Susno Resmi Dilaporkan ke Polisi
JAKARTA- Setelah namanya dicatut oleh Komjen Susno Duadji terlibat dalam praktek markus, Brigjen Pol Edmon Ilyas resmi melaporkan mantan Kabarekrim itu ke Bareskrim Mabes Polri.Susno Resmi Dilaporkan ke Polisi - news.okezone.com
Edmon melaporkan Susno dengan tuduhan pencemaran nama baik. "Ya sudah, pencemaran nama baik dan fitnah (laporannya)," ujar Edmon kepada wartawan usai membuat laporan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (19/3/2010).
Berdasarkan Informasi, dalam laporannya tersebut, Susno telah dianggap melanggar pasal berlapis (kumulatif), yakni pasal 27 ayat 4 dan pasal 45 ayat 1 UU ITE. Begitu pula dengan pasal 310 ayat 1, pasal 311, pasal 319 KHUP.
Dalam laporannya, jenderal bintang satu yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Lampung itu turut pula melampirkan berbagai barang bukti seperti pernyataan Susno yang beredar di media cetak, online, maupun elektronik.(ful)
Anak Susno: Papa Benci Markus & Pengkhianat Polri
DEPOK - Keluarga mantan Kabareskrim Polri Susno Duaji mengaku tak takut terkait pengusutan Polri terhadap pernyataan Susno tentang banyaknya makelar kasus (markus). Susno dinilai Polri telah melanggar pasal pencemaran nama baik yang menuding dua jendral di tubuh Bareskrim Polri serta penyidik lainnya sebagai markus.Anak Susno: Papa Benci Markus & Pengkhianat Polri - news.okezone.com
Anak pertama Susno, Indira membenarkan sikap ayahnya yang tak kenal lelah, dan tidak gentar serta takut terhadap ancaman apapun. Menurut Indira, ayahnya memiliki sifat yang keras, disiplin, juga kritis."Beliau sangat membenci MARKUS dan PENGKHIANAT Polri, kami tetap mendukung papa yang tidak takut akan keselamatan jiwanya," katanya dalam pesan singkat yang diterima Okezone, Sabtu (20/03/10).
Dengan banyaknya masalah yang menimpa ayahnya, kata Indira, pihak keluarga sudah membuat keputusan agar Susno tidak kembali lagi ke dalam institusi Polri. "Kami sekeluarga sudah bersepakat agar papa tidak kembali ke Polri dan nampaknya papa setuju, kami sangat senang papa menyetujui usul kami," tutur Indira.
Sebelumnya Susno menyebutkan sedikitnya terdapat lima nama markus di tubuh Bareskrim dan satu nama di luar Bareskrim atas kasus penggelapan pajak. Namun, Susno justru dilaporkan balik oleh polisi atas pencemaran nama baik.(ahm)
Muhammadiyah Dukung Susno Bongkar Praktek Markus
YOGYAKARTA- PP Muhammadiyah mendukung sikap dan tindakan mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji yang berusaha membongkar praktek makelar kasus (markus) di Mabes Polri.
"Tentu jika bisa dipertanggungjawabkan dan benar kita mendukung. Tapi kenapa kok baru kemarin Pak Susno membongkar kasus ini? Ya biarlah daripada tidak,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Kauman, Yogyakarta, Jumat (19/3/2010).
Lebih lanjut Din mengatakan dugaan adanya markus di tubuh Polri menandakan borok dari lembaga penegak hukum khususnya Polri kian terungkap. Borok yang justru diungkap oleh orang dalam Polri yang tahu seluk beluknya.
Ia menilai adanya markus ini sebagai fenomena gunung es kasus kejahatan yang melibatkan Polri. “Ini hanya sebagai fenomena gunung es, di luar dibongkarnya rekaman percakapan Anggodo beberapa waktu lalu,” jelas Din.
Dengan masih terjadinya berbagai kasus kejahatan yang melibatkan aparat negara ini, Muhammadiyah mendesak pemerintahan SBY-Boediono serius melakukan reformasi dan bukan sebatas retorika.
Muhammadiyah sebagai ormas Islam siap melakukan kritik jika pemerintah dinilai tak serius untuk menyelesaikannya. “Jangan hanya sebatas retorika saja. Kalau saja masih terjadi penyimpangan dan penyelewengan oleh Negara kita siap memberikan kritikan,” kata Din.(Satria Nugraha/Trijaya/ful)
Susno Bisa Jadi Idola Kepolisian
JAKARTA - Patut diakui Susno Duadji kian menjadi sosok yang kontroversial. Sejak pernyataannya yakni cicak lawan buaya hingga jabatannya sebagai Kabareskrim dicopot, Susno terus menjadi pusat perhatian.
Yang paling anyar ialah pernyataan Susno tentang adanya praktik mafia hukum di Mabes Polri dengan menyebut sejumlah perwira tinggi kepolisian.
“Susno bisa jadi Idola baru kepolisian dengan keberanian-keberaniannya untuk bicara terus terang apa adanya,” kata anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat via pesan singkatnya, Jumat (19/3/2010).
