INILAH.COM, Jakarta- Kisah Gayus Tambunan seolah sudah disiapkan. Bila ditelisik, mulai dari fotografer yang memotret Gayus, pesawat Gayus ke Bali sampai ijin Gayus keluar tahanan adalah skenario yang sudah disusun rapi. Siapa yang bermain?
Gayus menangis seketika. Dia tak bisa membendung penyesalannya. Kepalanya tertunduk. Tangannya sibuk membasuh air matanya yang tertumpah. “Iya itu memang foto saya di Bali,” katanya didepan persidangan, saat dirinya menjadi terdakwa kasus mafia pajak. Sejatinya persidangan Senin (15/11/2010) siang tadi itu, bukan untuk masalah pelesiran Gayus ke Bali. Tapi majelis hakim sengaja bertanya ke Gayus soal polemik dirinya keluar masuk rumah tahanan Brimob, sesuka hatinya. "Saya mohon maaf sebesar-besarnyanya kepada ibu ketua dan anggota karena keluar dari tahanan saya tidak berbuat macam-macam saya kangen sama keluarga," kata Gayus lirih.
Ternyata, pertanyaan itu dijawab dengan jujur oleh Gayus. Dia mengaku. Gayus sadar dirinya sudah membuat polemik selama 10 hari di seluruh media nasional. Muasal persoalan itu terjadi kala seorang fotografer Kompas, memotret keberadaan Gayus di Bali. Di foto itu, Gayus terlihat santai menikmati pertandingan tenis.
Gayus mengenakan wig dan kacamata. Tapi di sisi lain dia tidak sadar, seorang fotografer juga asyik membidiknya. Seolah, di Bali itu, Gayus sengaja disiapkan berada di Bali untuk nonton tenis. Tapi di sisi lain, seorang fotografer juga sudah disiagakan untuk memotret Gayus. Dua kejadian ini memang seperti terpisah. Tapi, bila ditelisik, bisa jadi sebuah skenario yang dilakoni bersama-sama.
Pengakuan sang fotografer yang berhasil memotret Gayus itu, dirinya mendapati info keberadaan Gayus itu dari seorang penjual tiket. Dari situlah sang fotografer bisa melihat Gayus lagi bersantai menikmati pertandingan.
Gayus pun tak tersadar dirinya jadi bidikan kamera wartawan. Dia juga tak tahu dirinya masuk jebakan.
Tapi, dari segelintir kisah wartawan yang memotret Gayus, sejumlah pertanyaan bisa diajukan. Siapa penjual tiket yang memberi info Gayus? Apakah sekelas penjual tiket bisa mengenali Gayus dengan mudah? Padahal dia sudah mengenakan wig dan kacamata. Seandainya saja foto hasil jepretan wartawan tak disandingkan dengan foto Gayus asli, tentu sulit untuk langsung mengenali laki-laki yang ber-wig dan kacamata itu seorang Gayus. Bisa jadi, si penjual tiket itu memang orang yang sudah tahu Gayus bakal ada disitu. Dialah sosok yang sudah disiapkan.
Sejumlah wartawan juga berpandangan, si penjual tiket itu sengaja memberi info kepada wartawan tertentu. Padahal, jurnalis yang meliput pertandingan tenis itu tentu tak hanya satu.
Menariknya, begitu foto itu dimuat, isu pun langsung memancar. Di Bali itu, Gayus langsung diarahkan seolah bertemu dengan Aburizal Bakrie, bos Partai Golkar. Hubungan Gayus dan Bakrie bukan tidak ada. Selama ini, Gayus mengakui dirinya mengemplang pajak dari sejumlah perusahaan milik Bakrie and the gank. Sejumput kisah itulah yang langsung menggiring isu Gayus sengaja ke Bali untuk menemui Bakrie.
Terlebih, disaat Gayus terpotret di Bali, Ical, sapaan akrab Bakrie, juga lagi berada di Pulau Dewata itu. "Iya, pada waktu itu saya memang sedang berada di Bali. Akan tetapi bukan untuk menemui Gayus," kata Ical mengaku. Tapi Ical membantah dirinya menemui Gayus. "Kalau ingin bertemu dengan Gayus, kenapa harus di Bali?" tegasnya lagi.
Sejak awal, terbongkarnya kasus Gayus dianggap karena berkat kepiawaian Satgas Anti mafia Hukum. Satgas bentukan Presiden SBY inilah yang kali pertama menunjukkan adanya penilepan uang tingkat tinggi. Denny Indrayanan, Mas Ahmad Santosa, dua dedengkot dalam Satgas itu. Begitu kasus Gayus terbongkar, mereka jadi ngeteop seketika. Kala Gayus buron, Satgas ini pula yang berhasil membawa kembali ke Indonesia.
Saat itu, terbongkar pula terjadi rebutan untuk membawa Gayus. Antara Satgas dan Mabes Polri terlihat saling sikut, demi bisa membawa Gayus. Tapi deal kemudian terjadi. Satgas kebagian mengumumkan keberhasilan mereka menemukan Gayus berada di Singapura. Sementara Mabes Polri punya jatah membawa Gayus ke Indonesia. Dua-duanya berhasil jadi berita utama. Dalam sebuah video yang terungkap di televisi, sempat pula ditayangkang negosiasi alot antara Gayus dan Satgas. Gayus terlihat berbicara di sebuah caf dengan Denny Indrayana dan Ota, panggilang akrab Mas Ahmad Santosa. Padahal, saat itu Gyus adalah buronan.
Kala dibawa ke Indonesia, Gayus juga tak diborgol. Dia dibawa dengan santai. Bahkan didalam pesawat, beberapa kali Gayus tersenyum, walau puluhan wartawan menjepretnya,. Dia seolah tanpa beban, meski menjadi buronan dan tertangkap polisi. Beda sekali dengan tersangka teroris yang tertangkap polisi. Gayus diperlakukan istimewa sekali.
Kini Gayus kembali jadi sorotan. Keberadaannya di Bali menjadi pembicaraan berhari-hari. Ical pun kena sasaran.
Gayus tentu bukan orang biasa. Walau terdakwa kasus pajak, dia tetap dapat perlakuan istimewa. Dibawa dari Singapura saja, dia tetap diperlakukan istimewa. Tak heran, antara Gayus, fotografer dan Ical di Bali itu bisa jadi sebuah skenario tersendiri. Tapi siapa yang sengaja menggiring? Mungkin pertemuan di Singapura itu bisa menjadi jawabannya. (irw)