Anas Urbaningrum Tahu Semua Soal Kasus Suap di Kemenpora
Selasa, 12 Jul 2011 08:37 WIB
JAKART, RIMANEWS - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin membantah rumor penangkapan dirinya di negara Filipina. Ia mengaku tak sedang berada di Filipina, tapi masih berada di Singapura. “Enggak, Saya di Sing,” tulisnya melalui pesan Blackberry, yang disampaikan kepada Tempo, Senin, 11 Juli 2011 malam.
Sebelumnya beredar informasi Nazaruddin ditangkap di Filipina. Informasi tersebut menguat menyusul Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merencanakan menggelar jumpa pers di Cikeas malam ini. Kabarnya dalam jumpa pers itu SBY akan bicara soal Partai Demokrat dan kasus Nazaruddin. Apalagi, sebelum menggelar jumpa pers, SBY juga memanggil petinggi Partai Demokrat ke Cikeas untuk menggelar rapat khusus.
Sebelumnya Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Irjen Pol. Sutarman menyatakan telah mendeteksi keberadaan Nazaruddin. “Yah kita sudah mendeteksi di mana keberadaannya,” ujarnya. Hanya saja Sutarman enggan membeberkan keberadaan pasti Nazaruddin.
Pesan itulah yang dibantah Nazaruddin. Dalam pesan itu Nazaruddin juga kembali mengungkit bahwa untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat telah dikeluarkan dana cukup besar. (Baca juga: Memangnya Bisa Kalahkan SBY Tanpa Duit?)
Saat dikonfirmasi soal nama lain, selain empat nama yang telah disebutnya terlibat kasus wisma atlet Nazaruddin meminta Tempo untuk menanyakan kepada Anas, Mindo Rosalina , Angelina Sondakh dan Wafid Muharam. “Tanya mereka, teknis mereka langsung. Anas tahu semua itu, karena Rosa Sering ketemu Anas,” ujar Nazaruddin.(tempo)
http://rimanews.com/read/ 20110712/34...p-di-kemenpora
Nazaruddin : Memangnya Bisa Kalahkan SBY Tanpa Duit?
TEMPO Interaktif, Jakarta - Taktik Muhammad Nazaruddin dalam memainkan proyek pemerintah tak lepas dari kepemilikan saham dan pendirian PT Anugrah Nusantara. Di perusahaan yang didirikan pada 25 Januari 1999 itu, selain dia sendiri, sejumlah politikus Partai Demokrat juga mengambil bagian, yaitu Ayub Khan dan Muhammad Nasir. Bahkan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai, pada 1 Maret 2007 tercatat membeli 30 persen saham PT Anugrah. Dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin diwawancarai Majalah Tempo melalui telepon. Berikut petikannya (selengkapnya baca Majalah Tempo edisi pekan ini).
Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk membiayai Anas dalam kongres Bandung?
Jangan kaget, biaya untuk memenangkan Anas waktu itu sekitar US$ 20 juta. Memangnya bisa mengalahkan SBY (yang mendukung Andi Mallarangeng menjadi ketua umum Partai Demokrat--Red.) tanpa duit? Maka, semua perwakilan dewan pimpinan cabang saya kasih duit untuk bisa memenangkan Anas. Mereka terima US$ 10-40 ribu. Mereka pikir tak apa dipecat asal sudah terima duit, ha-ha-ha....
(Anas menyatakan tudingan bahwa dirinya menerima duit US$ 250 juta itu tak benar. Ia tak yakin tim suksesnya yang menerima. "Justru ada yang bilang dia mendapat untung dari kongres. Saya tidak pernah tanya, tidak tertarik, dan tidak ada urgensinya.")
Anda dan Anas berkongsi di PT Anugrah?
PT Anugrah itu perusahaan untuk mengendalikan proyek yang sahamnya dipegang Anas dan saya separuh-separuh. Dia belum menjual semua sahamnya itu. Kalau tak ada PT Anugrah, Anas tak akan menang.
(Anas mengaku sudah dari dulu mundur dari semua perusahaan itu.)
Anda juga menggelontorkan duit untuk Edhie Baskoro Yudhoyono?
Nanti dululah, sekarang Anas saja dulu. Partai Demokrat bisa bubar--partai penikmat korupsi APBN.
(Edhie Baskoro atau Ibas mengatakan, "Haram bagi saya menerima uang yang tidak sejalan dengan semangat antikorupsi. Jadi, tuduhan adanya aliran dana tersebut tidak benar dan tidak berdasar.")
Sekarang Anda marah kepada Anas?
Saya kenal dia sudah 5 tahun. Dia itu baik bukan main sejak 2005. Tapi, begitu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, sikapnya berubah 180 derajat. Cara berkomunikasi beda, sombong, lupa diri.
(Anas mengaku sengaja jaga jarak agar Nazaruddin sadar.)
Kenapa Anda kabur?
Semula saya mau menghadap KPK dan cerita semuanya. Tapi, saya disuruh Anas ke Singapura saja.
Anda menuding Anas dan Andi Mallarangeng terlibat dalam korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga?
Akhir Desember 2009, Anas bersama Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, anggota Komisi Olahraga DPR Angelina Sondakh, dan saya bertemu di restoran Jepang di Plaza Senayan. Kami berbicara soal anggaran Kementerian sebesar Rp 3,2 triliun.
