Kumpulan Ucapan Hari Raya Idul Fitri

Sumbernya ada disini ...


1. Dia Pergi dengan bersahaja. Meninggalkan berkah & penampunan. Meninngalkan jejak pahala. Membawa mimpi surga ! SELAMAT IDUL FITRI, mohon maaf lahir & batin

2. Satu yang pasti dalam hidup: kita akan kembali kepada-Nya. Mumpung masih hidup Ayo sirahturahmi di hari yang fitri. SELAMAT IDUL FITRI, mohon maaf lahir & batin.

3. Masa aktif Hidup anda hampir berakhir, saldo dosa anda makin meningkat, di hari yang fitri ini raih kesempatan untuk meningkatkan saldo Iman. Isi ulang dengan sirahturahmi. SELAMAT IDUL FITRI, mohon maaf lahir & batin

4. Terselip khilaf dalam candaku. Tergores luka dalam tawaku, terbelit pilu dalam tingkahku, tersinggung rasa dalam bicaraku. Hari kemenangan telah tiba, moga segala dosa & kesalahan kita terampuni. Mari bersama kita bersihkan dihari yang fitri. SELAMAT IDUL FITRI, mohon maaf lahir & batin

5. Allahu Akbar Allahu Akbar
Takbir mulai bergema, menyeruak ke angkasa menembus gelapnya malamSeiring hati bahagia, kembali pada fitrahSelamat idul fitri 1429 H, mohon maaf lahir dan batin

6. Takbir, tahmid, tahlil tlah berkumandang. Memecah keheningan malam, mengantar rasa syukur padaNya. Esok pagi menyambut hari yang fitri, selamat hari lebaran 1429 H taqaballahu mina wa minkum, mohon maaf lahir dan batin

7. Kegembiraan tlah bergema memecah keheningan. Kalimat-kalimat suci pertanda bahagia, umat islam menyambut kemenangan. Melukar belenggu dosa, melepas ikatan dengki, menebar cinta serta maaf dan memaafkan. Selamat idul fitri 1429 H, taqaballahu mina wa minkum

8. Tiada gembira yang menggelora, tiada senang yang mengangkasa, selain kita telah kembali pada fitrah dan ampunanNya. Taqaballahu mina wa minkum, selamat idul fitri 1429 H, minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin

----------------------------------------

Notes :

Silahkan kalau ada yang mau menambahkan.

Blogged with the Flock Browser

Akhir Petualangan Noordin M Top - 17 Sept. 2009





Akhirnya jalan panjang perburuan itu berakhir sudah.
Gembong teroris nan dicari itu tewas bersama tiga kawannya.
Di Solo - Jawa Tengah!
.
Notes : Illustrasi diatas diambil dari buku karangan Nasir Abas ex Pimpinan JI yang sudah "Tobat", anda tertarik membacanya?



Merekam Rahasia Negara

ROSO DARAS

Subagyo PR

Bung Karno dan Darmo Sugondo. Darmo Sugondo dan Subagyo Pr. Nah, apa keterkaitan mereka? Ini berkait erat dengan peristiwa “sowan” saya ke senior Subagyo Pr, Senin, 14 September 2009 di lantai dua, gedung Suara Pembaruan, Jl. Dewi Sartika, Jakarta Timur.
Kembali ke deretan nama di atas. Alkisah, Bung Karno memiliki sejumlah wartawan yang dekat dengannya. Saking dekatnya, tidak jarang seorang wartawan merasa sebagai “wartawan kesayangan” Bung Karno. Nah, ihwal kedekatan Bung Karno dengan Darmo Sugondo, nyaris tak ada yang bisa menyangkal. Semua wartawan senior yang tahu dan hidup pada zamannya, setuju pernyataan itu.
Bahkan, ekstrimnya, Bung Karno tidak akan memulai sebuah acara, kalau Darmo Sugondo belum kelihatan batang hidungnya. Tapi sesungguhnya dapat dimaklumi. Darmo Sugondo adalah penyiar, komentator, sekaligus reporter RRI (Radio Republik Indonesia). Tugas dia, selain melaporkan, menyiarkan, dan meliput kegiatan Presiden, juga membuat pendokumentasian secara audio semua aktivitas kepresidenan.
Itu artinya, tanpa harus ada embel-embel “kesayangan”, Bung Karno memang harus menunggu Darmo Sugondo sebelum memulai acara. Sebab, kalau Bung Karno memulai acara tanpa kehadiran Darmo Sugondo, sudah barang tentu, negara ini tidak akan memiliki dokumentasi rekaman suara Bung Karno dalam berbagai kegiatan kenegaraan.
OK. Lantas, bagaimana kaitan Darmo Sugondo dengan Subagyo Pr? Darmo Sugondo adalah penyiar sekaligus reporter senior RRI, sedangkan Subagyo Pr adalah wartawan junior RRI yang lebih banyak bertugas sebagai asisten Darmo Sugondo. Keduanya sama-sama bertugas meliput di pos Sekretariat Negara, alias meliput kegiatan kepresidenan, baik di dalam maupun luar negeri. Di Jakarta maupun di pelosok negeri.
“Pak Bagyo, ceritakan pengalaman-pengalaman personal bersama Bung Karno. Saya perlu untuk mewarnai konten blog saya…,” begitu saya memohon kepada Subagyo. Jawab dia spontan, “Banyak negatifnya…,” sambil terkekeh. Saya yakinkan, “Bagus itu Pak! Dia kan manusia juga… selain yang positif, pasti banyak negatifnya.” Subagyo lantas terkekeh lagi sambil berkata, “Soal perempuan… he…he…he….”
Kemudian dia seperti teringat sesuatu, lantas berseru, “Oh… ada! Saya sering merekam rahasia negara!” Ia kemudian menuturkan, sebagai asisten Darmo Sugondo, dia yang sering “dipantek” di ruang rapat Istana, merekam kegiatan Presiden Sukarno.  “Jadi, banyak sekali rahasia negara yang saya ketahui, di saat orang-orang kebanyakan belum mengetahui,” ujar Subagyo pula.
Sebagai staf RRI, Subagyo memang memiliki pas khusus, sehingga tidak satu pun orang, pengawal, ajudan, bisa mengusir dia dari ruang rapat Presiden, sekalipun rapat itu benar-benar rapat terutup dan bersifat rahasia. Tugas Subagyo Pr adalah merekam semua yang terungkap dalam ruang rapat tadi, khususnya merekam semua “petunjuk” Bung Karno.
“Itulah kesan yang paling berkesan. Sebab, memang ada banyak wartawan yang bertugas di Istana, tapi tidak ada yang bisa berada di ruang rapat tertutup dan rahasia, plus merekam pula… ha…ha…ha….”
Kesan-kesan yang lain? “Ah, umum saja, seperti yang banyak dirasakan wartawan-wartawan lain yang bertugas di Istana. Bahwa Bung Karno sangat perhatian kepada para wartawan. Setiap jam makan, dia selalu menyempatkan diri mendatangi ruang wartawan dan melakukan obrolan-obrolan ringan. Dalam hal itu, Subagyo Pr memuji Bung Karno sebagai pribadi yang sangat hangat.
Perjalanan karier Subagyo Pr selanjutnya berpijak di tahun 1961. Ia, dalam kapasitas masih menjadi wartawan RRI, bersama-sama H.G. Rorimpandey dan JCT Simorangkir mendirikan suratkabar Sinar Harapan. Rorimpandey sebagai Pemimpin Umum, Subagyo Pr sebagai Pemimpin Redaksi, dan JCT Simorangkir sebagai Wakil Pemimpin Redaksi. (roso daras)

Menag: Lebaran Mungkin 20 September

Menag: Lebaran Mungkin 20 September
By Republika Newsroom
Senin, 14 September 2009 pukul 11:17:00

JAKARTA--Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah kemungkinan akan jatuh
pada Ahad (20/9). Hal ini berarti lebih cepat satu hari dari penetapan
kalender masehi yang selama ini mencantumkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada
Senin (21/9).

“Mudah-mudahan sama dengan Muhammdiyah, tanggal 20 (September) lebaran,”
kata Menteri Agama, Maftuh Basyuni, di gedung DPR, Jakarta, Senin (21/9).

Namun, menurut Maftuh, penetapan 1 Syawal 1430 Hijriah tetap menunggu hasil
sidang Isbat yang akan dilaksanakan ada Sabtu (19/9). Mengapa pemerintah
memperkirakan 1 Syawal akan jatuh pada Ahad (20/9)? Maftuh menjawab,
pemerintah memperkirakan hilal sudah berada di atas ufuk tiga sampa lima
derajat pada tanggal 19 September. “Kecuali ada mendung sehingga hilal tidak
terlihat,” kata Maftuh.

Sidang Isbat sendiri, terang Maftuh akan dilaksanakan pada 19 September 2009
pukul 16.30 WIB. Guna melihat hilal, sidang isbat akan menggunakan alat-alat
canggih dari observatorium Boscha, LIPI, dan Menkominfo.  dri/ahi
sumber : republika.co.id

Solidaritas Putih - Anti Korupsi

KAMI CICAK!







Teman-teman semua,

Kita semua percaya Indonesia, harus menjadi lebih baik. Setiap hari, harus menjadi lebih baik, demi kita semua, demi anak cucu kita, demi saudara kita sebangsa setanah air. Tidak ada seorangpun yang bisa mempertanyakan pada Anda, saya dan kita semua, akan kecintaan kita pada negara ini, bangsa ini, tanah tumpah darah kita semua.

Kita malu karena negara kita tercatat peringkat wahid terkait dengan korupsi. Masih belum lepas dari ingatan kita tertangkap tangannya Jaksa Urip, anggota Parlemen Al Amin Nasution, pimpinan KPU Mulyana Kusumah, pimpinan KPPU Muhammad Iqbal, dipenjaranya Aulia Pohan terkait korupsi BI sampai Hamka Yandhu dari Fraksi Golkar, Udju Djuhaeri dari Fraksi TNI/Polri, Dudhie Makmun Murod dari Fraksi PDIP, dan Endin Soefihara dari Fraksi PPP sebagai tersangka penerima uang suap pemilihan Gubernur BI. Semua ini, berkat KPK.

Sekarang satu-satunya harapan kita, KPK, mulai digoyang secara sistematis. Beberapa bulan terakhir, begitu terlihat usaha pengebirian lembaga tersebut. Pemanggilan pimpinan KPK untuk dugaan yang simpang-siur dan absurd serta pernyataan berbagai aparat memperkuat dugaan kita semua akan upaya sistematis pelemahan KPK tersebut. Belum lagi pembahasan dan pengesahan RUU Pengadilan Tipikor yang berlarat-larat dengan materi yang patut dipertanyakan komitmen semanagat antikorupsinya.

Besok pagi, dua orang pimpinan KPK, masih diperiksa oleh Polisi. Baca lagi link berita diatas, dan tanyakan teman, apa betul mereka pantas dipanggil dengan persangkaan yang demikian absurd? Bagaimana KPK bisa bekerja dengan baik apabila kerap diganggu sedemikian oleh sesama aparat?


SOLIDARITAS PUTIH ANTI KORUPSI

Hari : Selasa, 15 September 2009
Lokasi : Gedung KPK, Jl HR. Rasuna Said
Jam : 08.30
Dresscode : atasan berwarna putih



Apabila perlu kita kirim pesan pendek pada Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono mengenai dukungan kita pada KPK dan meminta beliau untuk mendukung kita. Siapapun Anda, siapapun kita, karena kita merasa malu dengan korupsi.

Sampai jumpa besok teman. Kenakan baju putih agar kita saling mengenal.

