detikNews : Kalau Mau Belajar Etika, DPR Cukup Mendengar Kritik dari Publik

detikNews :



Jakarta - Rencana Badan Kehormatan (BK) DPR yang akan mengunjungi Yunani untuk belajar
etika dan disiplin menuai banjir kritik. Belajar etika sebenarnya mudah dan murah sehingga tidak perlu sampai Yunani.

"Sebenarnya mudah saja. Mau belajar etika, anggota DPR itu cukup mendengar
kritik publik," kata pengajar Filsafat UI Rocky Gerung saat berbincang dengan detikcom, Selasa (19/10/2010).

Menurut Rocky, pelajaran tentang etika ada di setiap universitas di seluruh
Indonesia. Ia kemudian mempertanyakan, mengapa BK DPR harus memaksa diri belajar etika ke Yunani langsung.

"Apa yang akan mereka temui di sana selain patung-patung filsuf. Mau nonton
patung? Semua yang diajari di Yunani ada di semua universitas," jelasnya.

Pilihan negara Yunani sebagai negara tempat belajar etika juga dipertanyakan. Rocky menilai pelajaran etika sudah termodifikasi dan mengalami modernisasi.

"Memang Yunani itu produsen filsafat etika. Tapi perkembangan etika itu kan
terus berkembang dan modern. Kalau belajar ke Yunani siapa yang akan mereka
temui? Parlemen mereka berbeda dengan kita," imbuh salah satu pendiri Setara
Institute ini.

Sebelumnya 8 anggota BK DPR akan berkunjung ke Yunani tanggal 23 Oktober nanti. Tujuannya, untuk belajar pelaksanaan penerapan disiplin dan kode etik anggota DPR.

"Mereka kan di situ kan sudah lama, sejak zaman Romawi kuno. Dari zaman dulu
sudah ada. Bagaimana kehidupan senator itu, kita ingin tahu," ujar Wakil Ketua BK DPR Nudirman Munir, saat ditanya alasan studi banding ke Yunani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/10/2010).

Meski demikian, Ketua BK DPR Gayus Lumbuun tidak ikut berangkat dalam rombongan tersebut. Gayus menilai, DPR tidak perlu belajar etika ke luar negeri.

No comments:

Archives