Nazaruddin Tampil di Metro TV Via Skype






Metro TV Via Skype
Tersangka berbagai kasus korupsi M Nazaruddin yang saat ini manjadi buruan interpol, tampil di Metro TV menggunakan teknologi Skype dalam wawancara dengan Iwan Piliang, Jumat (22/7) malam. Nazaruddin memerlihatkan surat dengan tanda tangan Anas Urbaningrum, CD yang isinya rekaman CCTV pertemuan KPK, dan Flasdisk. Mantan bendahara umum Partai Demokrat ini dengan gamblang membongkar borok sejumlah petinggi partai yang menerima suap dan melakukan deal-deal tertentu.
Media Indonesia Foto: Nazaruddin Tampil di Metro TV Via Skype

Pemerintah "MUKE TEBEL"



negara ini bikin bingung kaya lagu ini .......mbingungin....he...he..he....
.......................................MUKE TEBEL............... cipt: N.Jm
kantong boleh Tebal...kalo muka tipis aje.....
kantong tebal enak ......muka tebel bikin enegg.....
pengen slalu menang disetiap kesempatan
walau harga diri menjadi taruhan......

reff:
maunya slalu ingn menang sendiri
tak pernah fikirkan disekelilingnya
harus dapat semua yang di inginkanya..
walaupun harus dengan sgala macam cara....
BERBOHONG,MERAMPOK,BERPOLITIK,BERKOALISI....NIPU RAKYAT........HA..HAY......PISSS....!

Indonesia a Model for New Democracies?

Anas Urbaningrum Tahu Semua Soal Kasus Suap di Kemenpora

Anas Urbaningrum Tahu Semua Soal Kasus Suap di Kemenpora
Selasa, 12 Jul 2011 08:37 WIB

JAKART, RIMANEWS - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin membantah rumor penangkapan dirinya di negara Filipina. Ia mengaku tak sedang berada di Filipina, tapi masih berada di Singapura. “Enggak, Saya di Sing,” tulisnya melalui pesan Blackberry, yang disampaikan kepada Tempo, Senin, 11 Juli 2011 malam.


Sebelumnya beredar informasi Nazaruddin ditangkap di Filipina. Informasi tersebut menguat menyusul Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merencanakan menggelar jumpa pers di Cikeas malam ini. Kabarnya dalam jumpa pers itu SBY akan bicara soal Partai Demokrat dan kasus Nazaruddin. Apalagi, sebelum menggelar jumpa pers, SBY juga memanggil petinggi Partai Demokrat ke Cikeas untuk menggelar rapat khusus.


Sebelumnya Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Irjen Pol. Sutarman menyatakan telah mendeteksi keberadaan Nazaruddin. “Yah kita sudah mendeteksi di mana keberadaannya,” ujarnya. Hanya saja Sutarman enggan membeberkan keberadaan pasti Nazaruddin.


Pesan itulah yang dibantah Nazaruddin. Dalam pesan itu Nazaruddin juga kembali mengungkit bahwa untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat telah dikeluarkan dana cukup besar. (Baca juga: Memangnya Bisa Kalahkan SBY Tanpa Duit?)


Saat dikonfirmasi soal nama lain, selain empat nama yang telah disebutnya terlibat kasus wisma atlet Nazaruddin meminta Tempo untuk menanyakan kepada Anas, Mindo Rosalina , Angelina Sondakh dan Wafid Muharam. “Tanya mereka, teknis mereka langsung. Anas tahu semua itu, karena Rosa Sering ketemu Anas,” ujar Nazaruddin.(tempo)


http://rimanews.com/read/20110712/34...p-di-kemenpora


Nazaruddin : Memangnya Bisa Kalahkan SBY Tanpa Duit?


TEMPO Interaktif, Jakarta - Taktik Muhammad Nazaruddin dalam memainkan proyek pemerintah tak lepas dari kepemilikan saham dan pendirian PT Anugrah Nusantara. Di perusahaan yang didirikan pada 25 Januari 1999 itu, selain dia sendiri, sejumlah politikus Partai Demokrat juga mengambil bagian, yaitu Ayub Khan dan Muhammad Nasir. Bahkan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai, pada 1 Maret 2007 tercatat membeli 30 persen saham PT Anugrah. Dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin diwawancarai Majalah Tempo melalui telepon. Berikut petikannya (selengkapnya baca Majalah Tempo edisi pekan ini).


Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk membiayai Anas dalam kongres Bandung?


Jangan kaget, biaya untuk memenangkan Anas waktu itu sekitar US$ 20 juta. Memangnya bisa mengalahkan SBY (yang mendukung Andi Mallarangeng menjadi ketua umum Partai Demokrat--Red.) tanpa duit? Maka, semua perwakilan dewan pimpinan cabang saya kasih duit untuk bisa memenangkan Anas. Mereka terima US$ 10-40 ribu. Mereka pikir tak apa dipecat asal sudah terima duit, ha-ha-ha....


(Anas menyatakan tudingan bahwa dirinya menerima duit US$ 250 juta itu tak benar. Ia tak yakin tim suksesnya yang menerima. "Justru ada yang bilang dia mendapat untung dari kongres. Saya tidak pernah tanya, tidak tertarik, dan tidak ada urgensinya.")


Anda dan Anas berkongsi di PT Anugrah?


PT Anugrah itu perusahaan untuk mengendalikan proyek yang sahamnya dipegang Anas dan saya separuh-separuh. Dia belum menjual semua sahamnya itu. Kalau tak ada PT Anugrah, Anas tak akan menang.


(Anas mengaku sudah dari dulu mundur dari semua perusahaan itu.)


Anda juga menggelontorkan duit untuk Edhie Baskoro Yudhoyono?

Nanti dululah, sekarang Anas saja dulu. Partai Demokrat bisa bubar--partai penikmat korupsi APBN.

(Edhie Baskoro atau Ibas mengatakan, "Haram bagi saya menerima uang yang tidak sejalan dengan semangat antikorupsi. Jadi, tuduhan adanya aliran dana tersebut tidak benar dan tidak berdasar.")


Sekarang Anda marah kepada Anas?


Saya kenal dia sudah 5 tahun. Dia itu baik bukan main sejak 2005. Tapi, begitu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, sikapnya berubah 180 derajat. Cara berkomunikasi beda, sombong, lupa diri.


(Anas mengaku sengaja jaga jarak agar Nazaruddin sadar.)


Kenapa Anda kabur?


Semula saya mau menghadap KPK dan cerita semuanya. Tapi, saya disuruh Anas ke Singapura saja.


Anda menuding Anas dan Andi Mallarangeng terlibat dalam korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga?


Akhir Desember 2009, Anas bersama Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, anggota Komisi Olahraga DPR Angelina Sondakh, dan saya bertemu di restoran Jepang di Plaza Senayan. Kami berbicara soal anggaran Kementerian sebesar Rp 3,2 triliun.


(Andi Mallarangeng pada 3 Juli 2011 mengakui sering bertemu dengan teman-teman anggota Dewan. "Tidak ada yang proper. Tidak ada urusan bantu tender proyek. Bagi saya, semua harus sesuai dengan prosedur dan harus proper.")


http://www.tempointeraktif.com/hg/hu...345973,id.html

Anas Terima Uang Haram Senilai Rp50 Miliar dari Proyek Ambalang, Tuding Nazaruddin! « HMINEWS.COM

HMINEWS – Mantan bendahara umum Partai Demokrat, M Nazaruddin mengungkapkan Anas Urbaningrum menerima uang Rp 50 Miliar dari proyek Ambalang. Uang itu digunakan Anas untuk pemenangan dirinya saat kongres Partai Demokrat di Bandung beberapa waktu lalu dan persiapan menjadi calon Presiden.

“Rp 50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres dan ke tim konsultan Anas untuk calon presiden. Ifang seorang konsultan terima Rp 20 Milyar . Ini fakta benar. Tetapi saya yakin KPK tidak berani menindaklanjuti masalah ini karena sudah ada pertemuan pimpinan KPK dengan Pimpinan Demokrat supaya kasus ini jangan dikembangkan lagi hanya dihabiskan sampai di Nazaruddin,” ujar Nazaruddin dalam pesan Blackberry Messenger, Senin (4/7/2011).