Menurut dia, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri harus tidak menyikapi apa yang diungkapkan Susno secara arif agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.
Dia menambahkan, pernyataan Susno harus dijadikan momentum bagi Polri untuk melakukan pembenahan internal. Salah satunya dengan meningkatkan pengawasan di internal kepolisian, khususnya antara atasan dan bawahan.
(Adam Prawira/Koran SI/fit)
Ungkap Markus di Polri, Keluarga Dukung Susno
DEPOK - Keputusan Mabes Polri mengusut tudingan mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duaji terkait banyaknya makelar kasus di tubuh Polri, keluarga Susno menanggapinya dengan santai.
Pihak keluarga justru sangat mendukung sikap berani Susno untuk membersihkan citra Polri. Anak pertama Susno, Indira menuturkan, ayahnya sangat mencintai institusi Polri sehingga dapat terwujud polisi yang bersih dan berwibawa.
Indira juga bangga atas sikap ayahnya yang tetap kritis pada hal-hal yang menyimpang dari insitusinya.
"Kami sekeluarga sangat mendukung perjuangan papa untuk membongkar segala macam perbuatan atau tindakan negatif dari anggota Polri yang dapat merusak citra," katanya dalam pesan singkat yang diterima okezone, Sabtu (20/3/2010).
Indira menambahkan, keluarga selalu mendoakan Susno dan pasrah dengan apa yang akan terjadi. "Kami hanya bisa berdoa kepada Allah SWT. Papa sangat mencintai Polri," ujarnya.
Beberapa waktu lalu Susno mengungkap terdapat lima nama makelar kasus dalam tubuh Bareskrim Polri, yakni sejumlah penyidik dan dua orang jendral. Mereka adalah Brigjen Edmond Ilyas dan Raja Erizman, serta satu orang di luar Bareskrim.
Kasus tersebut berawal saat PPATK temukan transaksi mencurigakan dalam rekening Gayus Tambunan yang hanya seorang pegawai Ditjen Pajak bergolongan III. Namun, atas tudingan Susno tersebut, Polri bersikeras tak menemukan bukti dan melaporkan Susno atas pencemaran nama baik.(ram)
Bumi Hangus Susno Duadji
Edward Aritonang, yang dikenal stabil menjaga emosi, tiba-tiba meninggi dalam intonasi:"Itu yang kita ingin tahu? Selama 32 tahun beliau membesarkan institusi Polri, kenapa tiba-tiba seperti ini?"
Susno Duadji tiba-tiba menjadi api, berhembus kencang membakar lumbung untuk membunuh satu-dua tikus di dalamnya.
Aritonang baru Irjen. Sementara, Susno Duadji sudah Komjen. Dalam tradisi korps, Aritonang ada beban yunioritas. Tapi, beban psikhologis itu harus dilewati saat institusi Polri sedang terancam oleh krisis kepercayaan.
Susno Duadji benar-benar jadi mengerikan bagi institusi Polri. Apa yang dia lemparkan, satu-dua nama jenderal dengan tambahan penekanan kata "Markus" dan serangkaian fakta pemeriksaan saat dia aktif sebagai Kabareskrim, telah mereduksi institusi Polri.
Ini (mungkin) yang membuat Aritonang bergetar di depan televisi saat menyampaikan imbauan kepada Susno Duadji. "Tidak ada perang antara jenderal. Apa yang disampaikan oleh beliau (Aritonang selalu berusaha tidak menyebut nama Susno secara langsung), tidak betul. Kasus itu sudah selesai saat beliau jadi Kabareskrim,'' kata Aritonang.
Hari ini, rakyat melihat betapa Susno Duadji jadi seperti Hanoman dalam episode perang Babad Ramayana melawan Rahwana: strategi bumi hangus! Tergerusnya orang-orang kecil dan tak berdosa dalam pertarungan dua pemilik kekuatan besar.
Susno jadi bola liar yang memberangus siapa saja, yang hari ini berseragam polisi. Seolah, Susno adalah petarung sendirian, yang mampu memberangus sebuah kelompok besar berseragam coklat. Siapapun polisi di depan polisi Susno adalah lawan.
Miris. Dan, mungkin ini yang membuat orang seperti Aritonang, yang dikenal paling stabil menjaga emosi, begitu bergetar ketika harus menyampaikan pesan hormat seorang yunior kepada senior:"Kalau beliau sudah menyampaikan bahwa untuk menyapu tempat kotor, tidak bisa dipakai sapu kotor, maka marilah kita selesaikan masalah ini. Kami juga di Kepolisian terus berusaha untuk membersihkan institusi ini. Kami harap beliau bisa datang dan membicarakan masalah ini."
Tentu, yang dimaksud Aritonang sangat jelas. Bahwa, institusi Polri, sampai kiamat sekalipun, harus tetap berdiri tegak membela dan mengayomi rakyat. Institusi Polri tidak bisa diinjak-injak, bahkan oleh Jenderal-jenderalnya sendiri.
Institusi Polri harus dijaga dengan etika. Harus dijaga dengan kehormatan. Jika ada satu-dua kotoran, buang saja! Jangan bumi-hangus lumbungnya!