Salam CICAK,

Muncul di Internet, Foto Gembong 9/11 Bikin Cemas

detikInet


Washington - Foto Khalid Sheikh Mohammed, gembong Al Qaeda yang juga mengaku sebagai perencana serangan 9/11, tiba-tiba menyeruak di internet. Hal ini cukup menghebohkan karena merupakan kemunculan fotonya yang pertama sejak 6 tahun lampau.

Foto terbaru Mohammed yang sekilas mirip dengan Osama bin Laden itu diambil pada bulan Juli 2009 di pusat tahanan Guantanamo di Kuba. Militer AS memang mengizinkan lembaga Palang Merah mengambil foto para napi untuk dikirim pada kerabat mereka.

Menurut keterangan militer AS, Mohammed mengaku mengotaki serangan 11 September 2001 yang merubuhkan gedung WTC di New York. Dikutip detikINET dari BBC, Jumat (11/9/2009), foto pertama Mohammed yang beredar luas adalah saat penangkapannya di Pakistan pada bulan Maret 2003.

Komite Internasional Palang Merah membenarkan telah mengambil foto Mohammed di bulan Juli. Foto bersangkutan sebenarnya tak ditujukan untuk konsumsi publik melainkan hanya bagi keluarga saja. Namun entah bagaimana, foto itu muncul di dunia maya, misalnya di situs-situs kaum ekstrim.

Jarret Brachman, mantan direktur riset Combating Terrorism Center menyatakan foto yang muncul bersamaan dengan peringatan 8 tahun serangan 9/11 ini merisaukan. Sebab ditakutkan kemunculannya memberi inspirasi bagi sebagian orang untuk ikut melakukan aksi terorisme. ( fyk / ash )

Malam Ini, Tujuh Anggota BPK Ditetapkan

Liputan 6
DPR bakal menetapkan tujuh pengganti anggota BPK yang pensiun. Mereka terpilih setelah mengikuti proses seleksi yang dilakukan Komisi XI DPR.


Penyelamatan Bank Century Diduga Melibatkan Mantan Gubernur BI Boediono Ubah Regulasi, DPR Endus Persekongkolan

Jawa Pos

JAKARTA - Satu demi satu fakta mengenai kasus Bank Cen­tury diungkap anggota DPR. Yang terbaru, fak­ta itu me­ngarah kepada persekongkolan dalam penyela­matan Bank Century yang diduga melibatkan mantan gu­bernur Bank Indonesia (BI) yang juga wakil presiden ter­pilih Boediono.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PPP Habil Marati menyebutkan, salah satu fakta yang ditemukan adalah rang­kaian pengambilan keputusan penyelamatan Bank Cen­tury. ''Sebe­tulnya, surat likuidasi Bank Century sudah siap diteken Bu Siti Fadjriah, tapi kemudian dijegal,'' ujar Habil di gedung DPR kemarin (10/9).

Siti Fadjriah adalah mantan deputi Gubernur BI bidang pengawasan yang saat itu memegang komando pengawasan perbankan di Indonesia.

Menurut Habil, keputusan untuk melikuidasi Bank Century tersebut dihambat manajemen BI, termasuk gubernur BI saat itu, Boediono. ''Karena itu, sekarang Bu Fadjriah stroke,'' katanya.

Fakta lain yang menurut Habil merupakan persekongkolan penyelamatan Bank Century adalah keluarnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 10/31/2008 yang diteken Boediono pada 18 November, beberapa hari sebelum Bank Century dinyatakan sebagai bank gagal dan harus diselamatkan karena dinilai berpotensi sistemis.

Dalam PBI yang baru tersebut, BI mengubah aturan mengenai ketentuan bagi bank untuk bisa mengakses fasilitas pembiayaan darurat (FPD) dari CAR minimal 8 persen menjadi hanya 5 persen. ''Akibat perubahan aturan itu, Bank Century bisa mendapatkan kucuran dana. Nah, mengapa ada perubahan aturan. Apa ini hanya untuk menyelamatkan Bank Century? Inilah yang harus diungkap,'' tegasnya.

Beberapa informasi menyebutkan, Bank Century sudah mendapat akses dana dari BI sekitar Rp 600 miliar. Habil menilai, praktik manipulasi tersebut harus menjadi objek audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Lalu, apa rekomendasi DPR kepada pemerintah, khususnya Pre­siden SBY, karena pelanggaran itu diduga melibatkan Boediono yang juga wakil presiden terpilih? ''Wah, saya kira presiden juga sudah tahu soal ini,'' ujarnya.

Sebelumnya, komentar Wapres Jusuf Kalla soal Bank Century sempat membuat suasana makin panas. JK menyebutkan, kasus Bank Century itu jika terus diungkap akan merembet ke mana-mana. Dugaan lain adanya persekongkolan dalam rangkaian kasus Bank Century diungkap anggota Komisi III DPR dari Fraksi PAN Rizal Djalil.

Sebelumnya, Rizal adalah anggota komisi XI. Namun, karena mencalonkan diri sebagai anggota BPK dan mengikuti proses seleksi, dia pindah ke komisi lain. Rizal menyoroti proses audit investigatif BPK dalam kasus Bank Century.

Menurut Rizal, audit terhadap Bank Century sudah mulai dilakukan sejak Juli 2009. ''Seharusnya, audit ini bisa selesai dalam waktu dua minggu. Jadi, patut dipertanyakan mengapa hingga kini pun belum ada hasilnya,'' katanya.

Yang mencurigakan, lanjut Rizal, pihaknya mendapat informasi bahwa para auditor BPK yang mengaudit kasus Bank Century sejak awal kini diganti. ''Nah, mengapa mereka diganti? BPK tidak boleh hanya meminta pihak lain untuk transparan. Tapi, BPK sendiri juga harus transparan terlebih dahulu,'' ujarnya.

Di satu sisi, KPK juga tengah mempelajari dugaan keterlibatan petinggi Polri yang diduga berinisial SD dalam penanganan kasus Bank Century. Kapolri mempersilakan KPK memeriksa anak buahnya. ''Silakan saja kalau memang nanti ada. Seharusnya tidak ada masalah,'' kata Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD) di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, kemarin.

Siapa perwira berinisial SD tersebut, KPK belum mau membuka mulut. Tapi, santer disebutkan bahwa dia adalah Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji.

Namun, sebaliknya, mantan Kapolda Jawa Barat itu dalam suatu kesempatan justru menyebutkan bahwa Polri malah mampu menyelamatkan uang Rp 13 triliun dalam kasus tersebut.

Memang, Susno juga pernah mengaku bahwa dirinya disadap oleh lembaga penegak hukum. Meskipun, dia tidak pernah mengungkapkan nama lembaganya. Diduga, lembaga itu KPK. Penyadapan itu, menurut informasi, terkait dugaan dua surat Susno yang memuluskan upaya pencairan dana USD 18 juta milik Boedi Sam­poerna di Bank Century.

Kemarin Susno yang dimintai konfirmasi soal penyebutan inisial SD itu malah mempersilakan untuk menanyakan kepada pihak yang menyebutkan. ''Tanya saja kepada yang menyebutkan,'' jelas Susno via SMS kepada wartawan kemarin. Dia juga menolak berkomentar bila nanti dirinya diklarifikasi oleh KPK. ''Tanya saja kepada yang punya rencana untuk itu,'' terangnya. (owi/sof/rdl/iro)

Ultah SBY tanpa Anak Cucu

Jawa Pos | Selalu Ada yang Baru!
[ Kamis, 10 September 2009 ]
Ultah SBY tanpa Anak Cucu
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke­marin genap berusia 60 tahun. Pesta sederhana digelar di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor. Sekitar dua ratus orang, mulai kerabat, sejumlah menteri, dan staf istana kepresidenan duduk lesehan memenuhi pendapa rumah berhias tenda putih dan karpet merah itu.

Ibunda SBY, Siti Habibah Soekotjo, menerima potongan tumpeng pertama. Potongan berikutnya diberi­kan kepada mertua SBY, Sunarti Sarwo Edi Wibowo. Lalu sang istri Ani Yudhoyono mendapat potongan tum­peng berikutnya. Para ipar SBY semuanya hadir. Namun, kedua anak, menantu, dan cucu SBY, tak bisa menyaksikan momen bahagia kemarin.

''Maaf, putra-putri dan cucu kami tidak bisa hadir di sini," kata Ani Yudhoyono dalam sambutannya kemarin. Agus Harimurti sedang belajar di Harvard University, Boston, AS. Agus ditemani istrinya, Annisa Pohan, beserta anaknya, Aira. Sedangkan Edhie Baskoro alias Ibas, kata Ani, mendapat tugas khusus dari SBY.

SBY kemarin tidak memberikan kata sambutan. Dia hanya mendampingi istrinya yang didaulat mewakili tuan rumah. Awalnya, Ani hanya berdiri sendiri saat mulai berpidato. Setelah Ani tersenyum, SBY langsung bangkit mendampingi. ''Siapa tahu ada yang belum tahu (kalau saya suaminya)," celetuk SBY seraya tersenyum.

Ani mengatakan, ulang tahun kemarin makin istimewa karena banyak orang menganggap 9 Sep­tember 2009 adalah angka baik, karena terdiri atas tiga kombinasi angka 9. Ani berseloroh, sebe­narnya dia menginginkan potong tumpeng dilakukan pukul 9 lebih 9 menit dan 9 detik. "Tapi, ini kan puasa," kata Ani. (sof/iro)

Aksi Dukung KPK

VIVANEWS

Puluhan massa yang tergabung dalam Partisipasi Indonesia melakukan aksi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mengambil alih dan memeriksa kasus penyelewengan Bank Century di depan gedung KPK Jakarta, Kamis (10/9). Dalam aksinye mereka memaksa KPK untuk berani memanggil dan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam pengucuran dana talangan Bank Century. Foto-foto : VIVAnews/Tri Saputro

Tommy Soeharto Siap Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum Golkar

VIVANEWS

Tommy Soeharto bersiap untuk memberi orasi politik perihal kesiapannya untuk maju menjadi ketua umum Partai Golkar di Jakarta (10/9). FOTO: ANTARA/ Prasetyo Utomo










Tiga Jurus Tommy untuk Jadi Bos Golkar

VIVANEWS

Tommy akan membawa Golkar menjadi partai oposisi terhadap pemerintah berkuasa.



VIVANews - Hutomo Mandala Putra rupanya serius dalam mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua Umum Partai Golkar. Dalam acara silaturahmi dan buka puasa bertajuk Hutomo MP for Golkar di Gedung Granadi, Jakarta, 10 September 2009, Tommy memperkenalkan visinya: Trikarya Partai Golkar.

Adapun trikarya merupakan konsepsi visi yang terdiri dari 3 poin. Pertama, Partai Golkar harus menjadi partai yang independen, mandiri, dan dinamis. Kedua, Partai Golkar harus dijadikan kendaraan politik rakyat untuk mewujudkan harapannya. Ketiga, Partai Golkar harus mewujudkan wajib belajar 12 tahun secara gratis untuk sekolah negeri dan pelayanan kesehatan berkualitas secara gratis.

Menurut Hutomo yang biasa disapa Tommy Soeharto, dalam sistem presidensial tidak dikenal adanya oposisi seperti dalam sistem parlementer. Karena itu Tommy ingin menempatkan Partai Golkar menjadi partai yang independen, mandiri, dan dinamis.

"Karena kekalahan dalam pemilu lalu, maka Partai Golkar tidak akan berkoalisi dengan pemerintah," ujar Tommy dalam sambutannya.

Tommy lalu mengatakan, dengan mandiri, Golkar akan mampu mengkritisi dan memperjuangkan kepentingan rakyat yang belum diwujudkan Pemerintah.