Nazaruddin dalam Blackberry Messenger itu menceritakan kronologi penerimaan uang itu. Menurut Nazaruddin, Januari 2010 ada pertemuan di kantor Kemenpora di lantai 10. Saat itu ada Andi Malarangeng, Angelina Sondakh, Mahyudin dan Nazaruddin. Dalam pertemuan itu Andi mengajukan permohonan anggaran Rp 2,3 Triliun untuk membantu anggaran sarana prasarana Sea Games dan percepatan fasilitas.

Andi kemudian memanggil Sesmenpora Wafid Muharam dalam pertemuan itu supaya membantu Angelina dan kawan-kawan tersebut.

“Itu perintah Andi ke Wafid , setelah itu ada pertemuan kedua antara awal Februari 2010. Wafid, Angelina, Mirwan Amir, Anas waktu itu jabatan Anas masih ketua fraksi DPR lalu ada Mahfud pengusaha teman Anas dan saya. Saat itu bicarakan teknis soal proyek Ambalang bernilai Rp 1,2 triliun. Lalu proyek Rp 75 milyar alat bantu olaraga, dan Rp 200 miliar pembangunan Wisma Atlet di Palembang dan Rp 180 miliar pembangunan sarana prasarana atlit di Jawa Barat,” jelas Nazaruddin.

Menurut Nazaruddin, Angelina paling tahu teknisnya cara membawa pengusaha bertemu dengan Wafid. “Kalau kita mau bawa pengusaha kita hanya kenalkan sama Angelina setelah itu Angelina yang atur ke dalam dan urusan teknis Angelina yang urus dan Mirwan Amir, kalau di DPR dan Demokrat. Setelah itu disepakati ada pertemuan ketiga yang dilakukan sekitar minggu ketiga Februari 2010 di Hotel Arcadia di restoran Jepang. Yang hadir Angelina, Mirwan Amir, saya, Mahyudin, Andi Malarangeng, Wafid dan ada satu deputi yang baru dilantik Andi Malarangeng beliau bekas dari salah satu direktur di Istana namanya saya lupa,” jelas Nazaruddin.

Dalam pertemuan itu tambah Nazaruddin disepakati usulan Menpora semua tentang kekurangan anggaran untuk sarana prasarana penyelenggaraan.

“Sea Games untuk dianggarkan APBN-P 2010 dan APBN 2011. Kita sepakati urusan teknis. Nanti yang menjalankan antara Wafid, Angelina dan Mirwan Amir, yang mana soal anggaran akan diatur oleh Mirwan Amir dari pimpinan banggar besar dan soal pengusaha akan diatur oleh Angelina. Begitu ceritanya, di tengah jalan saya di tinggal sama mereka, jadi secara teknis saya tidak mengikuti, kalau soal Wisma atlet Palembang sudah di alokasikan Rp 9 Miliar dan untuk proyek Ambalang sekitar Rp 50 milyar. Ini semua fakta benar,” tulisnya.[]tribun/ian



Anas Terima Uang Haram Senilai Rp50 Miliar dari Proyek Ambalang, Tuding Nazaruddin! « HMINEWS.COM

JPNN.COM : Misbakhun Kluyuran Keluar Penjara

JAKARTA - Kasus tahanan yang kluyuran dari sel tampaknya kembali terulang. Kali ini, Politikus Partai Keadilan Sejahtera terpidana kasus L/C fiktif Bank Century Muhammad Misbakhun yang disebut-sebut bisa keluar masuk LP Salemba Jakarta Pusat dengan mudah. Padahal, dia harus mendekam dipenjara sampai 2012.

Dia kepergok sedang jalan-jalan di Ratu Plaza kawasan Senayan sekitar pukul 14.05. Siang itu, Misbakhun datang bersama istri, serta anaknya bersama baby sitter. Namun, hasrat untuk bisa menghirup udara bebas tidak berjalan mulus karena dia keburu kepergok wartawan. "Saya ketemu dia di Rice Bowl," ujar wartawan Metro TV Monique Rijkers.

Saat itu, Monique mengaku sudah berada didalam Rice bowl bersama Sidik wartawan Kompas saat Misbakhun masuk bersama keluarganya. Lantaran tidak menggunakan seragam, Misbakhun tidak menyadari bahwa yang duduk didepannya adalah wartawan. "Curiga itu Misbakhun, saya langsung memotretnya menggunakan handphone," imbuhnya.