Pak Susno, mungkin perlu juga diingatkan, bahwa belum 40 hari ini, institusi Polri kehilangan beberapa anggotanya, dengan pangkat yang jauh (jauh sekali) di bawah Pak Susno dalam sebuah kontak senjata dengan para teroris di Aceh.
Juga, di banyak tempat, masih banyak sekali polisi, dengan pangkat yang jauh (jauh sekali) dari Jenderal, sedang berjuang untuk menafkahi keluarganya dengan gaji bulanan tak lebih dari enam deret angka rupiah.
Dua kali institusi Polri diuji oleh Susno Duadji. Menyedihkan, jika kemudian persepsi publik terus tereduksi oleh intrik internal, saling gesek antar-angkatan, atau saling telikung antar-pimpinan.
"Ini sudah masalah jenderal. Lebih bijak, Presiden segera turun tangan mengatasi masalah ini,'' kata Johnson Panjaitan, aktivis hukum yang berdebat dengan Edward Aritonang, yang Irjen, beberapa saat setelah jumpa pers Mabes Polri tentang langkah zig-zag Susno Duadji, Jumat (19/3).[*]
Ruhut Sarankan Susno Periksa ke Psikiater
INILAH.COM, Jakarta - Langkah Komjen Susno Duadji mengungkap kasus markus kepolisian ke institusi lain, dinilai gegabah. Ini malah tak memperlihatkan Susno berniat tulus memberantas mafia hukum di Polri.
"Melihat keberanian dia, saya katakan juga, dia perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater." kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul, di Jakarta, Sabtu (20/3).
Menurut mantan anggota Pansus Hak Angket Century ini, Susno secara sadar atau tidak telah menantang para petinggi Polri untuk berlaku lebih keras terhadapnya.
Apalagi, Polri sampai harus melayangkan "surat undangan" kepada Susno untuk pemeriksaan sebagai orang yang mengklaim ke publik memiliki data fakta atas keberadaan mafia hukum di Mabes Polri.
"Saya lihat terakhir ini Mabes sangat koperatif. Saya lihat Pak Kapolri dan Pak Edward (Kadiv Humas) sudah mengundang. Itu kan bahasa halus. Tapi sebenarnya apa yang dilakukan sudah tak pantas diundang, tapi dipanggil. Kalau perlu dipanggil paksa," tegas Ruhut.[*/ims]
Susno Sengaja Merobek Citra Polri
INILAH.COM, Jakarta - Di saat Polri dipuji rakyat karena keberhasilan memberangus para teroris, justru Susno bikin ‘ledakan politis’ dengan menuding banyak markus di tubuh kepolisian. Setelah tidak menjabat sebagai Kabareskrim, Susno proaktif mengkritik Polri.
”Bertahun-tahun dia meniti karir di kepolisian, dan di ujung hari tuanya dia membidik institusi Polri dengan tudingan yang mengejutkan. Apa motif Susno dan apa pula target serta kepentingannya? Disini Susno diuji,” kata seorang wartawan di Mabes Polri sesaat setelah jumpa pers yang digelar Jumat (19/3).
Beberapa pengamat sosial menyebut fenomena Susno sebagai gejala seorang pejabat yang post-power syndrome dan ingin memulihkan nama baiknya setelah dicopot dari posisi sebagai Kepala Bareskrim.
”Ada juga yang melihat Susno mungkin tidak mendapat bagian finansial dari koleganya, juga tidak memperolah promosi jabatan, melainkan justru ketiban sial. Sehingga Susno meradang,” papar pengamat politik Abas Jauhari, Sabtu (20/3)
Dosen sosiologi UIN Jakarta itu menyayangkan sikap kritis Susno baru dilakukan sekarang. ”Coba saja dia kritis dan korektif terhadap institusi Polri saat dia menjabat tentu akan banyak orang yang apresiatif. Kalau sekarang setelah dia tak menjabat, orang bertanya-tanya, apa maunya dia,” imbuh Abas.
Tanpa tedeng aling-aling, Susno Duadji menyebut dua perwira tinggi Mabes Polri yang terkait praktik makelar kasus Rp25 miliar dalam kasus penggelapan pajak. Keduanya yaitu mantan Direktur II Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Edmond Ilyas dan Direktur II Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Raja Erizman.
Sementara pemerhati politik dan peneliti PSIK Paramadina Jakarta Lukman Hakim menilai tudingan Susno di Mabes Polri ada markus, terkesan tendensius. Sebab markus, dimana-mana ada, dari mulai kejaksaan, istana dan instansi lain.
”Mengapa hanya markus Polri yang dibidik Susno?” ungkapnya. Mungkin dia hanya tahu di Mabes Polri, tidak di lembaga lain. Itu bisa dipahami. ”Namun orang curiga jangan-jangan Susno mau ‘deal’ dengan petinggi Polri,” timpal Lukman.
Sementara, Ketua Komisi III DPR Benny K Harman merespon informasi Susno Duadji terkait markus di Mabes Polri. Benny atas nama Ketua Komisi III DPR berencana memanggil Susno untuk klarifikasi perihal informasi keberadaan markus di Mabes Polri.
