Peran Ibrohim Terendus, Inilah Jejaknya

Link

ibrohimTEMPO Interaktif, Jakarta - Jejak keterlibatan Ibrohim dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah yang beroperasi di Indonesia makin terkuak. Penata bunga di Hotel Ritz-Carlton yang dicurigai polisi ikut berperan dalam peledakan bom di dua hotel pada 17 Juli lalu itu diduga direkrut oleh jaringan Bogor, Jawa Barat.

Seorang perwira di kepolisian yang kemarin dihubungi Tempo mengatakan keberadaan Ibrohim mulai terlacak sejak pekan lalu. Sinyal telepon genggamnya sempat terdeteksi di daerah Cilacap, Jawa Tengah. Bahkan, kata dia, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror berharap pria 36 tahun yang biasa dipanggil Boim itu bisa ditangkap dalam waktu dekat. "Mudah-mudahan pekan ini," katanya.

Dia menjelaskan, polisi mulai mengungkap teka-teki jaringan teror ini setelah melakukan olah tempat kejadian ledakan dan mencocokkannya dengan data yang sudah ada. Data itu berkaitan dengan material bom dan para personel kelompok yang terkait dengan gembong teror Noor Din M. Top.

Adapun peran Ibrohim dalam peledakan di Ritz-Carlton diungkapkan oleh para saksi yang diperiksa dan rekaman CCTV di hotel tersebut. Ia diduga membantu meloloskan pelaku dan bom ke dalam hotel.

Pengamat intelijen Dynno Chressbon, yang dekat dengan satuan polisi yang memburu kelompok ini, menjelaskan bahwa anggota jaringan seperti Ibrohim biasanya diajak ikut operasi setelah lima tahun aktif dalam organisasi. Ibrohim bergabung dalam jaringan ini karena direkrut seseorang yang tinggal di Bogor.

Orang ini sebelumnya direkrut oleh Nurhadi alias Nurhasbi, anggota jaringan Noor Din yang hingga kini juga masih diburu. "Itu jaringan yang dulu dibina oleh Hambali yang berasal dari Cianjur," kata Dynno. Hambali hingga kini masih ditahan otoritas Amerika Serikat atas tuduhan terlibat terorisme.

Polisi mengenali Nurhadi sebagai rekan seangkatan Asmar Latin Sani dalam jaringan teroris ini. Asmar tewas dalam aksi bom bunuh diri di Hotel JW Marriott pada 2003. Nurhadi dan Asmar yang menyiapkan peledakan itu. "Nurhadi mendampingi Noor Din Moh. Top sejak di Palembang," ujar Dynno.

Asmar juga kakak ipar Rusman Gunawan (Gun Gun), adik kandung Hambali.
Gun Gun alias Abdul Hadi alias Abdul Karim alias Bukhori pernah ditangkap intelijen Pakistan pada September 2003. Setelah dideportasi ke Indonesia, ia diadili dan divonis 4 tahun pada 2004 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena dinyatakan terbukti membantu aksi terorisme. Gun Gun kini tinggal di Bengkulu.

Penelusuran Tempo di Bengkulu berhasil menemukan toko yang dikelola keluarga Gun Gun. Namun, tak banyak keterangan yang bisa didapat. "Kejadian yang menyangkut adik saya sudah bertahun-tahun yang lalu dan tidak ada hubungannya lagi dengan peledakan JW Marriott yang sekarang," kata seorang perempuan yang menjaga toko tersebut.

No comments:

Archives