Nah, ternyata Misbakhun sadar saat dipotret Monique. Dia lantas tiarap di meja dan pindah tempat duduk membelakangi kedua wartawan tersebut. Saat ditanya apakah sudah keluar penjara, Misbakhun dengan gugup mengaku sudah keluar. Namun, dia tidak menjelaskan dengan pasti kapan dia keluar. "Sudah, sudah. Sudah keluar," ucapnya menirukan jawaban Misbakhun.

Menanggapi hal itu, Kepala LP Salemba Yus Fakhruddin menjawab dengan enteng bahwa Misbakhun memang benar bisa keluar masuk LP. Sebab, yang bersangkutan telah mengikuti program asimilasi sejak 13 Juni lalu. "Dia mendapat asimilasi karena menjadi staf keuangan di PT Energi Bara Prima. Semua persyaratan sudah dipenuhi," tambahnya.

Persyaratan yang dimaksud adalah telah dijalaninya setengah hukuman dan memenuhi administrasi persyaratan. Apalagi, sudah ada jaminan dari keluarga dan PT Energi Bara Prima termasuk BPKB kendaraan milik Misbakhun yang ikut dijadikan jaminan. "Dia ke Ratu Plaza karena disuruh servis laptop oleh bosnya. Makanya dia makan siang di sana," tuturnya.

Terpisah, Kementerian Hukum dan HAM juga mendukung pernyataan Yus Fakhruddin. Humas Kemenkum HAM Martuar Batubara memastikan jika Misbakhun memang telah mendapat hak asimilasi. "Sudah ada konfirmasi dari kepala kantor wilayah Kemenkum HAM DKI Sihabudin, kalau dia memang mendapat asimilasi," jelasnya.

Sayang, dia tidak tahu pasti bagaimana proses asimilasi yang diberikan ke Misbakhun. Yang pasti, selama menjalani proses asimilasi, yang bersangkutan bisa bebas pukul 08.00-16.00. Setelah itu, dia harus kembali dan tidur di Lapas. "Yang paham prosesnya Pak Sihabudin dan jajaran Dirjen Pemasyarakatan," tuturnya.

Dihubungi terpisah, melalui SMS Sihabudin mengaku tidak tahu tentang masalah itu. Misbahkun sendiri ditahan sejak Selasa 27 April 2010 lalu. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2 November 2010 menghukum Misbakhun satu tahun penjara, namun hukuman ini diperberat menjadi dua tahun oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Di tingkat kasasi, Misbakhun ditolak. (dim/kuh)

JPNN.COM : Misbakhun Kluyuran Keluar Penjara

Terima Rp4,3 Miliar dari Proyek Wisma Atlet, Nazar Minta KPK Periksa Anas « HMINEWS.COM

 
HMINEWS – Tersangka kasus suap Seskemenpora Muhammad Nazaruddin membantah surat dakwaan yang dibacakan jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia merasa tidak pernah menerima uang Rp4,3 miliar dari jatah Rp24,908 miliar atau 13 persen dari total nilai proyek sebesar Rp191,6 miliar.
“Nggak benar sama sekali uang itu ke saya. Cek saja rekening saya atau ke siapa dia kasih. Kalau ada uang Rp4,3 m, itu berarti ke Anas karena Oktarina Furi dan Yulianis itu staf Anas,” ujar Nazaruddin, dalam pesan BBM kepada Media Indonesia, Rabu (13/7).
Uang tersebut, menurut surat dakwaan, diserahkan oleh Mohammad El Idris kepada staf Nazaruddin, Oktarina Furi dan Yulianis. Padahal, kedua orang itu, menurut Nazaruddin, staf Anas yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.
Nazaruddin bahkan mendesak KPK agar segera memeriksa Anas. Karena, hingga sekarang ini Oktarina Furi dan Yulianis itu berada di bawah perlindungan Anas dan istri Anas.
Dia menilai, KPK tidak berani memeriksa Anas karena Anas dengan KPK sudah melakukan deal terlebih dahulu.
Selain itu, dalam surat dakwaan yang dibacakan oleh jaksa penuntut umum KPK, uang sebesar Rp4,3 m tersebut mengalir ke Nazaruddin pada Februari 2011.
Menurut Nazaruddin, uang tersebut justru mengalir ke kantong Anas sejak 2010.
“Memang, ini semua sepertinya sudah diatur. Uang itu sudah ke Anas sejak 2010 dan bukan Februari 2011. Surat dakwaan itu salah,” tegasnya.[]ian/MI

Terima Rp4,3 Miliar dari Proyek Wisma Atlet, Nazar Minta KPK Periksa Anas « HMINEWS.COM

Nggak Mukul, Hanya Gaplok aja

Gaplokan Gurita Cikeas

Keluarlah kata "Bangsat" itu!!!