Tidak sekadar itu, Komisi III juga berencana membentuk Panitia Kerja (Panja) terkait markus di Mabes Polri. Inilah dampak dari teriakan Susno. Kini publik menanti langkah DPR untuk memanggil Susno.
Jika informasi Susno terbukti benar dan mengandung muatan kasus hukum, tentu Susno bisa berlega hati karena teriakannya tidak asal njeplak. Namun jika tudingan Susno itu tidak terbukti, urusannya bisa runyam.
Susno harus bisa memberikan data atau bukti valid atas semua tudingannya yang jelas merusak reputasi Polri sebagai institusi. Inilah tantangan Susno setelah dia menuding para koleganya di Mabes Polri sebagai markus.
Karena Susno sudah memulai, maka Susno pula yang bisa mengakhiri. Jangan sampai di sini berlaku ungkapan maling teriak maling, karena jelas memalukan diri sendiri. [mdr]
Susno Mau Geser Isu Century?
INILAH.COM, Jakarta - Kalau manuver Susno terus ditanggapi, ada kekhawatiran isu ini akan menggeser pengungkapan skandal Bank Century yang sedang diproses hukum.
Mantan anggota Pansus Hak Angket Skandal Bank Century dari FPDIP, Eva Kusuma Sundari menilai, kasus Susno ini sulit untuk tidak dipolitisir.
Meski begitu, Eva melihat bahwa potensi pengalihan isu Century dari kasus Susno tidak terlalu besar.
"Potensi dari pengalihan isu bukan dari sini, tapi dari kasus Agus Condro. Saya menilai itu yang bisa membuat pemberitaan penuntasan skandal Century tertutup dan membuat perhatian juga bergeser," jelas Eva kepada INILAH.COM, Minggu (21/3).
Saat ditanya apakah kasus Susno Duadji ini bisa membuat penangganan kasus skandal Century terganggu, Eva K Sundari mengatakan tidak.
"Kan usulan di Pansus adalah membentuk tim gabungan, bukan cuma satu institusi saja. Jadi saya pikir tidak akan terganggu, kan masih ada KPK yang harus didorong untuk menyelesaikan skandal Bank Century ini,"
ujarnya.
Namun dirinya sepakat jika perseteruan antara Polri dan Komjen Susno segera diselesaikan.
"Kuncinya di Kapolri dan Presiden, yang bisa turut menyelesaikan ini," ujarnya.[bay/ims]
Daftar Nama 71 Tersangka Teroris Aceh
Didit Tri Kertapati - detikNews
Jakarta - Polisi melansir 71 tersangka teroris bersenjata yang melakukan suatu pelatihan militer di Gunung Bun, Jalin Jantho, Aceh Besar. Dari 71 tersangka tersebut sebagian ada yang sudah ditangkap dan sebagian lagi masih dalam pengejaran.
Data yang dikumpulkan detikcom, Jumat (19/3/2010), beberapa teroris yang tertangkap mulai dari Dulmatin hingga Hasan Nur, teroris yang tewas dalam penggerebekan di Pamulang, Banten yang ternyata Warga Negara Filipina, hingga sepupu artis Sheeren Sungkar, Babe alias Abu Hamzah alias Reza.
Berikut nama-nama teroris baik yang sudah tertangkap maupun yang masih dalam pengejaran itu tersebut:
1. Dulmatin alias Mansyur alias Yahya Ibrahim alias Fahri Ardiansyah alias Joko Pitono alias Hamzah, asal Pemalang, ditembak mati 9 Maret 2010 di Jakarta.
2. Jaja alias Slamet alias Pak Tuo alias Pura Sudarmo alias Mamang asal Bandung, Jawa Barat, sebagai pengawas latihan. Ditembak mati tanggal 12 Maret 2010.
3. Ust Ardi alias Arham alias Arnold alias Enceng Kurnia, lulusan Mindanao, asal Bandung, sebagai unsur pimpinan, pengajar olahraga, pengurus logistik, ditembak mati 12 Maret 2010.
4. Uzt Mahfud alias Makhruf alias Joko Sulistyo alias Ridwan Prayoga asal Boyolali, unsur pimpinan, pelatih menembak/pengajar bongkar pasang senjata, bergabung dengan MUGHOSIT, MILF, di Pos Pawas, Damaketing, Ligawason Mars, Mindanao, ex tahanan ISA Malaysia, ditangkap 12 Maret 2010.
5. Uzt Abu Yusuf alias Mustaqim (DPO), asal Lampung, pimpinan latihan, pelatih menembak, dan map reading, lulusan Akmil JI Camp Hudaibiyah, Mindanao.
6. Uzt Ziad alias Deni Suratmo alias Toriq (DPO) asal Solo.
7. Uzt Ubaid alias Adi alias Jakfar (DPO) asal Magetan
8. Abu Asma alias Pandu (DPO) asal Solo.
9. Rakhmat alias Tono alias Bayu Seno (DPO) asal Solo.
10. Usman alias Gito (DPO) asal Lampung direkrut Uzt Mansyur.
11. Firin alias Rambo asal Solo, direkrut Uzt Mansyur.
12. Sapta Adi bin Robert Bakri alias Abu Sidiq alias Syailendra alias Abu Mujahid
alias Ismet Hakiki, asal Pandeglang, Banten, ditangkap 22 Februari 2010.
