Rapat Akbar Dukung Kalla Itu Sia-sia

 clipped from politik.vivanews.com
Anton Lesiangi :

Rapat Akbar Dukung Kalla Itu Sia-sia

Yang mendukung Kalla dinilai hanya petinggi partai tingkat provinsi.

Rabu, 25 Februari 2009, 08:00 WIB



VIVAnews – Rapat akbar yang akan digelar Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan  Karya Sulawesi Selatan 1 Maret 2009 dinilai tidak memiliki daya apapun untuk menggolkan Jusuf Kalla menjadi calon presiden.

"Pertemuan itu tidak ada artinya apa-apa. Semua pimpinan daerah datang pun tidak berpengaruh. Karena tidak ada dasar hukumnya," kata Anton Lesiangi, fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, kepada VIVAnews.

Bagi teman dekat Sri Sultan Hemengku Buwono X itu, yang menentukan siapa yang layak menjadi kandidat presiden partai beringin bukan forum pertemuan semacam itu, melainkan Rapat Pimpinan Nasional Khusus yang baru digelar usai pemilihan legislatif 2009.

Selain itu, Anton menilai dukungan yang digalang petinggi daerah itu sama sekali tidak kuat. Karena mereka hanya datang dari unsur pimpinan tingkat provinsi. Padahal, kata Anton, yang paling menentukan bagi kemenangan calon presiden adalah dukungan ketua partai tingkat kota dan kabupaten.

Itu sebabnya dukungan kepada Kalla agar siap dicalonkan yang disampaikan para petinggi daerah di rumah kontrakan Kalla di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 19 Februari 2009, dianggap Anton sia-sia.

Rapat akbar itu rencananya dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan. Forum ini digagas Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar, Sulawesi Selatan, menyusul kesiapan Kalla maju menjadi calon presiden. Salah satu agendanya, menyatukan barisan kader beringin untuk mengusung Kalla sebagai satu-satunya calon presiden beringin. Semua petinggi daerah direncanakan hadir di sana.

Anton mengatakan siapapun calon presiden yang diusung Partai Golkar dia harus lulus uji di Pemilihan Legislatif 9 April. Yaitu berhasil mendongkrak perolehan suara partai mencapai 20 persen. Karena, dengan demikian syarat bagi partai dapat mengusung calon presiden terpenuhi.

Karena itu, Anton mengusulkan Partai Golkar mengesahkan Kalla menjadi calon presiden sebelum 9 April. Sehingga kelayakan Kalla menjadi calon presiden dapat diukur di melalui hasil pemilihan umum. Bila Kalla dikehendaki, kata Anton, dia dapat memenuhi 20 persen itu.

Anton akan mendukung penuh Kalla maju ke pemilihan presiden bila Kalla mampu menaikkan dukungan. Sebaliknya, bila Kalla tidak berhasil, Anton meminta Kalla untuk mundur dari bursa calon presiden dan Ketua Umum Partai Golkar.

Partai-partai lain pun, kata Anton, juga mengukur calonnya dengan cara demikian. Yaitu ditetapkan sebelum pemiliihan legislatif. Dia mencontohkan Partai Demokrat telah mengumumkan kembali Susilo Bambang Yudhoyono menjadi calon presiden. Megawati Soekarnoputri juga jauh-jauh hari ditetapkan menjadi calon presiden. Begitu juga dengan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Wiranto dari Partai Hanura.




Sent with Clipmarks

No comments:

Archives