Nazarudin: Anas Korupsi Dana Pendidikan bersama Wimpy Ibrahim pemilik PT. Bintang Ilmu sebesar Rp. 6,4 trilyun

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali melemparkan bola panas dari tempat persembunyiannya melalui pesan blackberry mesengger. Kali ini Nazar menuding Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum bermain dalam berbagai proyek di Kementerian Pendidikan Nasional.

“PT Anugrah Nusantara itu digunakan untuk bermain di berbagai proyek di Kementerian Pendidikan Nasional. PT tersebut bermain dengan penerbit Bintang Ilmu yang dimiliki oleh Wimpy Ibrahim,” ujar Nazaruddin dalam pesan BBM-nya kepada wartawan, Kamis (7/7).

Semua anggaran pengadaan buku sekolah dan alat peraga yang ada dalam DAK senilai Rp6,4 triliun, menurut Nazaruddin, dipegang oleh Wimpy Ibrahim. Wimpy kemudian rutin memberikan setoran pada Anas Urbaningrum. “Wimpy Ibrahim sering setor uang ke Anas. Proyek yang dimainkan oleh Wimpy (warga Taiwan?) itu adalah proyek pengadaan buku senilai Rp6,4 triliun,” ungkap Nazar.

Tidak itu saja, Nazaruddin juga mengungkapkan, proyek pengadaan jaringan komputer dalam program e-learning semuanya dimainkan oleh Anas. Permainan itu bisa sangat terlihat karena jaringan sudah lebih dulu diadakan meskipun komputer untuk program tersebut belum diadakan. “Permainan ini bisa lancar dilakukan juga karena melibatkan Fasli Jalal, mantan dirjen di kementerian pendidikan nasional yang kini menjabat wakil menteri,” jelas Nazar.

Dari fotocopy akta notaris yang beredar di kalangan wartawan, Anas Urbaningrum diketahui memiliki 30 persen saham di PT Anugrah Nusantara yang merupakan sebuah perusahaan general contractor dan supplier yang dibelinya dari Muhammad Nazaruddin. Akta pembelian itu disahkan oleh Notaris Asman Yunus SH yang berkedudukan di Pekanbaru, Riau.

Nazaruddin meyakinkan ahwa akta tersebut adalah fotocopy akta asli yang diberikan tandatangan dan cap jempol olehnya dan Anas. Nazaruddin menyebutkan bahwa sesuai akta notaris itu pada hari Rabu tanggal 1 Maret 2007 terjadi transaksi penjualan saham sebesar 30 persen antara dirinya sebagai pihak pertama dan Anas Urbaningrum sebagai pihak kedua, “Itu semua dokumen asli ada tandatangan dan cap jempol,” tegasnya.

Dari fotocopy yang didapatkan wartawan sendiri berupa akta notaris Asman Yunus berkedudukan di Pekanbaru Riau dimana dia melegalisir penjualan saham PT Anugrah Nusantara yang merupakan general contractor and supplier yang berkedudukan di kantor pusat Jl tuanku Tambusai no 263 Pekanbaru Riau dengan no tlp 0761 849472 no fax 0761 849472 dan branch office di Jl Rasuna Said Kuningan Tower no 07 LGG-Jakarta Selatan telp 021 70668834 fak 021 9392350 dan email anugrah_n@yahoo.com

Surat tersebut ditandatangani dan diberi cap jempol oleh Anas Urbaningrum dan Muhammad Nazaruddin dan dibubuhi cap dan didaftarkan oleh Asman Yunus sebagai notaris dengan materai Rp6.000.

(feb)
http://www.primaironline.com/berita/Hukum/115977-nazaruddin-anas-bermain-di-proyek-kemendiknas