13. Yudi Zulfahri alias Barok, asal Aceh, STPDN 2006, ditangkap 22 Februari 2010.
14. Zakki Rachmatullah alias Zainal Muttakin alias Abu Zaid, asal Pandeglang,
Banten, ditangkap 22 Februari 2010.
15. Maskyur Rahmad, asal Aceh, ditangkap 23 Februari 2010.
16. Surya alias Abu Semak Belukar, asal Aceh, ditangkap 25 Februari 2010.
17. Heru alias Abu Zahru, asal Lampung/Wonogiri, ditangkap 26 Februari 2010.
18. Azam alias Imanudim asal Aceh ditangkap 26 Februari 2010.
19. Afif alias Sunakim, asal Karawang, Jawa Barat, ditangkap 1 Maret 2010.
20. Fariz alias Deni Suhendra, asal Karawang, Jawa Barat, ditangkap 1 Maret 2010.
21. Adit al Hafiz alias La Ode Afid, asal Rawamangun, Jakarta, ditangkap 1 Maret 2010.
22. Umar alias Mohtar Hairi, asal Tanah Abang ditangkap, 1 Maret 2010.
23. Agus Wasdianto alias Hasan alias Nasim, pelaku bom Cimanggis. Asal Depok,
ditangkap 1 Maret 2010.
24. Adi Munadi alias Badru, asal Jakarta, ditangkap 1 Maret 2010.
25. Iwan Suka Abdulah, asal Aceh Besar, ditembak mati 3 Maret 2010.
26. T. Marzuki alias Tengku, asal Aceh, ditembak mati 4 maret 2010.
27. Deni Sulaiman alias Sule, asal Lampung, ditangkap 4 Maret 2010.
28. Adam alias Ade, asal Pandeglang, Banten, ditangkap 5 maret 2010.
29. Moh Sofyan Tsauri, asal Depok, ditangkap 6 maret 2010 di Jakarta.
30. Sutrisno asal Jakarta ditangkap 6 Maret 2010.
31. Tatang asal Jakarta ditangkap 6 Maret 2010.
32. Abdi asal Jakarta ditangkap 6 Maret 2010.
33. Andre alias Tengku Ahmad asal Aceh Utara, ditangkap 9 Maret 2010.
34. Ridwan alias Niko asal Sulawesi Selatan ditembak mati 9 Maret 2010.
35. Hasan Nur alias Blackberry, asal Filipina, ditembak mati 9 Maret 2010 di Jakarta.
36. Bakti Rasnah alias Abu Haikal asal Padang, Sumbar ditangkap 9 Maret 2010 di
Jakarta.
37. Syaiful Siregar alias Imam asal Medan ditangkap 9 Maret 2010 di Jakarta.
38. Abu Barok alias Pendi alias Umar Ali Umar Yusuf asal Lampung ditangkap 12 Maret
2010.
39. Muhamad Yunus ditangkap 12 Maret 2010.
40. Ali alias Hendra Ali asal Jakarta/Belawan ditangkap 12 Maret 2010.
41. Fajar alias Adi asal Lampung / Yogyakarta ditangkap 12 Maret 2010.
42. Gema Awal Ramadhan alias Ahmad alias Abu Heidir asal Medan, Tapanuli Selatan,
lulusan STPDN 2005, kerja di Pemda Sumedang, ditangkap 12 Maret 2010.
43. Ibnu Sina asal Pandeglang, Baten ditangkap 12 Maret 2010.
44. Taufik asal Medan ditangkap 12 Maret.
45. Tengku Mukhtar alias Faruqy asal Aceh Utara, panglima tandhim Al Qaeda wilayah
Pasee, ex panglima laskar FPI Aceh, ex bergabung dengan GAM Pasee, ditangkap 16
Maret 2010 di Lhoksumawe.
46. Agam Fitriadi alias Afit alias Syamil asal Aceh , lulusan STPDN 2005, penerima
tamu di ruko Banda Aceh, ditangkap 17 Maret 2010 di Banda Aceh.
47. Abu Rimba alias Munir alias Abu Uteun asal Aceh, ditangkap 18 Maret 2010 di Aceh
Besar dengan 1 senjata api AK-47 dan 5 magazen beserta 129 peluru.
48. Abdulah Sonata (DPO) ex napi kasus terorisme yg menyembunyikan Dr Azahari dan
Noordin M Top dalam pelaraiannya serta terlibat dalam perencanaan latihan dan rekrutmen
peserta latihan militer.
49. Pak Tuo alias Saptono (DPO) asal Bandung, salah satu pemegang saham ekspedisi
Sajirah.
50. Maulana alias Mukhlis alias Ruslan alias Lukman alias Zakaria (DPO) asal Bogor,
bergabung dengan MILF di Pos Pawas, Mindanao, ex Tahanan ISA Malaysia, tersangka
percobaan pembunuhan Matori Abdul Jalil, sebagai fasilisator latihan militer ini.
