MANUVER KOALISI PARTAI PEMILU 2009

MANUVER KOALISI PARTAI PEMILU 2009

 

            Sebelum Pemilu Legislatif 2009 dimulai, beberapa Partai Politik sudah melakukan manuver-manuver untuk berkoalisi. Sebut saja PDIP dengan Golkar, yang JK nya sedang "Ngambek" karena ulah dari perkataan salah satu fungsionaris Partainya SBY, Ahmad Mubarok, yang dianggap mengecilkan peranan Golkar dan JK pada pemerintahan SBY.

 

            Kemudian PPP dengan PDIP dan Golkar, mencoba membentuk koalisi "Segi Tiga Emas", untuk mengulang kejayaan masa orde baru. Semua koalisi tersebut dilandaskan kepada niatan untuk menjegal kandidat Presiden dari Partai Demokrat, yakni SBY. Ditambah lagi dengan Manuver Prabowo Subianto yang mencoba "Merapat" ke kubu Megawati meski dengan alasan mengurai kisruhnya DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang disinyalir akan terjadi kecurangan dalam Pemilu 2009. Begitu banyaknya rakyat yang tidak terdaftar dalam DPT, ditambah banyak DPT ganda, bahkan ada anak kecil "bau kencur" yang belum mempunyai hak pilih, juga masuk dalam DPT. Lebih konyolnya lagi, ada nama orang yang sudah meninggal masuk juga ke dalam DPT.

 

            Sepertinya ada kesalahan administrasi yang bisa disengaja maupun tidak sehingga DPT menjadi simpang siur. KPU pun tidak mau disalahkan begitu saja. Karena data DPT diperoleh dari Depdagri (Departemen Dalam Negri) yang dikepalai oleh Mendagri Mardiyanto. Saya tidak mau kita terbawa berita tersebut, hanya timbul pertanyaan dikepala. Mengapa pada Pemilu 2004 tidak terjadi hal demikian?? Berarti ada hal yang salah.

 

            Kembali lagi kepada Koalisi, setelah Pemilu Legislatif 2009 dilaksanakan, dan penghitungan suara mulai memperlihatkan berapa besar suara yang diperoleh masing-masing Partai, nampaknya ada kebimbangan dari beberapa Partai untuk berkoalisi dengan siapa pada Pilpres (Pemilihan Presiden) nanti. Memang ini adalah suara untuk Legislatif dan bukannya untuk Pilpres, akan tetapi suara tersebut bisa saja mewakili ke arah mana rakyat akan memilih siapa yang menjadi RI 1. Memang juga bukan jaminan bahwa siapa yang menang di Pemilu Legislatif, akan menjadi pemenang pada Pilpres nanti. Karena seperti kita ketahui bersama, bahwa pada Pemilu tahun 2004 dahulu, Partai Demokrat yang hanya memperoleh suara di legislatif 7,45%, mampu mengusung Capres (Calon Presiden) nya menjadi RI 1.

 

            SBY nampak jumawa (percaya diri), bahwa rakyat mendukung dia untuk naik kembali menjadi Presiden dengan melihat hasil perolehan suara sementara. Perkataan SBY (Manuver) di beberapa media cetak dan elektronik, nampaknya banyak memperoleh hasil seperti :

 

  1. JK yang sebelum Pemilu mencalonkan diri menjadi Capres, tampaknya mulai melunak dan menelpon SBY untuk mengucapkan selamat atas kemenangan partai Demokrat pada Pemilu Legislatif ini.

 

  1. Megawati mulai memanas, dan melakukan konsolidasi dalam partai PDIP untuk mencari penyebab kekalahan mereka, dengan juga melihat sisi kecurangan pada pelaksanaan pemilu tersebut.

 

  1. Prabowo dan Wiranto, yang sebelum pemilu dimulai, begitu jumawa berkata dan mencalonkan diri sebagai Calon Presiden, tiba-tiba "Panik" dan sedikit tidak menyangka akan hasil yang demikian hancurnya, dan mencoba berkoalisi dengan PDIP.

 

  1. PKS dan PKB, yang sebelum Pemilu dimulai tampak sedikit "tengil" dan "sombong" untuk didekati oleh beberapa partai, kelihatannya mulai tertarik dengan kubu SBY.

 

            Mengapa PDIP, Golkar, PKS, PKB, Hanura, Gerindra seperti "Orang kebakaran Jenggot"?? Penyebabnya adalah Mahkamah Konsitusi dan KPU telah mengumumkan terlebih dahulu, bahwa hanya partai yang memperoleh suara legislative sebesar 25% lah yang berhak untuk mengajukan Calon Presiden sendiri. Berarti tidak ada satu pun partai yang mampu berdiri sendiri pada Pilpres yang akan datang. Setelah dilaksanakan Pemilu yang jumlah Golputnya mencapai 38,2% ini, walaupun hingga saya menulis ini masih ada 11 Provinsi lagi yang belum terhitung dalam tabulasi nasional, marilah kita melihat hasil perolehan suara yang bisa menjadi peta politik yang baru.