Untuk menjadikan partai yang mandiri, kata Tommy, Partai Golkar memerlukan Ketua Umum yang memiliki integritas tinggi, tidak bermasalah. "Dan harus pandai mengubah segala macam persoalan menjadi peluang dan tantangan," katanya.

Tommy juga menjawab keraguan orang mengenai keaktifannya di Partai Golkar. "Bagi saya Partai Golkar adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa saya pisahkan dari kiprah saya di masa lalu, sekarang, dan akan datang. Bahkan selama ini saya aktif sebagai pengurus MKGR, salah satu ormas pendiri Partai Golkar," ujar putra bungsu mantan Presiden Soeharto ini.


Warga Jogja Kecewa dengan Pernyataan Presiden

KOMPAS.com




Jumat, 11 September 2009 | 20:05 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Erwin Edhi Prasetyo

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait penyelesaian Rancangan Undang-undang Keistimewaan DI Yogyakarta dinilai telah mengecewakan dan membingungkan warga Yogyakarta. Elemen-elemen masyarakat DIY tetap berharap RUU ini dapat diselesaikan DPR periode 2004-2009.  

"Itu (pernyataan Presiden) sangat mengejutkan warga DIY. Bagaimanapun beberapa hari kemarin kan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto sudah menyampaikan. Saya baca di koran, bahwa itu (Gubernur DIY) bisa seumur hidup tetapi tiba-tiba Presiden mengambil langkah semacam itu. Kami sebagai warga DIY menjadi bingung. Ternyata eksekutif di pusat sendiri tidak satu, " ujar Ketua Sementara DPRD DIY Nuryadi, Jumat (11/9) di Yogyakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden meminta penyelesaian RUUK DIY tidak dilakukan terburu-buru. Dengan demikian, prinsip sistem negara kesatuan, nilai-nilai demokrasi serta nilai kesejarahan DIY dapat terakomodasi dengan tepat. Presiden juga menyatakan hak ikat demokrasi diperoleh ketika pemimpin politik ditentukan oleh rakyat, me lalui pemilihan baik langsung maupun oleh parlemen.

"Kami sangat kecewa dengan pernyataan Presiden itu," kata Nuryadi. Pihaknya berharap RUUK DIY tetap bisa diselesaikan DPR periode tahun 2004-2009 dengan isi sesuai aspirasi sebagian besar warga DIY yaitu penetapan Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

DPRD DIY mendukung penuh aspirasi warga DIY. "Mudah-mudahan Presiden paham betul dengan kondisi masyarakat DIY sehingga mendengarkan aspirasinya," ucapnya. 

PKS : Polri-KPK Jangan Saling Tikam!

KOMPAS.Com

Jumat, 11 September 2009 | 12:08 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan dua institusi penegak hukum, Kepolisian RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi, saat ini 'memanas'. Empat pimpinan KPK dipanggil Mabes Polri untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait testimoni Ketua KPK non-aktif, Antasari Azhar, atas dugaan suap, Jumat (11/9 ). Ketua Fraksi sekaligus Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Siddiq menyatakan keprihatinan atas apa yang 'dipertontonkan' kedua lembaga tersebut.Menurut dia, ada kesan Polri dan KPK ingin saling 'mematikan'.

"Sangat memprihatinkan (pemeriksaan terhadap pimpinan KPK). Dua institusi penegak hukum ini seolah saling tikam dan saling bunuh," ujar Mahfudz, di Gedung DPD, Jakarta, Jumat ( 11/9 ).

Akibatnya, lanjut Mahfudz, masyarakat yang menjadi korban atas aksi dua lembaga ini. "Berapa banyak penanganan kasus yang terbengkalai? Polri dan KPK seharusnya menyelesaikan persoalannya dengan baik dan tidak melakukan konfrontasi secara terbuka," kata Mahfudz.

Kendati demikian, KPK juga harus menjadikan momentum untuk introspeksi diri. Menurut Mahfudz, adanya aksi 'balas dendam' dari pihak lain, muncul dari tindakan 'bunuh diri' KPK. Dari informasi yang beredar ada indikasi orang dalam KPK yang "bermain-main" dengan kasus memang sudah lama terdengar.

"Di internal KPK ada juga yang 'bermain-main' dengan kasus. Rumornya sudah lama terdengar. Tidak bisa dihindari, dalam KPK ada yang melakukan aksi 'bunuh diri' itu," ujarnya.

Ke depan, PKS merekomendasikan agar UU Tipikor lebih memberikan payung hukum yang kuat dan memperketat proses seleksi calon anggota KPK. "Dipastikan bahwa calon yang dipilih tidak melakukan money politics dan tidak tersangkut kasus masa lalu yang membelenggunya," kata Mahfudz.

Duit Melimpah, Kinerja Tommy Nihil

INILAH.COM


INILAH.COM, Jakarta - Dibandingkan bakal calon ketua umum Golkar lainnya, kinerja Tommy Soeharto dalam kegiatan partai kurang terlihat. Namun, kemampuan finansial yang dimiliki pangeran Cendana ini menjadi daya tarik tersendiri bagi DPD I dan II Golkar.
"Perhatian mudah didapat dan cepat, tapi tingkat kerjanya masih dipertanyakan. Mungkin kalau uangnya bisa diterima," ungkap pengamat politik Fachry Ali kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (11/9).
Muncul pangeran Cendana di tengah-tengah bakal kandidat lain seperti Surya Paloh, Aburizal Bakrie, dan Yuddy Chrisnandi jelas menarik perhatian. Nama besar Soeharto memiliki nilai jual yang sangat baik dalam pemilahan bakal calon ketua umum Golkar mendatang.
"Sebenarnya dia muncul menggunakan nama bapaknya yaitu mantan Presiden Soeharto, dan banyak orang-orang disekelilingnya yang hanya memanfaatkan dana yang diberikan oleh Tommy," ujarnya.
Sebelumnya, Tommy secara resmi mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Menurut putra bungsu mendiang Soeharto ini, untuk mengatasi persoalan bangsa yang semeraut partai Golkar akan maju untuk mengatasinya.
Namun, untuk mewujudkan itu semua Golkar memerlukan tampilan seorang ketua umum yang memiliki integritas tinggi, tidak bermasalah dan harus pandai mengubah segala macam persoalan menjadi peluang dan tantangan. Tommy juga berjanji setelah melakukan deklarasi, dirinya akan melakukan kunjungan ke tiap-tiap daerah. [bar]

Tommy Coba Rebut 'Keramat Cendana'

INILAH.COM



INILAH.COM, Jakarta - Meski awalnya terkesan gamang, putra bungsu Pak Harto, Hutomo Mandala Putera akhirnya berani berlaga di Munas awal Oktober 2009. Praktis modal politik Tommy di injury time ini tak lebih dari menjajal 'keramat Cendana' yang pernah dibesarkan sang ayah.

Saat pertama kali Tommy menyampaikan niatnya untuk memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar, banyak publik terkejut. Betapa tidak? Jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya dalam keluarga Cendana, jejak rekam Tommy di dunia politik praktis paling minim. Bahkan paradoksal dengan kiprah kakak sulungnya, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut.

Reaksi publik yang beragam sepertinya memang yang dicari Tommy. Setidaknya untuk 'test pasar' politik di internal Partai Golkar. Kini, Tommy memiliki referensi peta, siapa yang bereaksi positif dan siapa pula yang negatif terhadap niatnya bertarung di Munas Golkar. Lebih dari itu, rumor bahwa dirinya bergabung dengan kubu Aburizal Bakrie juga menjadi referensi politik yang penting bagi dirinya.

Manuver tersebut sepertinya memang didesain oleh Tommy dan timnya untuk memastikan deklarasinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Kurang dari sebulan pelaksanaan Munas Partai Golkar, Tommy pun mendeklarasikan pencalonannya.

"Maka dengan mengucap bismillah hirahman nirohim dan atas restu para sesepuh serta permintaan dan dukungan dari daerah-daerah, maka saya Hutomo Mandala Putra, dengan ini mendeklarasikan pencalonan diri sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2009-2014," kata Tommy dalam jumpa pers di Gedung Granadi, Jakarta, Kamis (10/9).

Kehadiran Tommy bukan tanpa konsep dan gagasan dalam membesarkan Golkar. Tommy memperkenalkan Tri Karya. Pertama, Partai Golkar harus menjadi partai yang independen, mandiri, dan dinamis.

Kedua, Partai Golkar harus dijadikan kendaraan politik rakyat untuk mewujudkan harapannya. Serta ketiga, Partai Golkar harus mewujudkan wajib belajar 12 tahun secara gratis untuk sekolah negeri dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Yuddy Chrisnandi yang juga kandidat Ketua Umum Partai Golkar. Ia mengklaim, dirinya dan Tommy memiliki potensi yang sama dalam pencalonan nanti. "Saat ini majunya saya dan Mas Tommy bisa paralel. Jadi 100% yang disampaikan Mas Tommy, 100% sama dengan visi misi saya," kata Yuddy.

Jauh-jauh hari sebelumnya, Yuddy telah terlibat pembicaraan dengan Tommy dan Tutut terkait pencalonan dirinya. Meski Yuddy menyampaikan hal yang normatif atas pertemuan dirinya dengan keluarga Cendana, sulit menepis dimensi politis dari pertemuan tersebut.

Spekulasi pun langsung merebak. Kedekatan Yuddy dengan Tommy dan keluarga Cendana tak lebih sebagai upaya pencarian 'suaka dana' kepada Cendana. Skenarionya, bisa saja Yuddy menjadi second line Tommy, atau sebaliknya. Setidaknya, dengan kedekatan dengan keluarga Cendana, posisi tawar Yuddy yang selama ini rendah di mata DPD Partai Golkar, akan meningkat.

Merespons deklarasi Tommy Soeharto, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid menilai, meski terkesan terlambat, pencalonan Tommy sebagai ketua umum Partai Golkar punya peluang yang menjanjikan. "Peluang masih ada, dengan catatan digarap secara serius," cetusnya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (10/9).

Meski demikian dari survey yang digelar Puskaptis, Tommy menjadi urutan ketiga sebagai kandidat Ketua Umum Partai Golkar terfavorit setelah Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. "Ical lebih disukai memimpin Golkar sehingga dipilih 53,05% responden, Paloh 29,77 %, Tommy 9,16 %, Yuddy Chrisnandi 6,11%, Ferry Mursyidan Baldan 1,15%," paparnya.

Husin menegaskan, apa pun hasil pemilihan di Munas mendatang, Tommy harus masuk dalam kepengurusan partai. Dengan masuk dalam sistem kepartaian, Husin menegaskan, hal itu akan memudahkan Tommy untuk membuka jalan dalam karir politiknya. "Ini akan membuka jalan politik Tommy pada Pemilu 2014," cetusnya.

Kehadiran Tommy sebagai 'anak bawang' dalam pentas politik jelas merupakan langkah yang mengejutkan bagi masyarakat politik. Namun langkah itu sekaligus menjadi tantangan atas nama besar keluarga Cendana, khususnya di Partai Golkar yang pernah dibesarkan oleh mendiang mantan Presiden Soeharto. [P1]

Siapa Menangi MPR, TK Vs Hidayat?

INILAH.COM



INILAH.COM, Jakarta - Perebutan kursi Ketua MPR kian sengit. Baik PDIP yang mengusung Taufiq Kiemas maupun PKS yang mengusulkan Hidayat Nurwahid sama-sama mengklaim restu SBY. Lalu siapakah yang akan menang dalam kompetisi ini?

Geliat dua partai itu memang sangat terasa. PKS misalnya ingin mengulang kembali kemenangan yang diraih saat perebutan ketua MPR 2004 silam. Bahkan, PKS mengklaim SBY sudah kepincut dengan kepemimpinan Hidayat di MPR.