51. Mus'ab alias Subgho alias Holil (DPO) bersama Dulmatin di Pamulang melakukan
Pengkajiam sisi Ruqyat dalam taklim.
52. Kamal alias Abdul Hamid (DPO) asal Majalengka sesuai instruksi Abu Yusuf alias
Mustaqim untuk mencari target Amaliyah di Banda Aceh. Telah melakukam survei
tempat-tempat yang akan menjadi target.
53. Tongji alias ustad Warsito alias Hasbi (DPO) alamat di Pamulang.
54. Ali alias Fani (DPO) asal Pamulang, menikah dgn adik istri Dulmatin alias Hamzah
dari Lampung.
55. Babe alias Abu Hamzah alias Reza (DPO), sepupu Shireen Sungkar, pemeran utama film Cinta
Fitri, asal Ciledug Jakarta.
56. Abu Abi alias Yusuf asal Pandeglang, Banten (DPO).
57. Rauf alias Kholik asal Pandeglang, Banten (DPO).
58. Fadil asal Jawa Tengah (DPO).
59. Zuhair asal Jawa Tengah (DPO).
60. Nukman asal Banda Aceh (DPO).
61. Muhsin alias Imam Muda alias Aconk (DPO) asal Keudee Lampoh Saka, Sigli,
kabupaten Pidie Aceh.
62. Ismail (DPO).
63. Wajah Cina (DPO) asal Pandeglang anak angkat Saptono.
64. Taufik alias Abu sayyaf alias Alek alias Nurdin (DPO) asal Pante Cruem, Padang
Tiji, kabupaten Pidie, wakil panglima Al-Qaeda wilayah Pidie.
65. Azwani alias Abu Mus'ab alias Maratunsi (DPO) asal Gempong Awee Geutah,
Peusangan, kabupaten Bireun, panglima Al Qaeda wilayah Batee Iliek, pernah latihan
menembak di lapangan tembak markas Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
66. Abu Rincung, asal Lhoksujon (DPO).
67. Abid (DPO) asal Parang Sekuring, Aceh Utara.
68. Alek (DPO) asal Parang Sekuring, Aceh Utara.
69. Anu Syam, alias Syamsudin (DPO).
70. Ayub alias Abu Ishak (DPO) asal Sukmajaya Depok, ponpes Ust Aman Abdurrahman.
71. Ima alias Yasir alias Harun (DPO) asal Jakarta.
Inilah Identitas DPO Teroris di Aceh
INILAH.COM, Jakarta - Polri kembali melansir daftar pencarian orang (DPO) bagi para tersangka teroris di Aceh. Kebanyakan dari mereka merupakan pemain lama.
Berikut adalah nama-nama dan sedikit latar belakang.
1. Uztad Abu Yusuf Al Mustaqim, ia merupakan pimpinan latihan, pelatih menembak, dan map reading. Pria asal Lampung ini adalah lulusan Akmil, Jl. Camp Hudaibiyah, Mindanau, Filipina.
2. Uztad Ziad alias Deni Suramto alias Toriq, asal Solo, Jawa Tengah.
3. Uztad Ubaid alias Adi Al Jakfar, asal Magetan, Jawa Timur.
4. Abu Asma alias Pandu, asal Solo, Jawa Tengah.
5. Rakhmat alias Tono Al Bayu Seno, asal Solo, Jawa Tengah.
6. Usman alias Gito asal Lampung, ia direkrut oleh Uztad Mansyur.
Sedangkan tokoh-tokoh yang mengevakuasi Maulana dkk adalah:
1. Abdulah Sonata, ia adalah mantan napi kasus terorisme yang menyembunyikan Dr. Azhari dan Noordin M Top dalam pelariannya. Selain itu, terlibat dalam perencanaan latihan dan rekrutmen peserta latihan militer.
2. Pak Tuo alias Saptono, asal Bandung, salah satu pemegang saham ekspedisi sajirah.
3. Maulana alias Mukhlis alias Ruslan alias Lukman alias Zakaria, asal Bogor. Ia bergabung dengan MILF di Pos Pawas, Mindanao. Ia juga merupakan mantan tahanan ISA Malaysia (Tersangka percobaan pembunuhan Matori Abdul Jalil) sebagai fasilitator pelatihan militer ini.
4. Mushab alias Subgho alias Holil, bersama Dulmatin di Pamulang, melakukan pengajian (sisi ruqyat) dalam taklim.
5. Kamal alias Abdul Hamid, pengikut Uztad Aman Abdurahman, asal Majalengka, sesuai instruksi Abu Yusuf alias Mustaqim untuk mencari terget Amaliyah di Banda Aceh, telah melakukan survey di tempat-tempat yang akan dijadikan target.