(Andi Mallarangeng pada 3 Juli 2011 mengakui sering bertemu dengan teman-teman anggota Dewan. "Tidak ada yang proper. Tidak ada urusan bantu tender proyek. Bagi saya, semua harus sesuai dengan prosedur dan harus proper.")
http://www.tempointeraktif. com/hg/hu...345973,id.html
Selasa, 12 Jul 2011 08:37 WIB
JAKART, RIMANEWS - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin membantah rumor penangkapan dirinya di negara Filipina. Ia mengaku tak sedang berada di Filipina, tapi masih berada di Singapura. “Enggak, Saya di Sing,” tulisnya melalui pesan Blackberry, yang disampaikan kepada Tempo, Senin, 11 Juli 2011 malam.
Sebelumnya beredar informasi Nazaruddin ditangkap di Filipina. Informasi tersebut menguat menyusul Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merencanakan menggelar jumpa pers di Cikeas malam ini. Kabarnya dalam jumpa pers itu SBY akan bicara soal Partai Demokrat dan kasus Nazaruddin. Apalagi, sebelum menggelar jumpa pers, SBY juga memanggil petinggi Partai Demokrat ke Cikeas untuk menggelar rapat khusus.
Sebelumnya Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Irjen Pol. Sutarman menyatakan telah mendeteksi keberadaan Nazaruddin. “Yah kita sudah mendeteksi di mana keberadaannya,” ujarnya. Hanya saja Sutarman enggan membeberkan keberadaan pasti Nazaruddin.
Pesan itulah yang dibantah Nazaruddin. Dalam pesan itu Nazaruddin juga kembali mengungkit bahwa untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat telah dikeluarkan dana cukup besar. (Baca juga: Memangnya Bisa Kalahkan SBY Tanpa Duit?)
Saat dikonfirmasi soal nama lain, selain empat nama yang telah disebutnya terlibat kasus wisma atlet Nazaruddin meminta Tempo untuk menanyakan kepada Anas, Mindo Rosalina , Angelina Sondakh dan Wafid Muharam. “Tanya mereka, teknis mereka langsung. Anas tahu semua itu, karena Rosa Sering ketemu Anas,” ujar Nazaruddin.(tempo)
http://rimanews.com/read/
Nazaruddin : Memangnya Bisa Kalahkan SBY Tanpa Duit?
TEMPO Interaktif, Jakarta - Taktik Muhammad Nazaruddin dalam memainkan proyek pemerintah tak lepas dari kepemilikan saham dan pendirian PT Anugrah Nusantara. Di perusahaan yang didirikan pada 25 Januari 1999 itu, selain dia sendiri, sejumlah politikus Partai Demokrat juga mengambil bagian, yaitu Ayub Khan dan Muhammad Nasir. Bahkan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai, pada 1 Maret 2007 tercatat membeli 30 persen saham PT Anugrah. Dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin diwawancarai Majalah Tempo melalui telepon. Berikut petikannya (selengkapnya baca Majalah Tempo edisi pekan ini).
Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk membiayai Anas dalam kongres Bandung?
Jangan kaget, biaya untuk memenangkan Anas waktu itu sekitar US$ 20 juta. Memangnya bisa mengalahkan SBY (yang mendukung Andi Mallarangeng menjadi ketua umum Partai Demokrat--Red.) tanpa duit? Maka, semua perwakilan dewan pimpinan cabang saya kasih duit untuk bisa memenangkan Anas. Mereka terima US$ 10-40 ribu. Mereka pikir tak apa dipecat asal sudah terima duit, ha-ha-ha....
(Anas menyatakan tudingan bahwa dirinya menerima duit US$ 250 juta itu tak benar. Ia tak yakin tim suksesnya yang menerima. "Justru ada yang bilang dia mendapat untung dari kongres. Saya tidak pernah tanya, tidak tertarik, dan tidak ada urgensinya.")
Anda dan Anas berkongsi di PT Anugrah?
PT Anugrah itu perusahaan untuk mengendalikan proyek yang sahamnya dipegang Anas dan saya separuh-separuh. Dia belum menjual semua sahamnya itu. Kalau tak ada PT Anugrah, Anas tak akan menang.
(Anas mengaku sudah dari dulu mundur dari semua perusahaan itu.)
Anda juga menggelontorkan duit untuk Edhie Baskoro Yudhoyono?
Nanti dululah, sekarang Anas saja dulu. Partai Demokrat bisa bubar--partai penikmat korupsi APBN.
(Edhie Baskoro atau Ibas mengatakan, "Haram bagi saya menerima uang yang tidak sejalan dengan semangat antikorupsi. Jadi, tuduhan adanya aliran dana tersebut tidak benar dan tidak berdasar.")
Sekarang Anda marah kepada Anas?
Saya kenal dia sudah 5 tahun. Dia itu baik bukan main sejak 2005. Tapi, begitu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, sikapnya berubah 180 derajat. Cara berkomunikasi beda, sombong, lupa diri.
(Anas mengaku sengaja jaga jarak agar Nazaruddin sadar.)
Kenapa Anda kabur?
Semula saya mau menghadap KPK dan cerita semuanya. Tapi, saya disuruh Anas ke Singapura saja.
Anda menuding Anas dan Andi Mallarangeng terlibat dalam korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga?
Akhir Desember 2009, Anas bersama Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, anggota Komisi Olahraga DPR Angelina Sondakh, dan saya bertemu di restoran Jepang di Plaza Senayan. Kami berbicara soal anggaran Kementerian sebesar Rp 3,2 triliun.
(Andi Mallarangeng pada 3 Juli 2011 mengakui sering bertemu dengan teman-teman anggota Dewan. "Tidak ada yang proper. Tidak ada urusan bantu tender proyek. Bagi saya, semua harus sesuai dengan prosedur dan harus proper.")
http://www.tempointeraktif.
No comments:
Post a Comment