M. Natsir
Nama | : | Dr Mohammad Natsir |
Gelar | : | Datuk Sinaro Panjang |
Lahir | : | Nagari Alahan Panjang, Solok, 17 Juli 1908 |
Wafat | : | Jakarta, 7 Februari 1993 |
Istri | : | Puti Nur Nahar |
Anak | : | Siti Muchliesah Natsir, 72; Asma Farida Natsir, 69; Aisyahtul Asriah Natsir, 66; Hasnah Faizah Natsir, 67; dan Ahmad Fauzie Natsir, 66 |
MANTAN ketua Masyumi itu merupakan perdana menteri pertama Indonesia. Wakil perdana menterinya saat itu Sultan Hamengku Buwono IX. Anggota kabinetnya, antara lain, Mohammad Roem, Safrudin Prawiranegara, Sumitro Joyohadikusumo, Djuanda, dan Wahid Hasyim.
Nama Natsir juga kerap dikaitkan dengan PRRI. Sejarawan Anhar Gonggong menyatakan, Natsir tidak pernah menentang NKRI. ’’Anda harus bedakan antara negara dan pemerintah. Itu dua hal yang berbeda,’’ kata Anhar. Yang dilakukan Natsir adalah menentang pemerintah, bukan NKRI.
Gagasan Natsir soal syariah Islam, kata Gogon, berbeda dengan negara Islam. Natsir tidak pernah ingin membentuk negara Islam. ’’Dia usulkan negara berdasarkan syariah Islam. Itupun kalau mayoritas menghendaki. Kalau tidak, dia juga tidak mau,’’ jelas Anhar.
-------------------------------------------
Abdul Halim
Nama | : | Abdul Halim |
Lahir | : | Majalengka, 26 Juni 1887 |
Wafat | : | Bandung, 7 Mei 1962 |
Istri | : | Siti Murbiyah |
Anak | : | Moh. Toha A. Halim, Siti Fatimah, Siti Mahriyah, Abdul Aziz Halim, Siti Halimah Halim, Abdul Harim Halim, dan Toto Taufik Halim |
ABDUL HALIM adalah pahlawan asal Majelengka, Jawa Barat. Dia itu merupakan pendiri organisasi Hayatul Qulub. Organisasi itu membantu petani dan pedagang pribumi menghadapi persaingan dengan pedagang asal Tiongkok yang mendapat kemudahan dari pemerintah Belanda. Organisasi ini pun sempat dilarang oleh pemerintah.
Abdul Halim pun mendirikan Jamiatul Muslimin yang kemudian berubah menjadi Persjarikatan Oelama (PO). Berkat bantuan Ketua Sarekat Islam Tjokroaminoto, PO mendapat pengesahan dari pemerintah belanda. PO kemudian dibekukan pada masa penjajahan Jepang. Saat itu yang boleh berdiri hanya Muhammadiyah dan NU. Barulah pada 1944 PO berubah menjadi Perikatan Oemat Islam (POI) dan pada 1952 menjadi Persatuan Umat Islam.
--------------------------------------------------
Sutomo
Nama | : | Sutomo (Bung Tomo) |
Lahir | : | Surabaya, 3 Oktober 1920 |
Wafat | : | Makkah, 7 Oktober 1981 |
Istri | : | Sulistina Sutomo |
Anak | : | Tin Sulistami, 60; H M. Bambang Sulistomo, 58; Sri Sulistami, 57; dan Ratna Sulistami, 50 |
NAMA Bung Tomo selalu dikaitkan dengan hari pahlawan. Pria asal Blauran, Surabaya, itu merupakan salah seorang pemimpin pertempuran 10 November 1945. Melalui radio, berkali-kali pidato Bung Tomo membangkitkan semangat rakyat. Bung Tomo selalu memulai dan menutup pidato dengan seruan Allahu Akbar. Berkat perjuangannya itu, Bung Tomo sempat diangkat sebagai pimpinan TNI pada 1947.
Pascakemerdekaan, Bung Tomo berjuang di bidang politik dengan mendirikan Partai Rakyat Indonesia (PRI). Melalui pemilu 1955, Bung Tomo menjadi anggota DPR. Sempat pula Bung Tomo diangkat menjadi menteri negara urusan bekas pejuang bersenjata/veteran dan menteri sosial ad interim.
Namun, Bung Tomo yang kritis dan konsisten tak pernah bisa sejalan dengan Soekarno maupun Soeharto. Pada 1977–1978, Bung Tomo dipenjarakan Soeharto karena kritik-kritik tajamnya. (tom/zul/iro)
Sumber : http://kangsata.wordpress.com
No comments:
Post a Comment