa kekuatan. Sebanyak 8.534 personel berasal dari Polda Metro Jaya 8.056 personel, Gultor 20 personel, Paspampres 38 personel, dan Pamdal 409 personil.

Kekuatan itu masih didukung oleh Polda di sekitarnya, seperti Polda Jawa Barat yang mengerahkan 5.974 personel, Polda Banten 849 personel, dan Polda Jawa Tengah sebanyak 3.500 personel.

Tak hanya itu, untuk mendukung operasi pengamanan Obama, Mabes Polri juga mengerahkan Pasukan Huru Hara Brimob sebanyak 2 detasemen, Pasukan penjinak bom 2 unit, polisi satwa 2 unit, dan polisi udara 2 unit.

Membuka pasar baru

Kunjungan Presiden Obama ke sejumlah negara di Asia akan berfokus pada usaha membuka pasar baru bagi barang-barang dari AS, sekaligus juga memperkuat posisi ekonomi AS di Asia.

Pada kunjungannya ke Jepang, Obama akan menghadiri pertemuan pemimpin Asia-Pasific di Yokohama dan di Korea Selatan, Obama akan menghadiri pertemuan G20 di Seoul. Pertemuan ini tentunya akan melahirkan kerjasama AS dengan banyak negara, sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui.

Rhodes mengatakan, seperti dilansir dari situs resmi pemerintah AS, kunjungan Obama ke-empat negara Asia menandakan sinyal kuat pengakuan AS terhadap perkembangan pesat demokrasi dan ekonomi di Asia.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia, ujar Rhodes, adalah salah satu hal yang patut dibanggakan pada abad ini dan Asia akan menjadi fokus utama ekspor AS serta pencipta peluang kerja di masa depan.

“Asia adalah pusat kebijakan luar negeri AS karena kepentingannya terhadap ekonomi AS melalui ekspor serta kepentingannya terhadap keamanan AS melalui proliferasi senjata nuklir dan pemberantasan terorisme,” ujar Rhodes.

Di India, misalnya, Obama berhasil mengantongi kesepakatan perdagangan senilai US$ 10 miliar untuk kerjasama ekspor AS dengan India. Dengan angka itu, akan tercipta sebanyak 54.000 lapangan pekerjaan baru bagi rakyat AS.

Pencapaian ini tentu penting bagi Obama yang sedang dikritik di dalam negeri akibat meningkatnya jumlah pengangguran di AS.

Lawatan emosional

Kunjungannya ke Indonesia kali ini akan menjadi momen bersejarah, dan emosional bagi Obama. Terutama karena Obama menghabiskan masa kecilnya di Jakarta selama kurun waktu 1967-1971.

Indonesia, menurut Rhodes, menjadi mitra penting bagi AS di tingkat bilateral, regional dan multilateral. Indonesia, bagi Rhodes, adalah negara demokratis yang tengah bangkit sejak dekade terakhir, dan negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia.

"Maka, kami melihat Indonesia sebagai persimpangan dari banyak kepentingan kunci Amerika dan kami melihatnya sebagai suatu kemitraan yang sangat penting bagi masa depan kepentingan Amerika di Asia dan Dunia," kata Rhodes.

Perjanjian Kemitraan Komprehensif yang akan diresmikan oleh Obama dan Presiden SBY adalah upaya mempererat hubungan di bidang keamanan, politik, ekonomi dan antarwarga. Kemitraan komprehensif ini adalah bentuk kerjasama yang menempatkan Indonesia, dan AS pada level setara.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada Senin, 8 November 2010, mengatakan hubungan kemitraan ini menunjukkan posisi Indonesia semakin kuat dan semakin sejajar dengan AS. Kemitraan komprehensif, ujarnya, adalah bukti hubungan pengakuan AS terhadap perkembangan di Indonesia.

Natalegawa mengatakan Obama akan melihat perubahan signifikan di Indonesia kini, dibandingkan saat masa kecilnya di Indonesia. Dia mengatakan kunjungan itu akan memberikan pandangan baru bagi Obama mengenai Indonesia.

“Kedatangan Obama adalah kesempatan sangat langka, dan baik bagi Indonesia untuk menampilkan apa yang telah diraih oleh negara ini kepada seorang presiden AS,” ujar Natalegawa. (np)

• VIVAnews

No comments:

Archives