6. Tongji alias Fani, asal Pamulang, Tangerang selatan, Banten.
7. Ali alias Fani, asal Pamulang (menikah dengan adik istri Dulmatin)
8. Babe alias Abu Hamzah alias Reza, sepupu Shiren Sungkar, film Cinta Fitri, asal Ciledug, Jakarta.
9. Abu Abi alias Yusuf, asal Pandegelang, Banten.
10. Rauf alias Kholik, asal Pandeglang, Banten.
11. Fadil, asal Jawa Tengah.
12. Zuhair, asal Jawa Tengah.
13. Nukman, asal Banda Aceh.
14. Muhsin alias Imam Muda alias Aconk, asal Keudee Lampoh Saka, Sigli, Kab. Pidie, Aceh.
15. Ismail.
16. Wajah Cina, asal Pandeglang, anak angkat Saptono.
17. Taufik alias Abu Sayyaf alias Alek alias Nurdin, asal Pante Cruem, Padang Tiji, Kab. Pidie, wakil Panglima Al-Qaeda wilayah Pidie, Aceh.
18. Azwani alias Abu Musab alias Maratunsi, asal Gampong Awee Geutah, Peusangan, Kab. Bireun, Panglima Al-Qaeda wilayah Batee Iliek (pernah latihan menembak di lapangan tembak markas Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat).
19. Abu Rincung, asal Lhoksukon, Aceh.
20. Abid, asal Parang Sekuring, Aceh Utara.
21. Alex, asal Parang Sekuring, Aceh Utara.
22. Abu Syam al. Syamsudin.
23. Ayub al. Abu Ishak, asal Sukma Jaya, Depok, Ponpes Uztad Aman Abdurrahman.
25. Imam Al-Yasir.
26. Al Harun, asal Jakarta. [jib]
Ketua YLBHI: Pengirim SMS Ancaman, Kreatif
JAKARTA - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Patra M Zein, menilai pesan singkat (SMS) ancaman yang diduga dikirim oleh Staf Khusus Kepresidenan Andi Arief, sebagai SMS iseng.
“Saya bisa katakan SMS itu iseng dan kreatif,” ujar Patra saat berbincang dengan okezone melalui telepon, Senin (15/3/2010).
Pengirim SMS, menurut Patra, tidak mengerti subtansi dan persoalan. Sebab, kata dia, selama ini LBH tidak pernah mendapatkan s okongan dana dari pemerintah.
“Jadi apa yang dihentikan. Memang pemerintah pusat tak memberi dana ke LBH. Ada juga dari Pemda DKI. Dan itu bukan duit buat LBH, itu untuk orang miskin yang butuh advokasi. Tapi kalau dari APBN enggak ada, RUU bantuan hukum saja baru dibahas,” jelas dia.
Hal lain dari isi SMS yang dianggap Patra membingungkan adalah ancaman serangan jika LBH terus menggelar aksi ant-SBY. “Memangnya LBH pernah bikin aksi itu, enggak ada kan?” tambahnya.
Alhasil Patra menganggap SMS tersebut sebatas iseng dan tidak mungkin Andi Arief mengirim SMS tersebut. “Kalau ya paling dia (Andi Arief) yang telepon saya,” pungkasnya.(ded)
Beredar SMS Ancaman Andi Arief kepada LBH
JAKARTA - Staf Khusus Kepresidenan Bidang Penanggulang Bencana Andi Arief disebut-sebut mengancam akan menghentikan dana dari pemerintah untuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH), jika LBH terus menggelar demo anti-SBY.
Demikian pesan singkat (SMS) yang beredar di kalangan wartawan mengenai ancaman Andi Arief tersebut. Selain ancaman menyetop sokongan dana, Andi Arief juga mengancam akan kerahkan aktivis-aktivisnya unruk serang LBH.
Ancaman ini akan dibenar-benar terealisasi, menurut SMS tersebut, jika berbagai aksi anti-SBY terus dilaksanakan di LBH. Belum diketahui kebenarkan informasi dalam SMS ini.
Saat okezone berusaha menghubungi telepon genggam Andi Arief, mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik ini pun tidak mengangkatnya.(ded)(mbs)
Ada Mata-mata Israel di Indonesia
INILAH.COM, Jakarta - Jejak dinas rahasia Israel, Mossad, tercium di Indonesia. Kabarnya, Mossad-lah yang memberi tahu Jakarta tentang keberadaan Azhari Husin di Batu, Malang. Apakah dinas mata-mata yang paling disegani di dunia itu juga ikut memberi andil dalam penyerangan teroris di Ciputat dan Aceh?
Seorang wartawan bernama Gordon Thomas mengungkapkan kejadian itu dalam bukunya yang berjudul, ‘Gideon's Spies’ yang diterbitkan Pustaka Primatama.
"Seorang sayanim (informan) Mossad di Jawa Timur menghubungi perwira pengedalinya dan menceritakan bahwa dia melihat sejumlah eorang mengontrak rumah di Batu. Salah satu di antaranya mirip Azhari dan Noordin M Top. Tapi Noordin tidak lama di rumah itu."
Thomas tidak menjelaskan di manakah katsa (istilah Mossad untuk perwira kasus) itu tinggal. Namun dia menulis bahwa hanya dalam beberapa jam, sang mata-mata sudah sampai di Batu, Malang.
Setelah memastikan bahwa memang Azhari dan kelompoknya ada di rumah itu, mata-mata Mossad tersebut segera melakukan sambungan telepon ke Kedutaan Israal di India. Lalu, Kementerian Luar Negeri India diberitahu yang kemudian mengontak sejawatnya di Jakarta.