"Antara PKS dan SBY, nama Hidayat Nur Wahid itu sudah disepakati secara lisan untuk jadi ketua MPR lagi. Waktu itu SBY bilang seperti ini, 'Saya merasa nyaman kalau Mas Hidayat terus jadi Ketua MPR.' Pak SBY bilangnya waktu itu setelah pilpres," beber Wakil Sekjen DPP PKS Fachri Hamzah.

Mantan aktivis mahasiswa ini menambahkan pembahasan kursi ketua MPR antara PKS dan SBY sebenarnya sudah selesai. Meski hingga kini belum ada kesepakatan tertulis mengenai hal itu. Tetapi satu kata soal Hidayat sudah terucap.

"Jadi sebenarnya, kita merasa di tingkat itu sudah selesai. Tapi tetap harus ada pengorganisasian koalisi ini. Koalisi tidak akan kuat kalau tidak tertulis. Semakin tertulis maka koalisi itu akan semakin kuat," Fachri menambahkan.

Hal serupa juga dilontarkan kubu Moncong Putih. Fungsionaris PDIP Effendi Simbolon bahkan berani menyebut nama TK sudah merupakan kesepakatan politik fraksi di DPR. "Kesepakatan, pak TK untuk menjadi ketua MPR, sudah lintas 100 persen setuju. Nama pak TK muncul sejak RUU Susduk dibahas," cetus Effendi.

Effendy mengungkapkan dalam pembahasan produk perundangan itu sudah ada persetujuan Demokrat memimpin DPR sementara PDIP mendapat jatah MPR. Meski lanjut dia, masalah tersebut tidak tertulis melainkan lisan.

"Semua fraksi tidak ada yang resisten terhadap pak TK. DPD pun sudah mengapresiasi hal itu. Tidak ada yang perlu ditutupi, ini adalah konsesi politik tapi bukan paket dari paket koalisi," ucapnya.

Wasekjen PDIP Hasto Kristianto menambahkan pihaknya hingga kini juga terus menggalang dukungan dari 132 anggota DPD. Lobi tersebut digalang langsung oleh TK yang dibantu Sekjen PDIP Pramono Anung dan Ketua DPP Tjahjo Kumolo.

"Kalau dalam konteks mekanisme, dukungan dari Demokrat terhadap Pak taufiq memang penting. Tapi kita tidaknya ke sana, PDIP Perjuangan sedang menggalang dukungan juga dari fraksi-fraksi baru di DPR yang akan datang," tandasnya.

Parpol pendukung koalisi SBY pun belum bergerak seragam. PKB dan PPP misalnya menyebut akan mengusung calon sendiri yang notabene kader partai. "Kalau Ketum (Suryadharma Ali) tidak masuk di kabinet, maka posisi Ketua MPR layak ditempati Suryadharma," ungkap Wakil Ketua Umum DPP PPP Chozin Chumaidy.

Komentar serupa juga dilontarkan PKB. Partai tersebut juga kepincut untuk mengusung sang ketum Muhaimin Iskandar. "PKB menyiapkan kader terbaik untuk bisa mendapatkan itu (Ketua MPR). Mungkin ketua umum (Muhaimin) atau yang lain," tegas Ketua FKB Ida Fauziah

Sejauh ini, baru PAN yang menyiratkan tidak ingin memimpin MPR. Fungsionaris PAN Ahmad Farhan Hamid mengungkapkan partainya tidak khawatir bila PDIP akan memimpin MPR termasuk menggeser kekuatan politik dalam pemerintahan. "Semakin banyak parpol terlibat di parlemen dan pemerintahan itu lebih manusiawi. PAN tak ngotot masuk ke jajaran Ketua MPR," ucap Farhan.

Pasca reformasi, Ketua MPR memang belum pernah dijabat oleh figur dari parpol kakap. Pada periode MPR 1999-2004, posisi itu didapuk oleh Amien Rais yang berasal dari fraksi gabungan parpol, Fraksi Reformasi. Sementara pada periode 5 tahun berikutnya dijabat Hidayat yang berasal dari PKS usai memenangi pemilihan dramatis.

Kemenangan Hidayat memang bisa terbilang dramatis. Hidayat yang kala itu diusung oleh Koalisi Kerakyatan mampu mengalahkan jago Koalisi Kebangsaan yang mengunggulkan Sutjipto. Dan realitas politik menunjukkan paket Hidayat unggul 2 suara dengan meraih 326 sementara Sutjipto 324. Sedangkan suara abstain sebanyak 13 dan tidak sah 10 suara. Padahal sebelumnya Koalisi Kebangsaan berhasil memenangi perebutan kursi ketua DPR dengan menggolkan Agung Laksono.

Siapa yang akan memenangi perebutan kursi MPR agaknya menjadi sulit diprediksi. Peta politik dukungan masih belum mengerucut pada kedua calon yang bakal bertanding. Ditambah lagi masih ada 132 suara DPD juga yang belum bisa ditebak.

Walaupun SBY memberi restu kepada salah satu calon, apakah TK atau Hidayat, tidak lantas kompetisi selesai. Masih banyak tarik menarik politik yang dapat mempengaruhi termasuk jatah kabinet yang hingga kini sumir. Pastinya, pemilihan Ketua MPR kali ini tidak akan kalah seru dengan yang sebelumnya. Kita tunggu saja. [ton]

Menanggapi Tulisan Brigjen Anton Tabah- Memberantas Terorisme Tanpa Distorsi Agama

Arrahmah.com


Arrahmah.Com - Mencermati pengumuman resmi Polri, 12 Agustus 2009, yang menyatakan, ‘teroris yang tewas dalam penggerebegan di Jati Asih Bekasi adalah Air (Ari?) Setyawan dan Eko. Sedangkan korban yang tewas di rumah Muzahri di desa Beji Temanggung, Jawa Tengah, bukan Noordin M. Top, melainkan si peñata bunga Ibrohim.

Lalu, siapa pelaku bom di Hotel JW Marriott dan Ristz Carlton, 17 Juli 2009, yang menewaskan 9 orang, dan 41 orang luka-luka itu? Sampai sekarang, tidak seorang pun tahu, tidak ada pula yang dapat memberi klarifikasi. Ibrahim yang dicurigai sebagai arsitek bomber dalam ledakan di JW Marriot, justru menjadi korban salah bunuh pada 8/8/09, persis nomor Densus 88 antiteror. Sedangkan Noordin M. Top belum tertangkap.

Sejak perburuan teroris dilakukan polisi, sudah banyak anggota masyarakat yang menjadi korban salah tangkap, salah tembak, dan salah bunuh, hanya karena dicurigai menjadi bagian dari jaringan teroris. Bagi polisi, ‘Teroris itu orang jahat, maka tidak salah membunuh mereka kapan saja dan dimana saja’. Hal ini, tentu saja mengundang keprihatinan dan menimbulkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat. Padahal, mereka yang dibunuh itu, hampir pasti belum terbukti berbuat teror. Baru ‘diduga’ sebagai jaringan teroris.
 
Bahwa terorisme harus dibasmi, iya. Tetapi tindakan pembunuhan tanpa melalui proses pengadilan, jelas melanggar hukum. Ada pihak yang mengatakan, ‘bila tidak didahului maka teroris akan mendahului membunuh polisi.’ Jika logika ini digunakan, lalu apa bedanya polisi dengan teroris?

Distorsi Agama

Dalam kondisi panik dan kebingungan, muncullah berbagai spekulasi intelijen, termasuk menggunakan tafsir safsathah (semau gue) untuk mendiskreditkan ayat-ayat Al Qur’an sebagai postulat terorisme. Akibatnya, arah pemberantasan terorisme mengalami disorientasi. Pada awalnya adalah perang global Amerika melawan mujahidin Al Qaidah, kini berubah menjadi isu lokal yang diklaim mengancam keselamatan kepala Negara. Semula hendak memberantas teroris, malah kini menyerang pemikiran dan faham keagamaan.
 
Brigjen Anton Tabah, staf Ahli Kapolri, adalah salah seorang yang melakukan generalisasi menggunakan tafsir safsathah itu. Dalam tulisan berjudul ‘Terorisme Sembunyi di Bungker-bungker’ yang dimuat Harian Kedaulatan Rakyat, 15 Agustus 2009, Anton Tabah mengopinikan bahwa pengetahuan dan pemahaman agama yang dangkal menjadi aspek religius pemicu terorisme. Sebab, kata Anton, orang akan mudah menokohkan seseorang yang dipandang pandai di bidang agama dan menerima ajaran-ajaran dari kitab suci secara hitam putih.

Menurut Anton Tabah: “Biasanya yang membuat orang ekstrem dan radikal adalah firman Allah (Quran) Surat V ayat 44, 45 dan 47, yang artinya, “Barangsiapa tidak memakai hukum Allah maka ia Kafir, Dhalim, dan Fasik.” Dimana Kafir, Dhalim, dan Fasek adalah golongan ahli neraka. Jika seseorang terkunci pemahamannya pada ayat-ayat ini secara hitam putih maka ia akan menjadi ekstrem radikal. Dari sinilah biasanya “ustadz perekrut” calon-calon anggota teroris memanfaatkan kedangkalan masyarakat terhadap agamanya. Inilah antara lain jawaban kenapa jaringan teroris di Indonesia mampu merekrut anggota-anggota baru.” (KR 14/8, hal 14).

Ayat tersebut di atas merupakan koreksi terhadap sikap orang-orang yang enggan menaati tuntunan Allah dan Rasul-Nya, yang mengutamakan pendapat dan dorongan nafsunya daripada syariat Allah Swt. Para mufassir memahami ayat ini sebagai kewajiban penguasa menjalankan syariat Islam.

Mereka yang mengingkari dan menolaknya dinyatakan kafir, bila penolakan tersebut dilandasi keyakinan bahwa Syariat Islam tidak layak untuk mengatur umat manusia. Label dzalim dikenakan, misalnya pada seorang hakim yang menangani suatu perkara, dia lebih memilih hukum lain padahal syariat Allah mengatur perkara yang ditangani. Demikian pula, seseorang disebut fasek karena durhaka pada Allah. Menyakini kebenaran dan keadilan hukum Allah, tapi menolak mengamalkannya, malah memilih hukum sekuler.

Jadi, ketiga ayat tersebut di atas tidak ada kaitannya dengan tujuan maupun motivasi terorisme. Tidak ada seorang mufassir pun, sejak zaman para shahabat hingga mufassir muta’akhirin yang menafsirkan ayat tersebut seperti difahami Anton Tabah. Terorisme, siapapun pelaku dan apapun motivasinya, ayat tersebut tidak bisa dijadikan justifikasi. Apakah tindakan Densus yang menganiaya dan membunuh tersangka teroris tanpa alasan yang dapat dibenarkan secara hukum, merupakan justifikasi Pancasila dan UUD 1945?

Oleh karena itu, mengaitkan ayat di atas dengan terorisme jelas fitnah, sekaligus penistaan terhadap agama Islam. Begitupun, menganggap para mujahid yang berjuang menegakkan syariat Islam sebagai teroris atau sebaliknya memosisikan teroris sebagai mujahid, jelas provokasi negative. Kita khawatir, anggapan demikian dapat mengundang konflik baru yang konsekuensi politisnya sulit diprediksi.

Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam pidato kenegaraan menyambut delapan windu (64 tahun) kemerdekaan RI, 16 Agustus 2009, menyatakan bahwa sumber terorisme adalah keterbelakangan, ketidakadilan, dan kemiskinan. Presiden SBY sama sekali tidak menyinggung keterlibatan kelompok atau ajaran agama tertentu sebagai pemicu terorisme di Indonesia. Sekalipun terkesan menghindar dan berhati-hati, untuk tidak mengaitkan agama dengan terorisme, tapi kita dapat memahami arah pidato SBY. Yaitu, adanya keinginan pemerintahan SBY lima tahun ke depan, untuk menjalankan politik yang lebih bersahabat dengan seluruh komunitas agama di Indonesia, sekalipun terhadap komunitas agama yang dinilai fundamentalis.

Namun, berbeda dengan SBY, adalah komentar aparat intelijen, termasuk komentar tokoh-tokoh Islam ambivalen. Munculnya para jawara intelijen akhir-akhir ini, seperti Amsyad Mbai, Hendropriyono, Suryadarma, termasuk Anton Tabah, yang menuding pemahaman keagamaan sebagai ideologi terorisme, bukannya membantu menyelesaikan masalah terorisme. Sebaliknya, patut dicurigai mereka sedang menjalankan agenda global sebagai kaki tangan imprialisme asing.

Bukan mustahil, dengan menggunakan momentum pemberantasan terorisme, mereka berupaya menutupi ‘aib masa lalunya’ yang kejam terhadap gerakan Islam dengan cara menyisipkan fitnah. Akibatnya, apa yang selama ini dianggap bahaya jalan sesat para teroris, karena menggunakan ajaran agama sebagai justifikasi tindakannya, justru aparat keamanan melakukan kesesatan yang sama.

Sebagai Staf Ahli Kapolri, tentu tidaklah bijaksana bila Brigjen Anton Tabah berbicara tentang pemberantasan terorisme menggunakan pendekatan SARA. Akan lebih baik, bila penyelesaian masalah terorisme tanpa distorsi agama, melainkan dengan cara meningkatkan kesejahteraan rakyat, memajukan pendidikan, dan menegakkan keadilan hukum seperti dijanjikan presiden SBY.


Jogjakarta, 17 Agustus 2009
Penulis : Irfan S Awwas,
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin
Jl. Karanglo No. 94 Kotagede, Jogjakarta
Telp./Hp 0274 – 451665/ 08122761569.

Sofyan Wanandi dan PDI-P Menolak Label Halal

Arrahmah.com



JAKARTA (Arrahmah.com) - Meski berkali-kali dijelaskan RUU Jaminan Produk Halal yang sedang digodok DPR diperuntukkan untuk kaum Muslim, toh beberapa pihak masih tampak keberatan. Salah satunya adalah pengusaha keturunan Tionghoa, Sofyan Wanandi.

Dalam pernyataannya di acara dialog “Economis Chalanges”, di Metro TV, Senin 21:30 WIB,  Sofyan mengaku kecewa dengan RUU ini, yang menurutnya, hanya akan membatasi investasi.  “Pengaturan seperti itu bahkan dirasakan sangat mengerikan,” katanya. 

Sebagaimana diketahui, dialog bertema “Pro Kontra RUU Jaminan Produk Halal” yang dipandu Suryopratomo itu menghadirkan Ketua Umum Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi,  Direktur LPPOM MUI, Dr. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, dan Wakil Ketua Komisi VIII dari Fraksi PDI-P Said Abdullah.

Said Abdullah dari PDI-P bahkan menuduh RUU yang tengah digarap itu sangat berbau sektarian. Lebih jauh, RUU ini menurutnya bertentangan dengan pembukaan UUD 1945, yang melindungi seluruh bangsa Indonesia.

“Yang dilindungi hanya satu golongan saja, “ ujar Said. Menurut Said, dengan memasukkan MUI ke dalam Undang-Undang, sama dengan tidak menghargai perasaan agama yang lain.

Said mengatakan, jika memang pertimbangannya masalah agama, dia menyarankan pemerintah untuk tidak ikut campur terlalu jauh.

 “Saya juga heran, kalau maksudnya mau cari duit, kan kita sudah bayar pajak, “ ujar Sofyan Wanandi, bos PT Gemala Container (GC) yang pernah dikabarkan tersangkut kredit macet Rp 89 milyar, agak sinis.

Sementara itu, pihak LPPOM yang diwakili Nadratuzzaman mengelak tuduhan seperti itu. Menurutnya, keberadaan LPPOM-MUI semata-mata hanya untuk melindungi umat Islam. Soal tuduhan ada motif uang, Nadra juga tak membenarkan. Sebab, menurutnya, hingga kini pihaknya bahkan tak memiliki kantor alias nebeng.

Pada akhir pembicaraan, Sofyan berharap agar UU ini bisa mengawal keberadaan pengusaha dan bukan menyulitkan.  “Jangan semua dibatas-batasi sehingga membuat kita tidak efisien, “ ujarnya. (hdytlh/arrahmah.com)

-------------------------------------------
Notes :
Dinegara lain hak muslim makin dihargai, disini (indonesia) atas nama dagang dan investasi, mereka yang phoby dengan islam mulai pasang aksi.
:(

Idul Fitri Berisiko Jadi Momentum Aksi Terorisme

KOMPAS.Com



Jumat, 11 September 2009 | 18:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diharapkan tetap waspada saat Idul Fitri mendatang karena ditengarai berisiko dijadikan momentum aksi terorisme. Demikian dikatakan Pengamat Intelegen Wawan Purwanto, saat ditanya kemungkinan aksi teroris saat Idul Fitri mendatang.

"Sudah saya bilang kepada pemuka agama dan keamanan, terhadap sejarah masa lalu yang bisa saja terulang," ujarnya di Gedung PB NU, Jakarta, Jumat (11/9). Wawan menuturkan, indikasi tersebut semakin kuat. Saat ini keadaan mulai memanas, perkelahian antarkampung semakin sering. Juga perkelahian antarwarga dan antarkampus.

Dikatakannya, selain daerah konflik, Jakarta, berpotensi terkena aksi terorisme. Hal itu terlihat dari benturan-benturan yang mulai disulut. "Jakarta sudah pernah di-test cased tapi susah, sekarang setting-annya dirubah menjadi benturan antarpemuda," kata dia.

Menurut Wawan, yang melakukan aksi terorisme tersebut adalah kelompok yang memiliki kepentingan. Mereka sengaja memanfaatkan Idul Fitri, karena Idul Fitri sebagai hari raya. Idul Fitri memiliki momentum besar untuk melakukan aksi terorisme. "Hari raya itu momentum bagus, makanya ada juga bom natal," kata dia.

Lebih jauh Wawan mengharapkan, masyarakat jangan sampai terpancing dengan aksi-aksi terorisme yang mulai dihembuskan. Pemerintah, petugas keamanan, dan masyarakat juga harus tetap tenang agar tidak memperkeruh keadaan."Tanggapi dengan intelektual, anggap saja sebagai games," sarannya.


Notes :

Kalau ada teror atas nama islam di hari raya idul fitri ya goblog banget itu teroris. Lagian itu pengamat kok bisa yakin banget!

Abu Jibril Tolak Seluruh Jawaban Polisi

KOMPAS.Com



Rabu, 9 September 2009 | 12:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam replik, pihak pemohon yakni Muhammad Iqbal bin A. Rahman atau Abu Jibril menolak seluruh jawaban termohon, yakni Kepolisian, yang dibacakan kemarin, Selasa (8/9). Dalam sidang praperadilan Rabu (9/9) yang dipimpin oleh hakim Haryanto, replik dibacakan sekitar 15 menit oleh kuasa hukum Abu Jibril Hariadi Nasution serta Yusuf Sembiring dari LBH Muslim dan Tim Pembela Muslim. Sedangkan pihak termohon diwakili kuasa hukum Bambang Purwanto.

Pemohon tetap berpendapat Mohammad Jibril ditangkap oleh Tim Densus 88 tanpa surat perintah penangkapan karena surat perintah penangkapan baru diberikan satu hari kemudian pada tanggal 26 Agustus sekitar pukul 23.30. Sedangkan penangkapan Jibril terjadi pada 25 Agustus 2009 sekitar pukul 15.10 di daerah Pamulang, Tangerang Selatan.

Selain itu dalam replik, pihak pemohon mengatakan, Abu Jibril telah mendatangi Mabes Polri pada tanggal 25 Agustus untuk mendapatkan kejelasan apakah anaknya telah ditangkap oleh Kepolisian. "Namun Kadiv Humas Mabes Polri mengatakan belum mendapat kabar adanya penangkapan terhadap Muhammad Jibril," ucap Hariadi.

Pemohon juga menolak jawaban termohon dalam sidang kemarin yang mengatakan surat perintah penangkapan sudah diberikan kepada ketua RT setempat lantaran keluarga menolak menerima surat itu. Menurut pemohon, pasal 18 KUHAP tidak mengatur perihal itu.

Selain itu, pihak Abu Jibril berpendapat, laporan intelejen tidak dapat dijadikan sebagai bukti permulaan yang cukup. Pihaknya juga menolak jawaban polisi yang mengatakan penangkapan Jibril telah berdasarkan pada bukti pemulaan yang cukup dan sesuai dengan surat keputusan Kapolri tentang pedoman Administrasi Penyidikan Tindak Pidana.

Menurut pemohon, keputusan Kapolri itu tidak mengikat masyarakat karena bersifat administratif dan mengikat terbatas pada institusi kepolisian.

 

Saksi Polisi tidak bisa dijadikan bukti

 

Dalam replik, pemohon berpendapat bahwa keterangan tiga anggota kepolisian dalam jawaban kepolisian dikategorikan keterangan post factum yaitu mengetahui suatu peristiwa setelah peristiwa itu terjadi sehingga tidak dapat dijadikan sebagai bukti permulaan yang cukup.

"Keterangan anggota kepolisian juga dikategorikan sebagai auditu yaitu pengetahuan saksi diperoleh bukan dari melihat, mendengar, dan mengalami sendiri melainkan hasil penyelidikan. Keterangan saksi yang berkekuatan pembuktian hanya keterangan saksi Amir Abdillah," jelasnya.

Perintah Penangkapan Jibril Diserahkan Tengah Malam

KOMPAS.Com



Jumat, 11 September 2009 | 12:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah kemarin Mikael A Rahman tidak diterima sebagai saksi, pihak keluarga Abu Jibril, Jumat (11/9), menghadirkan saksi baru di persidangan praperadilan kasus penangkapan Mohammad Jibril. Saksi baru itu adalah Firos Dawas (17), teman Mikael.

Firos yang berstatus mahasiswa itu dihadirkan oleh pemohon Abu Jibril setelah pada sidang Kamis (10/9), hakim menolak saksi Mikael lantaran mempunyai hubungan keluarga dengan pemohon.

Sidang kali ini dipimpin hakim Haryanto. Pihak pemohon diwakili oleh kuasa hukumnya, Hariadi Nasution, dan dua pengacara lain. Adapun termohon, dalam hal ini Kepolisian Negara Republik Indonesia, diwakili kuasa hukum Iza Fadri.

Dalam kesaksian sekitar 15 menit, Firos menceritakan bagaimana proses penyerahan surat perintah penangkapan oleh Kepolisian kepada keluarga Jibril. "Saya berada di rumah Pak Ustaz (Abu Jibril) saat itu," kata Firos dalam persidangan.

Penyerahan dilakukan pukul 23.30 oleh sekitar 10 orang berpakaian sipil, didampingi Ketua RT bernama Dandan, dan seorang satpam setempat.

Ketika rombongan tiba di garasi rumah Abu Jibril, kata dia, mereka diterima oleh Mikael. Tanpa memperkenalkan diri, rombongan itu langsung menyodorkan lembaran yang harus ditandatangani oleh keluarga Jibril. Ketua RT pun tidak memperkenalkan siapa rombongan tersebut.

