SBY Mengaku Sudah Tidak Bisa Menahan Diri Dengan Kritikan Yusuf Kalla

SBY Mengaku Sudah Tidak Bisa Menahan Diri Dengan Kritikan Yusuf Kalla

Yudhoyono Sesalkan Komentar Kalla Soal Boediono
Minggu, 28 Juni 2009 | 15:17 WIB

SBY


TEMPO Interaktif, Balikpapan – Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan komentar Jusuf Kalla yang dianggap membuka permasalahan internal pada publik.

Jusuf Kalla dinilai menyerang kebijakan calon wakil presiden Boediono pada saat masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu.

Masalah internal kabinet dibawa ke sana sini. Disampaikan pada publik,” kata Yudhoyono saat kampanye rapat terbatas di DOME Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (28/6).

Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sebagai presiden dirinya harus melindungi kajian para menterinya untuk mempermudah tugas-tugas pemerintahan. Menurut dia, Boediono hanya menyampaikan kajian agar jadi kebijakan yang diputuskan presiden.

Saya yang putuskan, saya yang bertanggung jawab. Bukan menteri saya yang memperoleh serangan politik,” ujar Yudhoyono.

Yudhoyono menjelaskan, saat itu Boediono meminta pemerintah hati-hati dalam menyikapi rencana pembangunan 10 ribu megawatt tahap pertama. Pasalnya, mitra swasta meminta jaminan penuh dalam pelaksanaan proyek. “Sebelumnya mereka minta jaminan penuh dari sebelumnya tidak. Ada kekhawatiran, apakah swasta kerja dengan baik,” ujar dia.

Namun setelah lewat pertimbangan panjang, Yudhoyono akhirnya menyetujui pemberian jaminan pembangunan proyek 10 ribu megawatt. Menurutnya, Indonesia sudah mengalami krisis energi listrik sehingga perlu adanya tindakan cepat pemerintah.

Dalam masalah ini, Yudhoyono menyesalkan serangan politik yang tidak semestinya dilancarkan rivalnya Jusuf Kalla. Dia mengaku sudah tidak bisa menahan diri lagi setelah diserang terus menerus.

Sudah lama saya menahan diri. Tapi karena diserang, terpaksa saya sampaikan,” papar dia.

Sehari sebelumnya pada Sabtu (27/6), calon presiden Jusuf Kalla mengkritik pasangan Yudhoyono-Boediono. Saat itu, Kalla menyebut Boediono tidak mendukung program untuk kepentingan masyarakat.

Dia tidak mendukung program untuk kepentingan masyarakat,” kata dia saat menghadiri Rapat Kerja dan Konsultasi Asosiasi Pengusaha Indonesia di Balikpapan Kalimantan Timur, Sabtu (27/6).

Kalla mengaku marah saat Boediono sebagai Menteri Koordinator Ekonomi menolak menjamin percepatan program 10 ribu megawatt tahap pertama. Kalla ingin pemerintah menjamin percepatan program ini dari sebelumnya direncanakan lima tahun menjadi tiga tahun.

Sementara menanggapi kritikan capres Jusuf Kalla terhadap dirinya, ditempat terpisah, calon wakil presiden Boediono menilai Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilihan umum kali ini merupakan sosok yang baik.

Pak Jusuf Kalla itu orang baik. Saya kira saya tidak pernah di hadapan saya beliau itu menyatakan suatu yang tidak baik,” kata Boediono usai mengunjungi Pesta Kesenian Bali dalam rangkaian kampanye di Denpasar, Bali, Minggu (28/6).

Saat itu, ia menjawab pertanyaan perihal Kalla yang mengaku sempat menggebrak meja dalam rapat kabinet membahas proyek listrik 10 ribu megawatt.

Menurut Boediono, perbedaan pendapat itu lumrah di dalam kabinet. “Saya dengar masalah gebrak meja itu bukan masalah. Masalahnya adalah bahwa kita harus mengamankan uang rakyat,” kata dia.

Dan yang terpenting, kata mantan gubernur Bank Indonesia itu, uang rakyat harus diamankan jangan sampai tidak akuntabel dan harus digunakan sebaik-baiknya. “Bagi saya menjaga uang rakyat itu sangat penting,” kata Boediono.

Kalla memang kerap menyerang Boediono dalam kampanyenya. Selain soal proyek listrik 10 ribu megawatt, Kalla juga menyindir kebijakan Bank Indonesia yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi dalam depat calon presiden beberapa waktu lalu.

Weleh…Weleh…Politik…Politik

:D     :D     :D

Ada Ada Saja

No comments:

Archives