Poskota
GP4KGUVX8KEZ
JAKARTA (Pos Kota) – Ketika artis ikut mencalonkan diri dalam Pemilu Legislatif, ada anggota masyarakat meragukan kemampuan mereka bisa bekerja total sebagai anggota parlemen. Mereka diyakini bakal tetap menjalani profesi keartisannya, karena penghasilannya jauh lebih besar dibanding honor sebagai anggota parlemen.
Keyakinan masyarakat itu terbukti. Karena ada artis yang jadi anggota parlemen tak mau meninggalkan dunia hiburan yang telah membesarkan namanya, seperti pelawak, presenter, main sinetron, menyanyi, hingga sekadar baca puisi.
Yang paling mencolok adalah Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, yang jadi anggota parlemen dari Partai Amanat Nasional (PAN). Selain menjadi presenter Promotor Trans TV, Eko juga tampil di program Srimules Global TV, host ultah TPI beberapa waktu lalu, dan lainnya.
Namun, Eko membantah disebut tetap ngebut mencari duit di dunia hiburan. Dia merasa total menjalani tugasnya sebagai anggota parlemen, yang dibuktikannya dengan hampir tidak pernah mangkir ngantor di gedung DPR, Senayan. Kecuali hari libur.
“Jadi, saya keberatan jika disebut masih mencari kegiatan di luar sebagai anggota DPR. Dalam kesempatan rapat fraksi, saya nggak pernah bolos. Kalau nggak ada rapat, saya bisa dicari di ruang kerja. Pasti ada, kok!” tegas Eko yang dihubungi ketika sedang menjalankan ibadah umroh di Mekkah.
Menurut dia, terpilih menjadi anggota parlemen merupakan amanah dari masyarakat yang memilihnya. “Ya, saya nggak mau menyia-nyiakan amanah tersebut. Sebab, saya mendapat gaji dari masyarakat,” ujarnya.
Soal keterlibatannya di beberapa program televisi, dia beralasan bahwa dirinya harus menuntaskan kontrak kerja yang sudah dibuat jauh sebelum jadi anggota parlemen. “Proses kontraknya saya dapatkan saat masih total jadi artis. Tetapi, karena sekarang saya sudah jadi anggota DPR, maka syutingnya saya minta harus dilaksanakan pada hari-hari libur, Sabtu atau Minggu,” terang komedian yang naik pamor bersama grup Patrio lewat program Ngelaba di TPI.
Dia beranggapan, karena tak menganggu kinerjanya sebagai anggota parlemen, maka dia akan terus menjalani komitmennya. “Saya terlibat syuting atau dapat job di dunia hiburan, bukan karena materi. Pilihan utama hidup saya sekarang sebagai anggota DPR. Sedang dunia hiburan, bagi saya untuk sekadar memenuhi jiwa seni saya saja,” tegasnya.
JADI SELINGAN
Sedangkan Venna Melinda, anggota parlemen dari Fraksi PDI-Perjuangan, tak menyangkal kalau dirinya sesekali masih menerima job sebagai artis. “Saya nggak bisa memungkiri hal itu. Yang penting kan saya menjalaninya di luar jam kerja. Ya, pas hari libur,” ujarnya.
Masih sering diminta tampil sebagai artis, menurut dia, juga tidak terlepas dari pengakuan masyarakat sendiri. “Kalau dulu artis sebagai kegiatan yang paling utama, sekarang justru terbalik. Dunia artis saya jadikan sebagai selingan,” imbuhnya.
Jujur Venna mengakui kerap diundang menjadi MC, yang kerjanya di malam hari. Dengan begitu, tegas dia, bisa dilakoni selepas tugas menjadi anggota DPR RI.
“Sesekali saya juga mengajar senam. Ibaratnya, sambil menyelam minum air. Dapat tambahan penghasilan, tapi tubuh saya jadi sehat pula,” terang Venna yang terkenal lewat sinetron Bella Vista tayangan RCTI.
Meski begitu Venna tetap selektif menerima job. “Saya harus pilih-pilih, dan konsultasikan dengan keluarga. Jadi, nggak semua tawaran saya terima. Bagaimana pun, saya harus bisa membawa diri sebagai wakil rakyat,” katanya.