"Dik ini tandatangani," kata Firos menirukan perkataan salah satu dari anggota rombongan itu kepada Mikael. "Mikael enggak mau tanda tangan. Terus, surat itu ditarik Mikael lalu dibaca, ada surat perintah penangkapan. Mikael tetap enggak mau tanda tangan," kata dia.

Menurut Firos, setelah Mikael menolak menandatangani, polisi lalu meminta Ketua RT untuk menandatangani surat penangkapan itu ditambah tanda tangan seorang polisi, lalu rombongan meninggalkan rumah Abu Jibril.

Hariadi Nasution seusai sidang mengatakan, dalam KUHAP disebutkan bahwa surat perintah penangkapan harus ditandatangani oleh pihak keluarga, bukan pejabat setempat. "Jadi, tidak sah surat perintah penangkapan itu," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, dalam surat penangkapan yang disodorkan oleh Kepolisian disebutkan bahwa Jibril diduga menyembunyikan orang yang terlibat terorisme dan menggunakan identitas palsu dalam perjalanan ke luar negeri. Namun, tidak disebutkan bahwa ia terkait dalam pendanaan aksi bom bunuh diri di Mega Kuningan yang selama ini dituduhkan polisi.

Adapun pihak termohon berpendapat, kesaksian Firos semakin mempertegas bahwa pihaknya telah memberitahukan surat perintah penangkapan Jibril. "Kita tidak bisa memaksa keluarga menandatangani. Jelas pasti mereka tolak. Yang penting kita sudah berikan surat perintah penangkapan," kata dia.

Sidang selanjutnya digelar pada Senin (14/9) dengan agenda pembacaan kesimpulan dari kedua belah pihak. "Kemungkinan dilanjutkan vonis," ucap hakim Haryanto.


Soraya: Tak Benar Jibril Danai Teroris

INILAH.COM



INILAH.COM, Jakarta - Soraya Abdullah Balvas telah memberikan klarifikasi atas kabar keterlibatannya dengan jaringan teroris. Bahkan, melalui email, Soraya juga bersaksi bahwa tuduhan polisi bahwa Mohammad Jibril mendanai teroris, tidaklah benar.

"Keterkaitan Akhi (saudara) Muhammad Jibriel Abdurrahman dengan pendanaan aksi terorisme Insya ALLAH itu tidak benar. Akhi jibriel hanyalah seorang wartawan yang profesional. Bagi kami penangkapan ini sekedar bermuatan politis dan kepentingan semata, dikarenakan Arrahmah berbeda dengan media lainnya," kata Soraya seperti dilansir situs Arrahmah.com, tempat dirinya dulu bekerja.

Menurut, mantan pemain sinetron yang akrab disapa Aya ini, sebagai wartawan, Jibril memiliki keinginan kuat menembus sosok-sosok yang cukup layak untuk diwawancarai. "Seperti wartawan BBC/Al Jazeera yang berhasil mewawancarai Usama bin Ladin. Apakah dengannya kemudian mengkaitkan wartawan tersebut dengan terorisme?" jelasnya.

Kezaliman pun, sambung Aya, nampak pula dengan perpanjangan masa tahanan Mohammad Jibril hingga 4 bulan tanpa alasan yang layak secara hukum, dan dengan berbagai delik pelanggaran hukum yang sering berubah. Stigmatisasi teroris terhadap Mohammad Jibril menurutnya adalah pelanggaran HAM, karena persidangan yang akan memutuskan bersalah pun belum berjalan.

"Ini merupakan bentuk penghukuman sepihak tanpa keadilan dan lepas dari praduga tak bersalah," ujar mantan pemeran Medusa si Ratu Ular dalam sinetron Gerhana II ini.

Aya juga menuturkan hubungan dirinya dengan Arrahmah Media hanyalah sebatas freelance marketing, terlebih kesibukan dirinya sebagai orangtua dari dua anaknya tidak bisa memberikan waktu yang lebih banyak lagi. Namun dengan sedikit ilmu yang didapatnya saat kuliah perfilman dan saat menjadi artis, maka dirinya dapat sedikit membantu mengemas produk-produk Arrahmah.

"Kami sangat menghargai profesionalitas Arrahmah media yang begitu concern memberitakan secara berimbang perjuangan kaum muslimin di sisi dunia lain yang dikemas dengan gaya dokumenter, yang dengan berani menyuarakan perjuangan kaum muslimin secara lebih transparan," ungkapnya. [mut]

38 Anggota DPRD Papua Barat ke Jepang: Kunjungan Mereka Telan Biaya Rp 3,7 Miliar

VIVANEWS
Masa bhakti tinggal 2 minggu lagi, jadi mereka pergi ke Jepang sudah tidak penting.



VIVAnews - Gubernur Provinsi Papua Barat Abraham O Ataruri menyayangkan sikap sejumlah anggota DPRD Papua Barat yang berangkat ke Jepang dengan alasan untuk mempromosikan sekaligus mencari investor untuk menanamkan modalnya di Papua Barat.

Seharusnya di akhir masa bhakti yang hanya tinggal dua pekan lagi, tidak perlu melakukan kunjungan ke luar negeri.

"Masa bhakti tinggal 2 minggu lagi, jadi mereka pergi ke Jepang sudah tidak penting. Mestinya mereka mempersiapkan masa purna bhakti. Jadi saya sebagai Gubernur tentu sangat menyayangkan kepergian mereka," ujar Gubernur kepada VIVAnews di Jayapura.

Bahkan, Gubernur sudah menghimbau anggota DPRD tersebut melalui telepon untuk membatalkan rencana keberangkatan, tapi perkembangan selanjutnya, apakah mereka jadi berangkat atau tidak, sampai saat ini belum diketahui. "Saya kaget mengetahui dari media, ternyata mereka jadi berangkat," ucapnya.

Meski mendapat sejumlah kritikan, 39 dari 45 anggota DPRD Papua Barat bertolak menuju Jepang Rabu 9 September 2009, mereka menggunakan APBD sebesar Rp 3,7 milliar untuk biaya perjalanan.

Salah seorang anggota DPRD Papua Barat Yosef Yohan Auri yang tidak ikut dalam rombongan perjalan ke Jepang menilai, sikap rekan-rekannya itu terkesan seperti aji mumpung, karena pergi dengan alasan mempromosikan Papua Barat sekaligus mencari investor, di akhir masa bhaktinya.

"Sweeping" Anti Malaysia Memalukan

Republika Online

"Sweeping" Anti Malaysia Memalukan

JAKARTA--Ketua Pedoman Indonesia, Fadjroel Rachman menilai aksi sweeping anti Malaysia yang dilakukan sejumlah orang di Jakarta terhadap warga Malaysia benar-benar merupakan tindakan bodoh dan memalukan di Jakarta, Kamis (10/9).

Polisi seharusnya bertindak bila tindakan kriminal itu berlangsung. "Jangan tolerir tindakan kriminal atas alasan nasionalisme reaktif," katanya.

Fadjroel mengingatkan, bangsa Indonesia tidak terjebak dalam nasionalisme reaktif atau nasionalisme bunuh diri tatkala menghadapi berbagai provokasi yang dilakukan Malaysia. Ditegaskannya bahwa untuk menghadapi Malaysia itu, yang diperlukan adalah nasionalisme akal sehat dan prioritas penanganan masalah tetap diplomasi dan negosiasi.

Karena itu, dia menyatakan, tidak setuju jika kemudian Bangsa Indonesia mengambil langkah-langkah provokatif emosional, apalagi sampai konflik bersenjata dengan slogan yang telah ketinggalan zaman, yakni "Ganyang Malaysia".

Lebih lanjut dikatakannya bahwa pemerintah harus segera membentuk tim khusus diplomasi yang langsung dipimpin Presiden Yudhoyono dengan pelaksana harian Menlu yang dibantu tim hukum, seniman dan budayawan.

Presiden SBY harus proaktif menyelesaikan sengketa dengan Malaysia secara diplomatis dan segera mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia. "Tidak masalah pula jika SBY datang ke Malaysia," ujarnya.

Fadjroel memandanga Malaysia hanya sebagai negara kecil dan monarkis yang tidak terlalu peduli soal HAM, sementara Indonesia adalah negara besar dan demokratis. "Kalau Indonesia dikelola dengan betul, maka saingan kita cuma China, India dan Brazil, bukan Malaysia. Jadi kita jangan terjebak," ujarnya.

Sejumlah orang, beberapa hari lalu, melakukan aksi "sweeping" kepada sejumlah warga Malaysia yang tinggal di Jakarta. ant/rin

Mantan Ketua MK : KPK Harus Diperkuat

VIVANEWS



VIVAnews - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie meminta polisi tidak sembarangan dalam memanggil pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pemeriksaan dugaan penyelewengan kewenangan.

"Saya himbau kepada kepolisian, jangan seenaknya saja karena pemanggilan itu sangat mempengaruhi wibawa KPK," kata Jimly dalam acara CICAK (Cinta Indonesia Cinta KPK) Baca Puisi, Rabu 9 September 2009.

Daripada memanggil pimpinan KPK, kata dia, polisi bisa melakukan hal lain yang jauh penting dilakukan polisi. "Polisi harus lebih wibawa dalam menangani kasus sehingga tidak menimbulkan degradasi. Saya sangat prihatin," tambahnya.

Pemanggilan pimpinan KPK yang seenaknya, kata dia, akan menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat. "Ada apa dengan KPK."

Jimly menegaskan KPK dan Pengadilan Khusus Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi tidak boleh dilemahkan. "Justru harus diperkuat kewenangannya, bukan untuk dihancurkan," kata dia.

Dia pun memberikan himbauan kepada KPK agar lebih dingin dalam mengusut satu perkara dugaan korupsi. Selama ini ini Jimly menilai KPK berjalan 'over antusias.'

Seleksi Anggota BPK : BPK Jangan Tercemar Anggota Bermasalah

VIVANEWS



VIVAnews - Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan jangan tercemari anggota bermasalah. Untuk itu proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon anggota BPK akan memilih calon yang bersih.

"Lembaga itu jangan sampai tercemari kasus hukum," kata dia Anggota Komisi Keuangan EB Sinaga kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa malam, 8 September 2009.

Legislator Partai Demokrat itu berpendapat, ada tiga kriteria yang harus dipenuhi anggota BPK. Pertama, mempunyai integritas tinggi dan tidak diragukan integritasnya. Kedua, mempunyai kapabilitas, kemampuan akademis, pengalaman, dan memiliki visi misi yang jelas. Ketiga, mempunyai hati nurani, akhlak, dan budi pekerti.

Beberapa calon BPK diduga mempunyai permasalahan dengan hukum. Beberapa anggota Komisi Keuangan maju dalam pencalonan kursi anggota BPK, yaitu Muhammad Nurlif, Rizal Djalil, Yunus Yosfiah, Misbah Hidayat, dan Ali Masykur Musa. 

Sementara yang mengundurkan diri dari perebutan kursi BPK adalah Ketua Komisi XI Achmad Hafiz Zawawi, Endin AJ Sefihara, dan Nursanita Nasution.

Nama-nama anggota Komisi XI itu banyak disorot karena keterliatannya dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom. Endin Seofihara telah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus aliran dana BI. Sedangkan Achmad Hafiz zawawi, Ali Masykur Musa, Muhammad Nurlif dan Rizal Djalil beberapa kali dipanggil KPK sebagai saksi atas kasus serupa.

Meski hanya sebagai saksi, namun hal tersebut mempengaruhi stigma di masyarakat. Menurut Sinaga, Partai Demokrat akan mempertimbangkan stigma tersebut. Menurut dia lembaga terhormat harus diisi dengan orang yang kredibilitasnya tidak perlu diragukan.

