SEMARANG, SELASA -
Andaryoko Wisnuprabu (89), seorang pensiunan sekretaris Karesidenan
Semarang, Jawa Tengah mengaku dirinya adalah Supriyadi, mantan Menteri
Keamanan Rakyat sekaligus Panglima Tentara Keamanan Rakyat tahun 1945.
Ketika
ditemui di kediamannya di Pedurungan, Semarang, Selasa (12/8),
Andaryoko mengungkapkan tidak khawatir jika publik tidak
mempercayainya. Saya hanya mengatakan yang sebenarnya. "Kalau ada orang
lain yang tidak setuju, silahkan saja, tetapi seharusnya mereka juga
punya bukti, tidak asal omong saja, " ujarnya.
Andaryoko juga
memperlihatkan beberapa bukti yang dimilikinya berupa foto dirinya yang
mirip dengan foto yang tertera di buku-buku ilmu sejarah. Dalam foto
itu, ia tidak berkumis. Ia juga menunjukkan foto dirinya dengan kumis
yang tidak jauh berbeda dengan foto pertama. Kumis itu dimaksukan oleh
Andaryoko untuk menyembunyikan identitas dirinya.
Bukti lain
terkait identitas dirinya sebagai Supriyadi tidak dimiliki oleh
Andaryoko. Ia mengatakan sengaja tidak menyimpan identitas aslinya agar
tidak diketahui orang lain.
Andaryoko menyebutkan alasannya
menyembunyikan identitas sebagai Supriyadi karena menganggap
pascakekalahannya memimpin pemberontakan PETA tahun 1945, situasi tidak
aman. "Dulu lebih tepatnya karena malu, kami waktu itu kalah karena
kurang personil dan persenjataan. Sekarang, saya kira situasi sudah
memungkinkan untuk menceritakan yang sebenarnya, jadi saya ungkap
semuanya, " tuturnya.
Cucu Andaryoko, Bachtiar (30) menyebutkan,
sebenarnya Andaryoko sudah mulai menceritakan perihal Supriyadi
kepadanya sejak tahun 2003. Waktu itu saya masih belum percaya. "Mulai
saat itu, saya selalu mengamati tingkah laku eyang dan
kegiatan-kegiatannya. Sepertinya memang benar karena semuanya
menguatkan. Eyang tahu persis kejadian dengan detail dan bisa
menjelaskannya dengan baik, " katanya.
Bachtiar mengungkapkan,
tidak ada yang berbeda setelah Andaryoko mengungkapkan identitasnya
sebagai Supriyadi. Ia hanya mengingatkan eyangnya akan risiko yang akan
ditanggung setelah pengungkapan ini.
No comments:
Post a Comment