"Sweeping" Anti Malaysia Memalukan

Republika Online

"Sweeping" Anti Malaysia Memalukan

JAKARTA--Ketua Pedoman Indonesia, Fadjroel Rachman menilai aksi sweeping anti Malaysia yang dilakukan sejumlah orang di Jakarta terhadap warga Malaysia benar-benar merupakan tindakan bodoh dan memalukan di Jakarta, Kamis (10/9).

Polisi seharusnya bertindak bila tindakan kriminal itu berlangsung. "Jangan tolerir tindakan kriminal atas alasan nasionalisme reaktif," katanya.

Fadjroel mengingatkan, bangsa Indonesia tidak terjebak dalam nasionalisme reaktif atau nasionalisme bunuh diri tatkala menghadapi berbagai provokasi yang dilakukan Malaysia. Ditegaskannya bahwa untuk menghadapi Malaysia itu, yang diperlukan adalah nasionalisme akal sehat dan prioritas penanganan masalah tetap diplomasi dan negosiasi.

Karena itu, dia menyatakan, tidak setuju jika kemudian Bangsa Indonesia mengambil langkah-langkah provokatif emosional, apalagi sampai konflik bersenjata dengan slogan yang telah ketinggalan zaman, yakni "Ganyang Malaysia".

Lebih lanjut dikatakannya bahwa pemerintah harus segera membentuk tim khusus diplomasi yang langsung dipimpin Presiden Yudhoyono dengan pelaksana harian Menlu yang dibantu tim hukum, seniman dan budayawan.

Presiden SBY harus proaktif menyelesaikan sengketa dengan Malaysia secara diplomatis dan segera mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia. "Tidak masalah pula jika SBY datang ke Malaysia," ujarnya.

Fadjroel memandanga Malaysia hanya sebagai negara kecil dan monarkis yang tidak terlalu peduli soal HAM, sementara Indonesia adalah negara besar dan demokratis. "Kalau Indonesia dikelola dengan betul, maka saingan kita cuma China, India dan Brazil, bukan Malaysia. Jadi kita jangan terjebak," ujarnya.

Sejumlah orang, beberapa hari lalu, melakukan aksi "sweeping" kepada sejumlah warga Malaysia yang tinggal di Jakarta. ant/rin

No comments:

Archives