"Partai Demokrat mempunyai kebijakan calon yang didukung untuk dinilai aspek hukum," katanya.

Menurut anggota Komisi XI Harry Azhar Aziz, dia akan memilih calon BPK yang bersih dari kasus hukum. Menanggapi beberapa anggota yang dipanggil KPK, dia menyatakan selama belum ditetapkan sebagai terdakwa, seseorang harus mendapatkan perlakuan yang sama.

"Tentunya kami memilih calon anggota yang bersih," katanya.

Calon BPK Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan : Mantan Auditor Ditanya Soal Penerimaan DAU

VIVANEWS



VIVAnews - Calon Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), malam ini menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI bidang Keuangan DPR. Diantara para calon ada sejumlah nama yang sempat terkait kasus korupsi, salah satunya Khairiansyah Salman.

Mantan auditor BPK ini tersangkut kasus pada 2005, yakni menerima Dana Abadi Umat (DAU) sebesar Rp 10 juta. Ia meminta kasus itu jangan dilihat sebagai kesalahannya secara personal.

"Jangan dilihat persoalan ini berdiri sendiri, sebab kalau dilihat, posisi saya paling bawah," kata dia menjawab pertanyaan anggota Dewan di gedung DPR/MPR RI, Rabu 9 September 2009.

Seperti diketahui, pada 21 November 2005 Khairiansyah Salmah ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Agung. Dia diduga menerima uang Rp10 juta yang seharusnya digunakan untuk kegiatan sosial, tempat ibadah dan pendidikan.

Menurut dia, sebagai warga negara, dirinya sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukannya sedangkan keputusan berada pada wewenang atasan. Dia juga menjelaskan, saat ini pencabutan dirinya sebagai tersangka dalam kasus tersebut sedang dalam proses. "Pencabutan SP3 sedang dalam proses,"tuturnya.

Seorang Calon Ketua BPK Dicecar Status Tersangka - Khairiansyah Salman

Liputan6
10/09/2009 05:20
Liputan6.com, Jakarta: Uji kelayakan dan kepatutan calon Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dilakukan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI di Jakarta, Rabu (9/9), memasuki hari ketiga. Khairiansyah Salman, salah satu calon, mendapat perhatian khusus dari anggota dewan yang mengujinya.

Mantan auditor BPK itu diragukan DPR karena status tersangkanya terkait kasus korupsi dana abadi umat Departemen Agama pada 2005. Namun, Khairiansyah yang pernah menjebak Mulyana W Kusuma, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1999-2004, menjelaskan statusnya menunggu proses surat penghentian penyidikan perkara (SP3) dari kejaksaan.(BOG)

Abu Jibril: Isu Jihad Halangi Perkembangan Islam

Liputan6
09/09/200  9 17:10
Liputan6.com, Jakarta: Muhammad Iqbal alias Abu Jibril menyesalkan penilaian yang selama ini berkembang bahwa jihad itu identik dengan terorisme. "Ini adalah cara untuk memojokkan orang yang diduga teroris," kata Abu Jibril dalam diskusi yang diselenggarakan Klub Buku SCTV di Gedung SCTV, Jakarta, Rabu (9/9).

Menurut Abu Jibril, isu terorisme yang diembuskan pihak-pihak anti-Islam justru adalah gerakan yang menghalang-halangi perkembangan agama Islam. Islam, kata Abu Jibril, tak pernah menakut-nakuti. Orang anti-Islam lah yang sebenarnya membuat teror. Jihad mereka sebut amalan yang menakutkan.

Abu Jibril menjelaskan, jihad adalah amalan paling tinggi selain salat, puasa, atau zakat. Kemudian, jihad juga merupakan jalan utama bagi tegaknya syariat Islam, serta jalan masuk surga. "Karena itulah para mujahid sangat senang dengan tawaran jihad," kata pria yang pernah tinggal di Afghanistan semasa konflik pada 1980 ini.      

Namun dalam perkembangan selanjutnya, pengertian tersebut dirusak oleh musuh-musuh Allah melalui konspirasi atau rekayasa untuk menjatuhkan citra tentang jihad.

Pada bagian lain Abu Jibril menjelaskan, peran musuh-musuh Islam, terutama Amerika Serikat, yang ingin menghalang-halangi gerakan agama ini bermula dari perang Afghanistan melawan Uni Soviet pada 1980. Ketika itu AS sengaja merekrut kaum mujahid berperang melawan negara tak ber-Tuhan itu. Namun, setelah tanda-tanda kekalahan Uni Soviet terlihat, AS malah berbalik menyudutkan kaum mujahidin. Bahkan mereka juga merencanakan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh yang menyokong perjuangan kaum mujahidin. 

Puncak ketidaksukaan AS terjadi setelah peristiwa 11 September 2001. Saat itu sekitar 3.000 jiwa tumbang dalam serangan terhadap Gedung World Trade Center di New York, AS. Negara adidaya itu malah menuduh Irak dibalik serangan tersebut. Bersama Inggris, Australia, dan Yahudi, AS menyebut adanya poros kegiatan terorisme, yakni Iran, Irak, dan Korea Utara. 

Begitu juga dengan para mujahidin atau alumni Afghanistan di Tanah Air. Sekembalinya dari medan perang mereka malah dimusuhi pemerintah Orde Baru. Mereka terpaksa mengungsi ke Malaysia. Menurut Abu Jibril, kejadian ini tak lepas dari peran pengamat terorisme Sidney Jones. Perempuan ini ditengarai banyak memiliki data soal mujahidin. "Dia diduga banyak membeberkan nama-nama alumni Afghanistan," ujar Abu yang mengaku pernah bertemu dengan gembong teroris Noordin M. Top di Malaysia.(IAN/AND)

Muhammad Jibril Hanya Punya Satu Nama

Liputan6



Liputan6.com, Jakarta: Muhammad Iqbal alias Abu Jibril, ayah dari tersangka terorisme Muhammad Jibril Abdurrahman membantah anaknya mempunyai banyak nama. Santer diberitakan selama ini, Muhammad Jibril yang diduga terlibat sebagai perantara aliran dana dari luar negeri ke Indonesia yang dipakai untuk biaya pengeboman di Mega Kuningan, Juli lalu juga diketahui bernama Muhammad Ricky Ardhan. "Namanya hanya satu. Nama selain itu tidak tahu," ujar Abu Jibril dalam diskusi yang diselenggarakan Klub Buku SCTV di Gedung SCTV, Jakarta, Rabu (9/9).

Abu Jibril mengaku terkejut anaknya mempunyai nama lain selain Muhammad Jibril. "Saya kaget, mengapa dia ganti nama tapi ayahnya tidak tahu," katanya.

Soal nama lain di paspor Muhammad Jibril yang digunakan ke Arab Saudi, Abu Jibril mengatakan kala itu paspor anaknya hilang. Dengan kendala itu, Muhammad Jibril tidak dapat menyertai dirinya menunaikan ibadah umroh. "Tahu-tahu dia menyusul dan kita bertemu," ujar Abu Jibril.

Nama Muhammad Jibril meroket setelah ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror. Pemilik situs arrahman.com itu kini berstatus sebagai tersangka terorisme.(AND)

Pengungsi Gempa Jabar Capai 200 Ribu Orang

Republika Online

BANDUNG--Jumlah warga yang mengungsi akibat gempa bumi di Jawa Barat hingga Selasa tercatat mencapai 210 ribu orang lebih.

"Senin kemarin masih 186.076 orang dan hari ini bertambah signifikan menjadi 210.292 orang, kita tetap antisipasi dan layani," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Denny Juanda, di Bandung Selasa.

Kian membludaknya pengungsi, kata Denny, karena masyarakat masih khawatir terhadap kemungkinan gempa susulan sehingga mereka memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian.

"Di beberapa lokasi pengungsian mereka tinggal di tenda pengungsian karena kuatir tak mendapat bantuan, padahal rumah mereka masih layak huni," katanya.

Sebagian korban gempa tinggal di pengungsian dengan alasan lebih mudah mendapatkan bantuan dibanding bila mereka tinggal di rumah.

Pemerintah, Satkorlak PBA, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara periodik tiap enam jam terus mendata pengungsi untuk pemuktahiran data.

Data sementara korban jiwa akibat gempa di Jawa Barat hingga Selasa pukul 15.30 WIB menyebutkan, 70 orang tewas dan 21 lainnya masih hilang.

Korban luka-luka 1.254 orang, sedikitnya 63.717 rumah rusak berat, 131.216 rumah rusak ringan, 2.010 masjid rusak, 1.089 sekolah, 232 perkantoran juga rusak.

Prioritas

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan menyebutkan pihaknya akan melakukan verifikasi secepatnya dan mengupayakan pembangunan fasilitas umum secepatnya.

"Verifikasi sekolah, mesjid dan pondok pesantren akan dipercepat sehingga bisa secepatnya difungsikan lagi. Diharapkan proses rehabilitasinya bisa tuntas pada akhir 2009 ini. Rehabilitasi fasilitas umum jadi prioritas," kata Heryawan.

Heryawan menyebutkan, proses tanggap darurat gempa bumi di Jabar akan berlangsung selama 14 hari dan rencananya tuntas pada 16 September 2009 mendatang.

Selanjutnya, akan dilakukan proses recovery dilanjutkan rekonstruksi dan rehabilitasi terhadap fasilitas dan pemukiman yang rusak akibat gempa.

Untuk penanganan tanggap darurat di Jawa Barat, pemerintah pusat melalui Presiden RI telah menyalurkan bantuan senilai Rp5 miliar yang didistribusikan ke 14 kabupaten/ kota.

Sedangkan untuk proses rekonstruksi dan rehabilitasi, Pemerintah akan mengucurkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun dari APBN yang akan dikelola oleh pemerintah daerah.

"Proses tanggap darurat dan rekonstruksi nantinya sebagian besar atau 80 persen akan ditanggung APBN, sisanya dari anggaran provinsi dan kabupaten/ kota," kata Heryawan. ant/ahi

Pangan Darurat Pengungsi dari BPPT

Kompas.Com


(lllustrasi)

Selasa, 8 September 2009 | 08:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan makanan yang paling lazim bagi pengungsi akibat bencana, seperti beras dan mi instan, tidak mengandung nutrisi memadai dan pengolahannya butuh air bersih relatif banyak. Menghadapi kendala itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi meneliti pangan darurat pengungsi yang lebih ideal.

”Baru-baru ini formula pangan darurat dengan bahan baku lokal sudah dipastikan. Tetapi, formula itu belum diajukan untuk izin paten,” kata Esti Wijayanti selaku Kepala Bidang Teknologi Pangan Fungsional Pusat Teknologi Bioindustri pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Senin (7/9) di Jakarta.

Karena belum diajukan izin patennya, menurut Esti, formula pangan darurat yang diberi nama ImunoYoi itu belum bisa disampaikan kepada publik. Prinsipnya, pangan darurat itu merupakan sumber karbohidrat dan protein yang mengandung zat aktif untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Setiap 100 gram ImunoYoi mengandung 500 kilokalori, memenuhi sekitar 25 persen kebutuhan konsumsi harian pengungsi. Cara mengonsumsinya tidak perlu dimasak lagi sehingga meminimalkan air bersih untuk pengolahannya.

Berbeda dari produk pangan pokok yang didistribusikan pemerintah selama ini, yaitu beras atau mi instan, pengolahan makanan tersebut membutuhkan air bersih. Padahal, dalam kondisi darurat seperti pascagempa, air bersih sulit didapat.

”Pangan darurat dari BPPT itu sangat menarik, tetapi belum pernah dipresentasikan untuk penanggulangan bencana,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi/Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Priyadi Kardono.