MENCARI BAKAT
Tantowi Yahya yang awalnya akan fokus menjalankan tugasnya sebagai anggota parlemen, dan rela meninggalkan dunia hiburan – kecuali mengisi acara khusus – ternyata menerima job sebagai juri program Indonesia Mencari Bakat (IMB) di Trans TV.
“Saya tetap menjalankan tugas saya sebagai anggota DPR dengan penuh konsisten. Keterlibatan saya di IMB karena syutingnya hari Minggu. Kalau syutingnya hari kerja, saya menolak tegas,” ungkap Tanto ketika dihubungi Pos Kota sedang menjalankan tugas sebagai anggota DPR-RI di Toronto, Amerika Serikat.
Dengan mengabdi kepada rakyat melalui parlemen, Tantowi rela melepas penghasilan yang jauh lebih besar. Bayangkan, untuk sekali tampil sebagai presenter minimal honornya Rp50 juta, belum lagi honor untuk job-job hiburan lainnya. Itu rela ditinggalkannya.
Berbeda dengan Rachel Maryam. Anggota komisi I dari Partai Gerindra ini tetap konsisten dengan karir politiknya itu. Kesibukannya sebagai anggota parlemen membuatnya tidak memungkinkan mengeluti dunia hiburan lagi. Otomatis semua aktifitas kesenianan ditinggalkan sejak dilantik sebagai jadi wakil rakyat.
“Saya stop semua kegiatan di bidang hiburan. Soalnya saya bukan presenter atau penyanyi, tapi pemain film. Bedanya, pemain film itu kalau kerja bisa sebulan, tidak bisa sejam atau dua jam seperti presenter,” kata bintang film Andai Ia Tahu, itu.
Tentang artis anggota parlemen yang tetap nyambi di dunia hiburan, Rachel tak mau banyak komentar. “Kalau ada artis yang anggota DPR masih nyambi di dunia hiburan, itu hak mereka. Saya nggak berhak mengomentari itu,” imbuhnya.
Sayangnya, tak semua artis anggota parlemen yang mau buka suara, terutama mereka yang tetap mencari duit di dunia hiburan. Handphone mereka langsung dinon-aktifkan begitu diajak bicara soal loyalitas mereka dan masih asyiknya mereka beraktivitas di dunia hiburan. (anggara/santosa/rizal/B)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
abu jibril
akkbb
al amin
ali gufron
amien rais
Amrozi
andaryoko
anggodo
antasari
antasari azhar
arrahmah
aulia pohan
ayu azhari
Bakrie
bbc
bedebah
bom bali
bpk
brainscannr
buaya
Bung Karno
capres
century
cia
Cicak
cikeas
clara sumarwati
demokrat
dpr
evan brimob
gerindra
golkar
gurita
Gus Dur
gusdur
hanura
imam samudra
indonesia
islam
Israel
jusuf kalla
korupsi
koruptor
kpk
kriminal
malaysia
manohara
marissa haque
megawati
menkes
mer-c
mumbai
munarman
Noordin M Top
obama
palestina
pan
parodi
partai
pemilu 2009
Pemilu2009
pilkada
pilkadal
Pilpres2009
pks
polisi
politik
politikus nyeleneh
polri
ppp
prabowo
presiden
prita
republik
ruhut
sby
Situ Gintung
Soeharto
Soekarno
soraya abdullah
sultan
Sultan HBX
supersemar
supriyadi
susno
sutiyoso
teroris
terorisme
Terrorist
tim 8
wiliardi
williardi
wiranto
yusril
Archives
-
▼
2010
(364)
-
▼
June
(10)
- Calon Ketua KPK Datang Bawa Peti Mati
- Modal Jadi Gubernur Rp 40 milyar. BEPnya Kapan?
- Nudirman: Mengapa Susno tidak Boleh Baca Koran
- Inilah Surat "Perjuangan" Susno kepada Amien Rais
- Agus Marto: Tindak Aparat Nakal, Dirjen Pajak Tak ...
- Sudah Anggota DPR Kok Masih Jadi Artis - Nggak Bol...
- Siapa Sajakah Penumpang Mavi Marmara?
- Anggota DPR Termakan Janji Sendiri Saat Kampanye...!
- Pesan Susno Duaji Untuk Tim Pengacara Dan Pendukun...
- Tidak Pancasila-is
-
▼
June
(10)
No comments:
Post a Comment