 

Demikian hasil perolehan sementara dari Tabulasi Nasional KPU per 11 April 2009.

  1. Partai Demokrat  20,4%
  2. PDIP 14,4%
  3. Golkar  14%
  4. PKS   7,8%
  5. PAN   5,7%
  6. PKB   5,1%
  7. PPP   5,3%
  8. GERINDRA   4,6%
  9. HANURA   3,8%

 

Hanya 9 partai inilah yang mampu memperoleh minimum Parliamentary Treshold yang ditetapkan MK dan KPU sebesar 2,5%.

 

Anggap saja ini hasil ini merupakan "Suara Rakyat" untuk Pilpres nanti, meski ada beberapa hal yang patut ditinjau, seperti banyak juga pemilih yang melihat figure Caleg, bukan partai yang diusung. Maka apabila koalisi dimulai seperti apa hitungannya?

 

  1. PDIP + Golkar + PPP + Gerindra + Hanura = 42,1%

      Koalisi sesuai dengan kondisi setelah dan sebelum Pemilu Legislatif 2009.

 

  1. Partai Demokrat + PKS + PKB = 33,3%

      Koalisi yang mulai tercipta setelah Pemilu Legislatif 2009.

 

  1. Partai Demokrat + Golkar + PKS + PKB = 47,3 %

      Kondisi ini hanya dimungkinkan apabila JK mau "rujuk" kembali dengan SBY.

Dan PKS mengalah, karena Cawapres kadernya Hidayat Nur Wahid tidak jadi dipakai SBY.

 

  1. PDIP + PPP + Gerindra + Hanura + PAN =  33,8%

Nampaknya PAN ingin mengulang scenario Pemilu 1999, pada saat Poros Tengah tercipta dan PAN mampu menjadi deklarator Gusdur menjadi RI 1. PAN tidak terlihat ada satu manuver pun untuk berkoalisi dengan pihak manapun juga. Sepertinya apabila kedua pihak (SBY x MEGA) sudah pasang kuda-kuda, PAN akan menjadi Partai kunci pemegang suara penentu kemenangan Pilpres.

 

  1. Partai Demokrat + PKS + PKB + PAN = 39%
    Bisa saja Golkar tetap pada egoisme untuk cerai dengan SBY. Karena posisi JK melemah di internal partainya setelah hasil yang sangat buruk pada Pemilu legislatif 2009 ini. Untuk menutup lubang Golkar, maka ditariklah PAN untuk berkoalisi.

 

 

Dari begitu banyak formasi kemungkinan koalisi dari masing-masing partai, maka yang lebih berpeluang adalah :

 

PDIP + Golkar + PPP + Gerindra + Hanura = 42,1%

Melawan

Partai Demokrat + PKS + PKB + PAN = 39%

 

Sekarang bagaimana formasi Capres dan Cawapres yang akan diusung??

      Di dalam kubu koalisi Demokrat, tentunya akan lebih mudah menentukan siapa Capres dan siapa Cawapresnya. Karena tidak mungkin tiga partai koalisinya SBY akan mengajukan Capres. Itu namanya tidak tahu diri. Yang paling memungkinkan adalah SBY(Capres) – Hidayat Nurwahid(Cawapres). (Militery – Islam). Atau ada tersebut dari Kubu SBY bahwa lebih memungkinkan Cawapres nya dari non partai, untuk mengurangi beban politik yang ditanggung SBY setelah memerintah. Bukan rahasia lagi, kondisi hubungan SBY – JK memang mengkhawatirkan setelah seringnya berbeda pandangan dan hitung-hitungan jasa saat Pemilu 2004 dahulu. Hal itu menyebabkan Kubu SBY sering mendapat pressure dari Kubu JK dalam hal pengambilan keputusan.

 

      Didalam kubu koalisi PDIP, pastinya akan terjadi tarik menarik antar partai, karena semuanya pernah mencalonkan diri jadi Capres, kecuali PPP.

Megawati, JK, Prabowo dan Wiranto, tentunya akan merasa tidak mau malu karena terlanjur mencalonkan diri pada iklan-iklan di media massa. Kalau mau menang, maka Prabowo (Capres) – Megawati (Cawapres) adalah formasi idealnya. Tapi masalahnya, maukah Megawati jadi Cawapres?? Sementara dahulunya dia pernah jadi Presiden??

 

      Ditengah begitu banyak kemungkinan formasi Capres dan Cawapres, ada satu prediksi yang diucapkan oleh Paranormal Cilik yang bernama Naomi Angelia, yang baru berusia 13 tahun. Bahwa Cawapres yang akan terpilih nantinya pada Pilpres 2009 adalah wanita. Naomi adalah Paranormal pada November 2008 dahulu dia meramalkan bahwa ditahun 2009 nanti akan ada Tsunami kecil di Selatan Jakarta pada sekitar bulan Maret 2009.

 

Akhir kata,

Abracadabra, Rakyat Kuasa.

 

Thanx

      Repoter (orang yang selalu repot) Nyamuk melaporkan untuk Multiply.

--------------------------------

Notes :

Nyamuk sekarang memang OYE-OYE deh!

No comments:

Archives