Maka, tulis Thomas dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, operasi penyergapan pun dilakukan pada awal November 2005 berkat informasi Mossad.
Dalam penyergapan itu Azhari tewas dan Noordin M Top tidak ditemukan, persis seperti yang dikatakan sang informan bahwa Noordin sudah meninggalkan rumah sehari sebelum penyergapan.
Tapi kenapa peranan Mossad itu tidak diketahui publik? Thomas punya penjelasan: selama ini memang seperti itulah yang diinginkan Tel Aviv dan negara-negara yang dibantu juga tak berterima kasih kepada Mossad.
Thomas menulis bahwa Azhari adalah pakar bom yang langsung direkrut oleh Osama Bin Laden. selama pelariannya, dia diketahui pernah berada di India dan merancang serangan bom di negara itu. Bahkan karanya dia ikut merancang serangan bom di kereta bawah tanah di London.
Jika benar apa yang ditulis oleh Thomas, maka bisa dikatakan bahwa Mossad memiliki jaringan yang kuat di Indonesia. Dan, bukan mustahil mereka memasok informasi tentang keberadaan teroris di Ciputat dan Aceh.
Pendemo Bayaran Puas Dibayar Rp 30 Ribu & Nasi Padang
Jakarta - Deni (14), ikut mengepalkan dan mengacungkan tangannya. Demo kali ini adalah aksi pertamanya turun ke jalan. Bocah kelas 1 SMP, warga Johar Baru, Jakarta Pusat ini mengaku butuh uang. Dia rela ikut demo.
"Lumayan buat jajan," terang Deni sambil cengengesan di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/3/2010).
Berkaus kuning, celana selutut, dan sandal jepit Deni bersama rekan-rekannya mengaku hanya iseng saja ikut unjuk rasa ini. Dia mengaku sengaja bolos sekolah, agar bisa mendapat uang.
"Lumayan Rp 30 ribu, cuma ikut-ikutan saja, biar ramai," terang Deni yang diiringi tawa teman-temannya.
Deni mengaku tidak mengerti soal isu Century ini. Yang dia tahu, dia hanya diajak tetangganya untuk meramaikan aksi. "Nanti dikasih duit dan nasi padang," ujarnya malu-malu.
Bukan hanya Deni yang ikut karena uang. Susi (30) pun demikian. Warga Johar Baru ini mengaku memang sering ikut aksi unjuk rasa. Bahkan jadi semacam penghasilan tambahan untuknya.
"Lumayan daripada diam di rumah," terang ibu satu anak ini.
Ajakan ikut demo Century ini datang dari tetangganya pada Selasa (2/3/2010) kemarin. Dia hanya diberi tahu agar berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, untuk demo di depan DPR.
"Pas sampai di lokasi kita diberi nasi padang, nanti kalau sudah selesai baru dikasih uang," ujar Susi polos.
Apa tidak takut ditinggal kabur sama yang mengajak kalau pembayarannya selesai demo? "Sudah sering kok kaya gini. Gak pernah dibohongin," tuturnya.
Deni dan Susi, pun dengan semangat berteriak. Dibawa oleh salah satu kelompok massa, keduanya meneriakan kata-kata lantang. "Turun turun," teriak keduanya.
Sementara sayup-sayup suara sang orator di bawah langit yang mendung terus bersuara keras. "Negara memanggil kita untuk perubahan. Ayo kita bersama-sama melakukan perubahan..." teriak orator.
Labels
Archives
-
▼
2010
(364)
-
▼
March
(24)
- Kantor Pajak kok Bersih :)
- Jangan Lupakan Century ya …
- Susno Resmi Dilaporkan ke Polisi
- Anak Susno: Papa Benci Markus & Pengkhianat Polri
- Muhammadiyah Dukung Susno Bongkar Praktek Markus
- Susno Bisa Jadi Idola Kepolisian
- Ungkap Markus di Polri, Keluarga Dukung Susno
- Bumi Hangus Susno Duadji
- Ruhut Sarankan Susno Periksa ke Psikiater
- Susno Sengaja Merobek Citra Polri
- Susno Mau Geser Isu Century?
- Susno Mencari MARKUS!!!
- Daftar Nama 71 Tersangka Teroris Aceh
- Inilah Identitas DPO Teroris di Aceh
- Fatwa Haram ROKOK - Gimana Nih?!!
- Susno - Markus - POLRI
- Ketua YLBHI: Pengirim SMS Ancaman, Kreatif
- Beredar SMS Ancaman Andi Arief kepada LBH
- Jangan Lupa Bayar Pajak, Jangan Ditilep. Dosa!
- Korupsi lebih Kejam daripada Teroris!
- Adakah Obat Manjur Sembuhkan Korupsi Buat Negeri Ini?
- Ada Mata-mata Israel di Indonesia
- Grand Final Pansus Century Ricuh (hari 1)
- Pendemo Bayaran Puas Dibayar Rp 30 Ribu & Nasi Padang
-
▼
March
(24)