Produksi massal

Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar mengatakan, pangan darurat untuk pengungsi bencana alam makin dibutuhkan untuk masa-masa mendatang. Kini diupayakan produksi massal pangan darurat hasil penelitian dan pengembangan BPPT itu. ”BPPT tidak diperbolehkan memproduksi massal pangan darurat ini,” katanya.

Menurut Marzan, untuk memproduksi pangan darurat secara massal, dibutuhkan keterlibatan pihak swasta atau badan pemerintah terkait. BPPT hanya bisa sampai pada tahap inkubasi atau persiapan hitungan skala produksi massal.

Esti mengatakan, sudah ada produsen makanan yang bersedia memproduksi pangan darurat itu. Sebuah institusi pemerintah juga sudah menyanggupi uji coba memproduksi 2.000 potong.

Menurut Marzan, pangan darurat bencana yang dihasilkan BPPT tersebut juga memiliki peluang pemanfaatannya bagi ransum darurat militer. (NAW)

Tingkat Spiritual Ayah Bentuk Pribadi Anak

Republika Online

Tingkat Spiritual Ayah Bentuk Pribadi Anak

JAKARTA--Ingatkah anda kisah kerelaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putra pertamanya, Ismail, atas perintah Allah s.w.t? Ketika Ibrahim berkata kepada putranya ia memiliki ilham bahwa Allah ingin ia menyembelih Ismail, sang putra patuh tanpa keengganan sedikit pun. Hal yang paling luar biasa dari kisah itu adalah, bagaimana Ismail begitu percaya sepenuhnya pada kebenaran ilham sang ayah.

Beberapa anak lelaki saat ini yang akan bereaksi serupa Ismail ketika orang tua berkata pada mereka, "Tuhan menginginkan aku mengorbankan dirimu?. Mungkin sebagian akan menjawab, "Apa Bapak sudah gila? Mereka mungkin bisa menerima gagasan berkorban untuk Allah, namun sulit meyakini ada hubungan kuat antara ayah dengan Allah, seperti yang dialami Ismail.

Inilah letak peran penting seorang ayah dalam keluarga. Kepercayaan mendalam hanya dapat dihasilkan dari hubungan sangat dekat.

Pun, Sang ayah, Nabi Ibrahim sama sekali tidak was-was dan bingung terhadap rencana masa depan putranya. Ismail pun tak memiliki tujuan besar lain selain mematuhi sang ayah, dan bersedia melakukan apa pun perintah Allah. Tentu saja mereka berdua nabi dan dari segi keutamaan dan kedudukan jauh dari manusia biasa.

Namun ada hal-hal besar yang dapat dipelajari oleh keluarga Muslim saat ini. Pemaparan dari ahli psikologi keluarga, Marria Husain, dari situs keluarga Zawaj berikut layak untuk dijadikan acuan.

Menghormati Kepercayaan Keluarga

Orang tua harus terus menjaga nilai kelayakan dan kepercayaan dalam keluarga dengan selalu mengarahkan tujuan rumah tangga untuk beribadah kepada Allah. Faktor pemimpin keluarga sangat besar di sini, yakni ayah. Kini berapa keluarga yang benar-benar membesarkan anak sebagai semata-mata ibadah dan ikhlas kepada Allah.

Sebaliknya berapa banyak keluarga Musim yang mengguyur anak-anak mereka dengan kencang dalam hal keuangan dan material, atau mendorong mereka untuk meraih sebanyak mungkin gaji, jabatan, kedudukan, ketenaran dan materi lain.

Banyak orang tua yang cenderung mengambil alih mimpi anak. Tentu orang tua ingin melihat anak mereka berhasil, sekolah di tempat baik, mendapat jodoh yang baik, tapi itu bukan segalanya dan belum tentu yang diinginkan orang tua juga diinginkan anak.

Anak-anak saat ini dikorbankan untuk jadwal yang padat, bahkan saat mereka di usia kanak-kanak. Orang tua pun tak bisa melepaskan diri dari harapan tinggi pada anak-anak sekaligus melupakan bahwa anak-anak pun berhak menuntut dari orang tua, yakni waktu, kebersamaan, dan kasih sayang. Dalam tradisi para nabi, bila pria menghabiskan waktu bersama keluarga akan dinilai sebagai ibadah.

Keluarga Butuh Cinta Ayah


Cukup memprihatinkan saat ini, banyak keluarga Muslim dikorbankan karena selip pemahaman sang ayah. Pemahaman itu membuat lelaki berkeluarga meninggalkan keluarga demi aktif di komunitas luar.

Saat ini, menurut Maria Hussein, para lelaki kadang berpikir berlebihan dengan menganggap keluarga akan menghalangi kecintaan terhadap Allah, sehingga mereka berjarak dengan istri dan anak-anak. Yang terjadi, para lelaki tipe ini memang kerap terlibat dalam pelayanan komunitas, berlama-lama dalam masjd, menolong orang lain, sementara di rumah hanya berbincang sekedarnya, melakukan aktifitas seperlunya karena energi telah terkuras di luar sebelum akhirnya tidur kecapaian.

Namun, itu masih lebih baik. Maria menuliskan ada lagi tipe yang lebih parah, yakni tipe yang berjarak dari keluarga karena mengejar material. Persamaan kedua tipe ayah itu, sama-sama tidak memandang keluarga sebagai alat untuk beribadah dan mendapat keikhlasan Allah. Kedua tipe ayah di atas menurut Maria, dapat memberi dampak buruk bagi anggota keluarga lain.

Sang istri mungkin, yang awalnya sukarela  mendampingi suami dalam pernikahan dan membebaskan suami melakukan 'hal lebih penting' untuk Allah, akan mengubah pandangan. Istri bisa jadi merasa diabaikan dan ditolak. Itu pun sangat mungkin terjadi pada anak. Apalagi bila anak mulai merasakan tanda-tanda bila ibu jengkel terhadap ayah.

Dampak kemudian akan lebih buruk. Bila beberapa bulan atau tahun, anak-anak terbiasa tinggal tanpa ayah itu sangat beresiko. Akan muncul perasaan tidak lagi butuh sosok ayah dan akhirnya hilang perasaan kedekatan. Artinya si ayah sebenarnya telah 'kehilangan' anak mereka. Dalam kehidupan saat ini, tidak cukup bagi seorang ayah hanya datang dan membawa uang lalu merasa pekerjaan sudah beres.

Baik anak lelaki dan perempuan membutuhkan waktu bersama ayah. Anak lelaki yang terabaikan oleh ayah secara psikologi cenderung mengembangkan perilaku kasar, melanggar norma dan hukum dan selip secara seksual saat remaja.

Sementara anak perempuan yang tak mendapat cukup penghargaan, perhatian dan cinta kasih ayah akan lebih rentan dari serangan predator seksual. Hal itu karena, menurut Maria, dibawah sadar, mereka mencari kasih sayang atau peran pengganti ayah. Kebutuhan didorong perasaan putus asa untuk cinta kasih dan pengakuan kerap membuat remaja melakukan perilaku terlarang dan merusak.

Sementara anak-anak berbahagia yang mendapat kesempatan bersama sang ayah untuk bersenang-senang, beraktivitas bersama cenderung sedikit memiliki masalah sosial. Mereka bahkan akan mengembangkan pribadi lebih sehat, stabil dan memenuhi kewajiban pernikahan dengan baik pada tahun-tahun kemudian.  itz

Hiburan tak Mendidik Dominasi Tayangan Ramadhan

Republika Online

JAKARTA--Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Departemen Komunikasi Informasi (Depkominfo) melakukan pemantauan tayangan program Ramadhan di seluruh stasiun televisi. Dari hasil pemantauan merka menilai unsur hiburan yang tidak mendidik masih mendominasi tayangan program Ramadhan.

''Minggu pertama bulan Ramadhan ini, masih banyak acara TV belum memberikan nuansa agamis," kata Fetty Fajriaty, wakil ketua KPI Pusat dalam siaran persnya, Jumat (4/9). Menurut Fetty, program hiburan yang tidak mendidik dan tidak memberikan info tentang agama masih dominan.

''KPI, MUI, dan Depkominfo mengharapkan agar pengelola televisi memeberikan slot yang lebih besar untuk acara agama dan meningkatkan kualitasnya. Fetty juga mengungkapkan pada rapat hasil pemantauan terhadap tayangan acara televisi selama bulan Ramadhan di kantor pusat MUI, Kamis (3/9) juga menemukan 425 adegan tak layak, seperti kekerasan, mistik, dan cabul pada minggu pertama bulan Ramadhan 2009.

'''Program masih mengedepankan hiburan lelucon yang disajikan dengan kata-kata kasar, makian, memperolok-olok, merendahkan, dan melecehkan,'' ungkap Fetty yang menambahkan hasil rapat juga memberi penghargaan kepada TVRI, TV One, dan Metro TV yang telah menayangkan program Ramadhan yang lebih banyak bermuatan positif dan edukatif.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada program sinekuis Para Pencari Tuhan (SCTV), sinetron Anak Membawa Berkah dan Amira (Indosiar), serta Kiamat Sudah Dekat ( O'Channel). ''Program-program ini sudah cukup baik memberikan pesan moral pada saat Ramadhan,'' ujar perwakilan MUI, M Said Budairy. ruz/rif

Walikota London Ajak Non-Muslim Berpuasa

Republika Online

Walikota London Ajak Non-Muslim Berpuasa

LONDON--Walikota London, Boris Johnson, secara mengejutkan, mendorong warganya yang tidak menganut Islam untuk menjalankan puasa. Menurut sang walikota, dengan ikut berpuasa, warga non-Muslim dapat memahami tetangga Muslim mereka lebih baik.

Saat berbicara dalam kunjungan ke Masjid London Timur dan Pusat Muslim London, ia mengatakan Muslim di ibu kota menghadapi tantangan stereotip tradisional, dalam upaya membaur dengan golongan masyarakat lebih besar.

"Apakah itu di dalam teater, komedi, olah raga, musik atau politik, Muslim mengalami tantangan seputar setereotip tradisional, menampilkan diri apa adanya dan keinginan menjadi bagian dari komunitas lebih luas," ujar Boris seperti yang dikutip oleh Telegraph, akhir pekan lalu (4/9).

"Itulah mengapa saya anjurkan orang-orang, terutama saat Ramadan, untuk mencari tahu lebih banyak tentang Islam. Tingkatkan pemahaman dan belajarlah, bahkan jika perlu berpuasa sehari bersama tetangga Muslim anda dan berbuka di masjid setempat," seru Boris. "Saya akan terkejut bila anda tidak berbagi hal-hal serupa dengan mereka dibanding yang anda pikirkan selama ini,"

Boris menekankan Muslim berada di jantung setiap aspek kemasyarakatan. "Kontribusi mereka telah dirasakan semua warga London. petugas kepolisian Muslim, dokter, ilmuwan dan guru-guru Muslim sangat berperan penting dalam jaringan masyarakat London,"

Tak ketinggalan ia menyoal pula sistem keuangan Islami yang dia anggap berjasa besar. "Keuangan Islami berkontribusi pada ekonomi dengan mengubah cara warga London berinvestasi, meminjam, menyimpan da membelanjakan uang," papar Boris

"Ada banyak pelajaran berharga yakni orang-orang dari semua latar belakang dapat belajar dari Islam seperti pentingnya semangat kebersamaan dalam komunitas, ikatan kekeluargaan, kasih sayang dan membantu mereka yang kurang beruntung," kata Boris menambahkan. "Semua itu terletak pada ajaran Ramadhan,".  itz

---------------
Notes:
Reaksi masyarakat seperti apa ya?
.

Archives